Reflection Refleksi Kajian Teori.
6. Berbagai ketrampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktekkan.
7. Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia. 8. Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari berbagai
perspektif. 9. Meningkatkan kesediaan mengguanakan ide orang lain yang dirasakan lebih
baik. 10. Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan
kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial, agama, dan orientasi tugas.
Berikut adalah 3 tiga contoh tipe yang ada pada pembelajaran kooperatif Ditjen Dikdasmen, 2002:
1. Tipe STAD Student Teams Achievement Divisions Tipe STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan kawan-kawan. Tipe ini
adalah salah satu tipe sederhana dan paling langsung dari pendekatan pembelajaran kooperatif.
Slavin 1990, 54 mengatakan “ STAD is one of the simplest of all cooperative learning
methods, and it’s good model to begin with for teachers who are new to the cooperative approach
”. Menurut Slavin, STAD mempunyai lima komponen utama
“STAD has five major components-class presentation, teams, quizzes, individual improvement scores, and team recognition”.
Slavin juga menguraikan lebih lanjut mengenai komponen-komponen tersebut. Komponen-komponen tersebut adalah sebagai berikut:
a Class presentations. Materi ajar disampaikan dalam bentuk penyajian verbal maupun tertulis yang dipimpin oleh guru. Presentasi ini menuntut
perhatian siswa karena hanya dengan memperhatikan mereka akan bisa terbantu dalam mengerjakan kuis, dan skor kuis mereka menentukan
skor tim. b Teams. Para siswa di dalam kelas dibagi dalam kelompok atau tim,
masing-masing terdiri dari 4 atau 5 anggota kelompok. Tiap tim memiliki anggota yang heterogen, baik jenis kelamin, ras, etnik,
maupun kemampuan tinggi, sedang, rendah. Tiap anggota tim menggunakan lembar kerja akademik dan kemudian saling membantu
untuk menguasai bahan ajar melalui diskusi atau tanya jawab, dan mengkoreksi bila teman satu kelompok mengalami kesalahan atau
miskonsepsi antar sesama anggota tim. c Quizzes. Secara individual atau tim, tiap minggu atau dua minggu guru
mengevaluasi untuk mengetahui penguasaan mereka terhadap bahan akademik yang telah mereka pelajari. Siswa tidak diperbolehkan untuk
saling membantu selama kuis berlangsung. d Individual improvement scores. Tiap siswa dan tiap tim diberi skor atas
penguasaannya terhadap bahan ajar, dan kepada siswa secara individu atau tim yang meraih prestasi tinggi atau memperoleh skor sempurna
diberi penghargaan. kadang-kadang beberapa atau semua tim PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI