Hubungan Umur Sumur terhadap Kadar Merkuri Hg pada Air Sumur Hubungan Kedalaman Sumur terhadap Kadar Merkuri Hg pada Air

Pada suhu yang lebih tinggi, molekul bergerak lebih cepat sehingga energi kinetiknya bertambah. Peningkatan energi kinetik menyebabkan kompleks teraktivasi lebih cepat terbentuk karena energi aktivasi lebih cepat terlampaui.Dengan demikian, reaksi berlangsung lebih cepat. Semakin Tinggi Suhu, maka laju reaksinya akan semakin cepat. Pada umumnya, laju reaksi menjadi 2 kali lebih besar jika temparatur dinaikkan 10C. Suhu juga turut berperan dalam mempengaruhi laju reaksi. Apabila suhu pada suatu reaksi yang berlangusng dinaikkan, maka menyebabkan partikel semakin aktif bergerak Wikipedia, 2013.

5.4 Hubungan Umur Sumur terhadap Kadar Merkuri Hg pada Air Sumur

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan rata-rata mean umur sumur dilokasi penelitian adalah 13 tahun dengan umur sumur terendah adalah 5 tahun dan umur sumur tertinggi adalah 70 tahun. Berdasarkan uji statistik didapatkan nilai p= 0,183 yang berarti tidak terdapat korelasi antara umur sumur dengan kadar merkuri Hg pada air sumur. Effendi 2003, yang mengutip pendapat Miller, air tawar yang tersedia selalu mengalami siklus hidrologi: pergantian total replacement air sungai berlangsung sekitar 18-20 tahun, sedangkan pergantian uap air yang terdapat di atmosfer berlangsung sekitar 12 hari dan pergantian air tanah dalam deep groundwater berlangsung hingga ratusan tahun. Universitas Sumatera Utara Karakteristik utama yang membedakan air tanah dan air permukaan adalah pergerakan yang sangat lambat dan waktu tinggal recidence time yang sangat lama, dapat mencapai puluhan bahkan ratusan tahun. Karena pergerakan yang sangat lambat dan waktu tinggal yang lama tersebut air tanah akan sulit untuk pulih kembali jika mengalami pencemaran Effendi, 2003. Karakteristik air tanah menurut Asmadi 2011, kualitas air tergantung pada lapisan tanah yang dilaluinya serta dipengaruhi oleh porositas tanah, serta permeabilitas dari lapisan tanah. Pendapat Asmadi sesuai dengan hasil penelitian dimana terdapat sumur yang yang sudah berusia 70 tahun dan merupakan sumur paling tua dalam penelitian, dengan kadar merkuri 0,00073. Kadar merkuri pada air sumur masih berada dibawah baku mutu, karena kadar merkuri pada air sumur juga dipengaruhi oleh jarak sumber pencemar dan porositas tanah. Sumur tersebut berada pada jarak 20 m dari sumber pencemar dengan nilai porositas 61,54 .

5.5 Hubungan Kedalaman Sumur terhadap Kadar Merkuri Hg pada Air

Sumur Kedalaman sumur memiliki nilai rata-rata 8,9 m dengan nilai p 0,594. Berdasarkan analisa uji statitik tidak terdapat hubungan antara kedalaman sumur terhadap kadar merkuri pada air sumur. Menurut Connel 1995, tanah dan sedimen berperan utama dalam pengangkutan dan penghilangan pencemar lingkungan dengan: Pergerakan pencemar melalui tanah meliputi 2 mekanisme dasar yaitu difusi spesies zat kimia, terutama pada fase gas dan cair, dan pengangkutan massa. Mekanisme terakhir melibatkan air Universitas Sumatera Utara sebagai pembawa, dan pergerakan itu disebabkan oleh adanya gaya luar, seperti gaya tarik bumi. Pergerakan yang nyata menyebabkan pencucian dapat mengurangi kepekatan pencemar dalam tanah dan sedimen dan dapat menyebabkan masalah perancuan air tanah, sebagai contoh pencucian ion-ion dan senyawa organik dari tempat pembuangan tanah. Koefisien penyerapan suatu zat kimia menunjukkan kemampuan penyerapan. Pengukuran dan penafsiran laju penguapan suatu pencemar dari permukaan tanah dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti penguapan zat kimia dari air pada permukaan, penguapan air itu sendiri, keadaan atmosfer yang tetap, interaksi zat kimia-tanah, dan derajat kepekatan dalam lapisan tanah. Jenis-jenis tanah tertentu mempunyai lapisan-lapisan yang berbeda bila tanah itu semakin kedalam. Lapisan-lapisan ini disebut horizon. Lapisan atas, umumnya terdiri dari ketebalan sampai beberapa inci dan dikenal sebagai horizon A atau tanah atas “ top soil”. Lapisan ini merupakan lapisan dimana aktivitas biologi berjalan secara maksimum dan mengandung paling banyak bahan organik tanah. Ion-ion logam dan partikel-partikel tanah liat dalam horizon A paling mudah mengalami pencucian “leaching”. Lapisan berikutnya adalah horizon B atau “sub soil”. Lapisan ini menerima material-material seperti bahan organik, garam-garam, dan pertikel-pertikel Clay yang merembes dari lapisan tanah atas. Horizon C tersusun dari pelapukan batuan induk dimana tanah berasal Achmad, 2004. Berdasarkan pendapat Achmad tersebut lapisan atas tanah dapat dengan mudah mengalami pencucian dari zat pencemar. Semakin dangkal sumur akan semakin mudah zat pencemar menghilang karena pencucian. Dari hasil penelitian Universitas Sumatera Utara sumur yang paling dalam adalah 13 meter. Menurut Asmadi 2011, sumur dalam terdapat pada kedalaman 100 m. Berdasarkan kriteria tersebut 30 sampel penelitian termasuk kedalam sumur dangkal.

5.6 Hubungan Porositas Tanah terhadap Kadar Merkuri Hg pada Air Sumur

Dokumen yang terkait

Analisis Peran Bpr Syariah Bagi Pengembangan Ukm Di Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal

5 83 92

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Padi Sawah Studi Kasus Desa Huta Tonga AB Kecamatan Tambangan Kabupaten Mandailing Natal

18 143 81

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kadar Merkuri 9Hg) pada Air Sumur Penduduk di Desa Tamiang Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal

0 71 111

Pengaruh Karakteristik dan Alat Pelindung Diri (APD) yang Digunakan para Pekerja Penambang Emas terhadap Kejadian Dermatitis Kontak di Desa Tamiang Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal

3 92 80

Analisis Kandungan Merkuri Pada Air Sungai Dan Ikan Akibat Tambang Emas Tradisional Serta Tata Cara Penggunaan Merkuri oleh Penambang Emas Di Desa Hutapungkut Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal

9 137 82

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Penyuluh pertanian di Kabupaten Mandailing Natal

12 173 90

Gambaran Penyediaan Pangan dan Status Gizi Balita pada Keluarga petani di Desa Hutapungkut Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011.

6 60 72

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kadar Merkuri 9Hg) pada Air Sumur Penduduk di Desa Tamiang Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal

0 2 7

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Padi Sawah Studi Kasus Desa Huta Tonga AB Kecamatan Tambangan Kabupaten Mandailing Natal

0 0 19

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Penyuluh pertanian di Kabupaten Mandailing Natal

0 0 17