Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir Dari melihat kondisi awal melalui kegiatan observasi dan wawancara
didapat hasil bahwa pembelajaran yang dilakukan di kelas menggunakan metode pembelajaran ceramah sehingga itu berdampak pada keaktifan dan prestasi belajar
yang rendah. Kemudian peneliti memperbaiki metode pembelajaran yang ada di kelas tersebut dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
yang pada kondisi akhir dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa.
2.4 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti membuat hipotesis tindakan untuk penelitian sebagai berikut:
2.4.1 Upaya untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas V B
SD Negeri Tlacap tahun pelajaran 20152016 pada mata pelajaran IPAmelalui penerapan model pembelajaran koopertif tipe STAD dapat
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:1 penyampaian tujuan, 2 pembagian kelompok, 3 presentasi guru tentang materi, 4 kegiatan
belajar, 5 evaluasi, 6 pemberian penghargaan.
2 Pembelajaran di kelas ceramah
3 Keaktifan dan prestasi belajar rendah
1 Kondisi Awal
5 Kondisi Akhir
4 Penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD
6 Keaktifan dan prestasi belajar
meningkat
2.4.2 Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan
keaktifan belajar IPA siswa kelas V B SD Negeri Tlacap tahun pelajaran 20152016 dari skor rata-rata 48,8 rendah menjadi 75 tinggi.
2.4.3 Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan
prestasi belajar IPA siswa kelas V B SD Negeri Tlacap tahun pelajaran 20152016 dari nilai rata-rata 66,97 menjadi 70 dan dari persentase
ketuntasan 46 menjadi 70.
34
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab III peneliti menjabarkan mengenai jenis penelitian, setting penelitian, jadwal penelitian, rencana tindakan, teknik pengumpulan data,
instrumen penelitian, validitas dan reliabilitas instrumen penelitian, teknik analisis data dan indikator keberhasilan penelitian.
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas PTK. Kemmis dan Mc. Taggart dalam Muslich, 2009: 8 berpendapat bahwa PTK
adalah studi yang dilakukan untuk memperbaiki diri sendiri, pengalaman kerja sendiri, yang dilaksanakan secara sistematis, terencana dan dengan sikap mawas
diri. Kemmis dan Mc. Taggart dalam Kusumah dan Dedi, 2008: 21 juga menyatakan bahwa model tindakan adalah berupa perangkat-perangkat atau
utaian-untaian dengan satu perangkat satu perangkat terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Keempat komponen yang
berupa untaian tersebut dipandang sebagai satu siklus. Tahapan PTK dibutuhkan tahapan sebagai berikut:
3.1.1 Perencanaan
Tahap perencanaan adalah tahap merencanakan suatu tindakan yang dilakukan pada tahap tindakan diantaranya yaitu mengenal masalah yang ada pada
kelas tersebut, menganalisis penyebab dari permasalahan yang ada, pengembangan metode pembelajaran yang akan diterapkan sebagai solusi.