Pembelajaran Kooperatif Cooperative Learning
Slavin juga menguraikan lebih lanjut mengenai komponen-komponen tersebut. Komponen-komponen tersebut adalah sebagai berikut:
a Class presentations. Materi ajar disampaikan dalam bentuk penyajian verbal maupun tertulis yang dipimpin oleh guru. Presentasi ini menuntut
perhatian siswa karena hanya dengan memperhatikan mereka akan bisa terbantu dalam mengerjakan kuis, dan skor kuis mereka menentukan
skor tim. b Teams. Para siswa di dalam kelas dibagi dalam kelompok atau tim,
masing-masing terdiri dari 4 atau 5 anggota kelompok. Tiap tim memiliki anggota yang heterogen, baik jenis kelamin, ras, etnik,
maupun kemampuan tinggi, sedang, rendah. Tiap anggota tim menggunakan lembar kerja akademik dan kemudian saling membantu
untuk menguasai bahan ajar melalui diskusi atau tanya jawab, dan mengkoreksi bila teman satu kelompok mengalami kesalahan atau
miskonsepsi antar sesama anggota tim. c Quizzes. Secara individual atau tim, tiap minggu atau dua minggu guru
mengevaluasi untuk mengetahui penguasaan mereka terhadap bahan akademik yang telah mereka pelajari. Siswa tidak diperbolehkan untuk
saling membantu selama kuis berlangsung. d Individual improvement scores. Tiap siswa dan tiap tim diberi skor atas
penguasaannya terhadap bahan ajar, dan kepada siswa secara individu atau tim yang meraih prestasi tinggi atau memperoleh skor sempurna
diberi penghargaan. kadang-kadang beberapa atau semua tim PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memperoleh penghargaan jika mampu meraih suatu kriteria atau standar terentumelebihi skor dasar base score yang dia peroleh.
Burden 1994; 98 menyampaikan sebagai berikut: “ If students want their team earn team rewards, they must help
their teammates learn the material. Individual accountability is maintained since the quiz is taken without the help of teammates.
Since team scores are based on each student’s improvement, there is an equal opportunity for success”.
Jika siswa menginginkan kelompok mereka berhasil, maka mereka harus membantu anggota tim untuk mempelajari materi. Kemampuan
individu diukur dengan menggunakan kuis yang dikerjakan secara individu tanpa bantuan tim kelompok.
2. Tipe Jigsaw Yusuf http:www.damandiri.or.idfileyusufunsbab2.pdf diakses tanggal
14 Februari jam 16.35 WIB mengatakan tipe ini dikembangkan oleh Elliot Aronson dkk dari Universitas Texas; dan kemudian diadaptasi oleh Slavin
dkk. Melalui tipe Jigsaw, kelas dibagi menjadi beberapa tim yang anggotanya terdiri dari 5 atau 6 siswa dengan karakteristik yang heterogen. Bahan
akademik disajikan kepada siswa dalam bentuk teks; dan tiap siswa bertanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian dari bahan akademik itu.
Para anggota dari berbagai tim yang berbeda memiliki tanggung jawab untuk mempelajarai suatu bagian akademik yang sama dan selanjutnya
berkumpul untuk saling membantu mengkaji bagian bahan tersebut. kumpulan siswa semacam itu disebut “kelompok pakar” expert group. Selanjutnya para
siswa yang berada dalam kelompok pakar kembali ke kelompok semula home PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
teams untuk mengajar anggota lain mengenai materi yang telah dipelajari
dalam kelompok pakar. Setelah diadakan pertemuan dan diskusi dalam “home teams
”, para siswa dievaluasi secara individual mengenai bahan yang telah dipelajari.
3. Tipe GI Grup Investigation Tipe GI melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentuikan
topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Deskripsi langkah-langkah tipe GI adalah sebagai berikut;
1 Seleksi topik. Para siswa memilih berbagai subtopik dalam suatu wilayah masalah yang umum yang biasanya digambarkan terlebih dahulu oleh
guru. Para siswa diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas yang berangggotakan 2 hingga 6 orang. Komposisi
kelompok bersifat heterogen baik dalam etnik, ras, jenis kelamin, maupun kemampuan akademik.
2 Merencanakan kerja sama. Para siswa dan guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus, tugas, tujuan umum yang konsisten dengan
berbagai topik dan subtopik yang telah dipilih. 3 Implementasi. Para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan
pada langkah sebelumnya. Pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan ketrampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para
siswa untuk menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sekolah maupun di luar sekolah. Guru secara terus menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan.
4 Analisis dan sintesis. para siswa menganalisis dan mensintesiskan berbagai informasi yang diperoleh pada langkah sebelumnya dan
merencanakan peringkasan dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas.
5 Penyajian hasil akhir. Semua kelompok menyajikan presentasi dari berbagai topik yang telah dipelajari agar semua siswa terlibat dan
mencapai perspektif yang luas mengenai topik tersebut. 6 Evaluasi. Selanjutnya, guru bersama siswa melakukan evaluasi mengenai
kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individual atau
kelompok, atau keduanya.