Anali sis risiko dengan standar deviasi dan Beta

setiap investor untuk mendapatkan hasil yang sebesar-besarnya dengan risiko yang sekecil-kecilnya.

C. Analisis risk adjust performance

Pengukuran atau penilaian kinerja yang hanya berdasarkan tingkat pengembaliannya return saja tanpa melihat risiko yang terdapat di dalamya, dirasakan kurang objektif. Dalam metode risk adjust performance pengukuran kinerja didasarkan pada risiko yang dipikulnya. Adapun yang menjadi parameter pengukuran kinerjanya berdasarkan: 1. Metode Indeks Sharpe menggunakan risiko total standar deviasi 2. Metode Indeks Treynor menggunakan risiko sistematis Beta 3. Metode Indeks Jensen menggunakan selisih return Dari table 4.11 di atas dapat terlihat bahwa kinerja Reksa Dana Syariah Berimbang dengan menggunakan ketiga metode di atas yaitu metode indeks Sharpe, Treynor dan Jensen berada dalam posisi outperform dibandingkan Reksa Dana Anggrek. Adapun nilai minus yang dihasilkan oleh kedua Reksa Dana tersebut timbul karena nilai rata-rata return dari kedua Reksa Dana tersebut mempunyai nilai yang lebih kecil dibandingkan nilai risk freenya. Sedangkan pemeringkatan kinerja secara keseluruhan, untuk indeks Sharpe dan Treynor hasilnya sama dengan hasil return total dan expected return. Urutan pemeringkatan dari yang terbesar yaitu JII, IHSG, Reksa Dana Syariah Berimbang dan Reksa Dana Anggrek. Hal tersebut terjadi Karena expected 93 return dan risiko ‘baik risiko systematis maupun risiko total’ mempunyai proforsi yang sebanding.

2. Analisis Perbandingan menggunakan

Single benchmark index Pengolahan data untuk perhitungan kinerja single benchmark index menggunakan indeks pasar yang sama, dalam hal ini yaitu IHSG yang dijadikan tolak ukur dalam perhitungan sebagai pasar yang berlaku umum digunakan di Indonesia dan digunakan pula oleh kedua produk Reksa Dana yang diteliti. Hasil perhitungan kinerja dengan menggunakn single benchmark index dapat dirangkum dalam table 4.12 berikut ini: Table 4.12 Kinerja Reksa Dana dengan Single Benchmark Index Reksa Dana Syariah Berimbang Reksa Dana Anggrek IHSG Total Return Return rata-rata Beta Standard deviation Sharpe Treynor Jensen R-Squere 0,286325 0,007953 0,375636 0,031761 -0,001399 -0,000118 -0,003362 0,743306 0,041569 0,001155 0,482384 0,068050 -0,152366 -0,021494 -0,012929 0,267027 0,605889 0,016830 1,000000 0,072897 0,072802 0,005307 Sumber: diolah, tabel 4.1 sampai dengan tabel 4.10 Dari hasil perhitungan kinerja dengan single benchmark index pada table 4.12 di atas, dapat terlihat bahwa tidak terdapat banyak perubahan angka yang menonjol dibandingkan pengukuran dengan menggunakan multiple benchmark 94 index. Hasil yang sama pada perhitungan Reksa Dana Anggrek terjadi karena pasar yang digunakan sebagai benchmarknya samatidak berubah, IHSG yang dijadikan benchmarknya adalah benchmark yang berlaku pula untuk pasar umum di Indonesia. Perubahan nilai yang terlihat adalah pada beta dan risk adjust performance metode indeks Treyner dan indeks Jensen dan R 2 pada Reksa Dana Syariah Berimbang. Perubahan nilai beta Reksa Dana Syariah Berimbang yang bertambah sedikit dari nilai semula sebesar 0,303798 menjadi 0,375636 naik sekitar 7. Hal ini disebabkan perubahan pasar dari JII ke pasar yang lebih luas yaitu IHSG, mengakibatkan bertambah besar pula risiko pasar yang ditanggung Reksa Dana untuk dapat bersaing dalam pasar yang berlaku umum dan induk dari semua indeks turunan yang ada di Indonesia. Perubahan indeks Treynor yang mengecil menjadi –0,000118 dari hasil semula sebesar –0,000146 hal ini disebabkan perubahan nilai pembagi dalam indeks Treynor yaitu beta yang membesar. Perubahan nilai yang lebih baik ini, menunjukan makin besarnya risiko investasi yang diterima memberikan peluang untuk perbaikan atau peningkatan return yang diharapkanditerima. Peningkatan nilai, terjadi pula pada indeks Jensen yang pada multiple benchmark index sebesar –0,004889 mengalami peningkatan menjadi –0,003362 pada single benchmark index. Perubahan pasar acuan dari JII menjadi IHSG menyebabkan perubahan nilai return rata-rata pasar dan beta, hasil return acuan yang mengecil pada posisi return rata-rata investasi lebih kecil dari return acuannya dapat 95