Reksa Dana saham Equity funds

56 investasi dan melakukan tindakan–tindakan yang dibutuhkan untuk kepentingan investor. Untuk dapat melakukan kegiatan usahanya, perusahaan Manajer Investasi harus memperoleh ijin dari Bapepam untuk melakukan kegiatan sebagai Manajer Investasi. Banyak persyaratan yang harus dipenuhi, sebelum Bapepam mengeluarkan izin kepada perusahaan untuk melakukan kegiatan sebagai Manajer Investasi. Salah satu diantaranya adalah adanya paling sedikit seorang direksi dan seorang staf perusahaan yang telah memperoleh ijin perorangan Wakil Manajer Investasi yang juga dikeluarkan oleh Bapepam baru dapat diperoleh jika seseorang telah mengikuti dan lulus Ujian Wakil Manajer Investasi yang diadakan oleh Asosiasi Standar profesi Pasar Modal, kemudian lulus dari wawancara yang dilakukan oleh Bapepam.

2. Bank Kustodian

Bank Kustodian adalah bagian dari kegiatan usaha suatu bank dalam bidang penyimpanan surat berharga dan administrasinya. Bank Kustodian bertindak sebagai penyimpan kekayaan safe keeper serta administrator Reksa Dana. Dana yang terkumpul dari sekian banyak investor Melalui Reksa Dana bukan merupakan bagian dari kekayaan Manajer Investasi dan Bank Kustodian,sehingga tidak termasuk dalam neraca keuangan, baik Manajer investasi maupun Bank Kustodian. Dana dan kekayaan surat–surat berharga yang dimiliki Reksa Dana adalah milik para investor dan disimpan atas nama Reksa Dana di Bank Kustodian. Sama halnya seperti Manajer 57 Investasi, bank yang akan melakukan kegiatan ini harus memperoleh ijin dari Bapepam.

H. Gambaran Produk Reksa Dana Syariah Berimbang dan Reksa Dana

Anggrek. 1. Manajer Investasi dan Bank Kustodian Reksa Dana Syariah Berimbang dan Reksa Dana Anggrek adalah produk Reksa Dana yang ada di bawah satu pengelolaan yang sama, dengan Manajer Investasi PT Danareksa Investment Management dan Bank Kustodian ABN – AMRO Bank NV.

a. PT Danareksa Investment Management sebagai Manajer

Investasi. PT. Danareksa Investment Management dahulu PT. Danareksa Fund Management, didirikan dengan Akta nomor 26 tanggal 1 Juli 1992 dibuat dihadapan Imas Fatimah, SH, Notaris di Jakarta dan telah disyahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan nomor: C2-7283.HT.01.TH.92 tanggal 3 September 1992 dan diumumkan dalam tambahan Berita Negara Republik Indonesia nomor 86 tanggal 27 oktober 1992, Tambahan nomor 5391, akta mana telah mengalami beberapa perubahan dan terakhir berdasarkan Akta nomor 25 tanggal 26 Mei 1998 yang dibuat dihadapan Imas Fatimah, SH, Notaris di Jakarta dan telah mendapatkan pengesahan Menteri Kehakiman melalui Surat