Analisa Bivariat 1. Korelasi Jarak Sumber Pencemar, Suhu Air Sumur, Umur Sumur,

4.3.5. Distribusi Porositas Tanah

Hasil analisis pada tabel 4.3. menunjukkan bahwa uji Shapiro-Wilk untuk variabel porositas tanah menghasilkan nilai p sebesar 0,114 0,05 yang menunjukkan bahwa distribusi data normal, sehingga yang dijadikan nilai tengah adalah mean. Rata-rata mean porositas tanah di lokasi penelitian adalah 54,849, dengan simpangan baku 8,5291. Nilai porositas tanah terendah adalah 39,161 dan nilai porositas tertinggi adalah 74,173. Distribusi variabel porositas tanah setelah dikategorikan berdasarkan nilai meannya 54,849 dapat dilihat pada tabel 4.9. dari tabel terlihat bahwa terdapat 19 sumur 63,3 yang porositas tanahnya berada dibawah 54,849 dan 11 sumur 36,7 yang porositasnya lebih besar dari 54,849. Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Porositas Tanah di Desa Tamiang Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal 2013 No. Porositas Tanah Jumlah Persentase 1. 54,849 19 2. 54,849 11 Total 30 100,0 4.4. Analisa Bivariat 4.4.1. Korelasi Jarak Sumber Pencemar, Suhu Air Sumur, Umur Sumur, Kedalaman Sumur dan Porositas Tanah terhadap Kadar Merkuri Hg pada Air Sumur Hasil analisis korelasi dengan menggunakan uji Spearman antara jarak sumber pencemar, suhu air sumur, dan umur sumur terhadap kadar merkuri pada air sumur dapat dilihat pada tabel 4.10. Berdasarkan klasifikasi nilai korelasi menurut Universitas Sumatera Utara Dahlan 2011 pada tabel 4.10 dapat disimpulkan bahwa variabel jarak sumber pencemar memiliki korelasi sangat kuat dengan kadar merkuri pada air sumur. Dengan nilai korelasi -0,845 yang berarti semakin dekat jarak sumber pencemar terhadap sumur maka semakin tinggi kadar merkuri pada air sumur. Sedangkan untuk suhu air sumur dan umur sumur tidak memiliki korelasi. Tabel 4.10. Hasil Uji Bivariat Dengan Korelasi Spearman Variabel Independen Variabel Dependen r Nilai p Keterangan Jarak sumber pencemar Kadar Merkuri pada air sumur -0,845 0,000 Berkorelasi sangat kuat Suhu air sumur 0,058 0,760 Tidak berkorelasi Umur sumur -0,250 0,183 Tidak berkorelasi Hasil analisis korelasi antara kedalaman sumur dan porositas tanah terhadap kadar merkuri pada air sumur dapat dilihat pada tabel 4.11. Berdasarkan klasifikasi nilai korelasi menurut Dahlan 2011 pada tabel 4.11 dapat disimpulkan bahwa variabel porositas tanah memiliki korelasi sangat kuat terhadap kadar merkuri pada air sumur dengan nilai korelasi 0,987 yang berarti semakin besar porositas tanah maka semakin tinggi kadar merkuri pada air sumur. Sedangkan variabel kedalaman sumur tidak memiliki korelasi terhadap kadar merkuri pada air sumur. Tabel 4.11. Hasil Uji Analisis Bivariat Dengan Korelasi Pearson Variabel Independen Variabel Dependen r Nilai p Keterangan Kedalaman Sumur Kadar merkuri pada air sumur 0,101 0,594 Tidak berkorelasi Porositas Tanah 0,987 0,000 Berkorelasi sangat kuat Universitas Sumatera Utara Pada variabel konstruksifisik sumur yang merupakan data kategorik dan data tidak berdistribusi normal maka tidak bisa menggunakan uji parametrik sehingga menggunakan uji nonparametrik yaitu uji Mann-Whitney. Hasil uji dapat dilihat pada tabel 4.12. Tabel 4.12. Hasil Uji Analisis Bivariat Dengan Mann-Whitney Variabel Independen Kadar Merkuri Mean ± SD, mgl P Dinding sumur Ada Tidak ada 0,00123 ± 0,00052 0,0009 ± 0,00013 0,739 Dinding parapet Ada Tidak ada 0,00119 ± 0,00052 0,00127 ± 0,00054 0,428 Lantai sumur Ada Tidak ada 0,00119 ± 0,0005 0,00123 ± 0,0005 0,439 Lantai dari semen Ada Tidak ada 0,00119 ± 0,0005 0,00123 ± 0,0005 0,439 Lebar lantai Ada Tidak ada 0,00119 ± 0,0005 0,00123 ± 0,0005 0,439 Kemiringan lantai Ada Tidak ada 0,00117 ± 0,0004 0,00124 ± 0,0005 0,451 Drainase Ada Tidak ada 0,00116 ± 0,0004 0,0013 ± 0,0005 0,239 Tutup sumur Ada Tidak ada 0,0012 ± 0,0005 0,0010 ± 0,0005 0,244 Hasil uji korelasi konstruksi fisik sumur terhadap kadar merkuri pada air sumur dapat dilihat pada tabel 4.12. Berdasarkan tabel 4.12 di atas dapat dilihat tidak ada perbedaan bermakna antara konstruksi sumur yang ada dengan yang tidak ada terhadap kadar merkuri pada air sumur dengan nilai p 0,05. Pada tabel 4.2 dapat Universitas Sumatera Utara dilihat bahwa konstruksifisik sumur yang sudah sesuai dengan peraturan Depkes RI diatas 50, yang artinya rata-rata sumur penduduk sudah sesuai dengan peraturan Depkes RI.

4.5. Analisa Multivariat

Dokumen yang terkait

Analisis Peran Bpr Syariah Bagi Pengembangan Ukm Di Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal

5 83 92

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Padi Sawah Studi Kasus Desa Huta Tonga AB Kecamatan Tambangan Kabupaten Mandailing Natal

18 143 81

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kadar Merkuri 9Hg) pada Air Sumur Penduduk di Desa Tamiang Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal

0 71 111

Pengaruh Karakteristik dan Alat Pelindung Diri (APD) yang Digunakan para Pekerja Penambang Emas terhadap Kejadian Dermatitis Kontak di Desa Tamiang Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal

3 92 80

Analisis Kandungan Merkuri Pada Air Sungai Dan Ikan Akibat Tambang Emas Tradisional Serta Tata Cara Penggunaan Merkuri oleh Penambang Emas Di Desa Hutapungkut Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal

9 137 82

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Penyuluh pertanian di Kabupaten Mandailing Natal

12 173 90

Gambaran Penyediaan Pangan dan Status Gizi Balita pada Keluarga petani di Desa Hutapungkut Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011.

6 60 72

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kadar Merkuri 9Hg) pada Air Sumur Penduduk di Desa Tamiang Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal

0 2 7

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Padi Sawah Studi Kasus Desa Huta Tonga AB Kecamatan Tambangan Kabupaten Mandailing Natal

0 0 19

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Penyuluh pertanian di Kabupaten Mandailing Natal

0 0 17