4.3.1. Distribusi Jarak Sumber Pencemar
Hasil analisis pada tabel 4.4. diatas menunjukkan bahwa uji Shapiro-Wilk untuk variabel jarak sumber pencemar menghasilkan nilai p sebesar 0,000 0,05
yang menunjukkan bahwa distribusi data tidak normal, sehingga yang dijadikan nilai tengah adalah median. Rata-rata median jarak sumber pencemar terhadap sumur di
lokasi penelitian adalah 10 Meter, dengan simpangan baku 10,976 Meter. Jarak terdekat adalah 30 cm dan jarak terjauh mencapai 30 meter.
Distribusi variabel jarak sumber pencemar setelah dikategorikan berdasarkan nilai mediannya 10 meter dapat dilihat pada tabel 4.4. Berdasarkan tabel 4.5 terlihat
bahwa terdapat 15 sumur 50 berada pada jarak kurang dari 10 meter, dan 15 sumur 50 berada pada jarak lebih dari 10 meter.
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Jarak Sumber Pencemar dengan Sumur Penduduk di Desa Tamiang Kecamatan Kotanopan Kabupaten
Mandailing Natal 2013
No. Jarak Sumber Pencemar
Jumlah Persentase
1. 10 Meter
15 50,0
2. 10 Meter
15 50,0
Total 30
100,0
4.3.2. Distribusi Suhu Air Sumur
Hasil analisis pada tabel 4.3. menunjukkan bahwa uji Shapiro-Wilk untuk variabel suhu air sumur menghasilkan nilai p sebesar 0,002 0,05 yang
menunjukkan bahwa distribusi data tidak normal, sehingga yang dijadikan nilai tengah adalah median. Rata-rata median suhu air sumur di lokasi penelitian adalah
Universitas Sumatera Utara
24 C , dengan simpangan baku 0,907
C. Suhu terendah adalah 22 C dan suhu
tertinggi 26 C.
Distribusi variabel suhu air sumur setelah dikategorikan berdasarkan nilai mediannya 24
C dapat dilihat pada tabel 4.5. dari tabel terlihat bahwa terdapat 20 sumur 66,6 yang suhu airnya berada dibawah atau sama dengan suhu 24
C dan 10 sumur 34,4 berada pada suhu lebih tinggi dari 24
C.
Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Suhu Air Sumur di Desa Tamiang Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal 2013
No. Suhu Air Sumur
Jumlah Persentase
1. 24
C 20
66,6 2.
24 C
10 34,4
Total 30
100,0
4.3.3. Distribusi Umur Sumur
Hasil analisis pada tabel 4.3. menunjukkan bahwa uji Shapiro-Wilk untuk variabel umur sumur menghasilkan nilai p sebesar 0,000 0,05 yang menunjukkan
bahwa distribusi data tidak normal, sehingga yang dijadikan nilai tengah adalah median. Rata-rata median umur sumur di lokasi penelitian adalah 13 tahun, dengan
simpangan baku 17,287 tahun. Umur sumur terendah adalah 5 tahun dan umur sumur terlama 70 tahun.
Distribusi variabel umur sumur setelah dikategorikan berdasarkan nilai mediannya 13 tahun dapat dilihat pada tabel 4.7. dari tabel terlihat bahwa terdapat
16 sumur 53,3 yang umur sumurnya berada dibawah atau sama dengan umur 13 tahun dan 14 sumur 46,7 yang berumur lebih dari 13 tahun.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Umur Sumur di Desa Tamiang Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal 2013
No. Umur Sumur
Jumlah Persentase
1. 13 Tahun
16 53,3
2. 13 Tahun
14 46,7
Total 30
100,0
4.3.4. Distribusi Kedalaman Sumur
Hasil analisis pada tabel 4.3. menunjukkan bahwa uji Shapiro-Wilk untuk variabel kedalaman sumur menghasilkan nilai p sebesar 0,293 0,05 yang
menunjukkan bahwa distribusi data normal, sehingga yang dijadikan nilai tengah adalah mean. Rata-rata mean kedalaman sumur di lokasi penelitian adalah 8,9
Meter, dengan simpangan baku 3,623 Meter. Sumur terdangkal yaitu 3 meter dan sumur terdalam 17 meter.
Distribusi variabel kedalaman sumur setelah dikategorikan berdasarkan nilai meannya 8,9 m dapat dilihat pada tabel 4.8. dari tabel terlihat bahwa terdapat 15
sumur 50 yang kedalaman sumurnya berada dibawah atau sama dengan 8.9 Meter dan 15 sumur 50 berada pada kedalaman lebih dari 8,9 Meter.
Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Kedalaman Sumur di Desa Tamiang Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal 2013
No. Kedalaman Sumur
Jumlah Persentase
1. 8,9 Meter
15 50
2. 8,9 Meter
15 50
Total 30
100,0
Universitas Sumatera Utara
4.3.5. Distribusi Porositas Tanah