2.1.3 Model Pembelajaran Kooperatif
2.1.3.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Menurut Slavin dalam Isjoni, 2009: 15, pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-
kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen. Sedangkan Sunal dan Hans dalam Isjoni, 2009:15
mengemukakan pembelajaran kooperatif merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada
peserta didik agar bekerja sama selama proses pembelajaran. Selanjutnya Isjoni 2009: 14-15 menyatakan pembelajaran kooperatif
adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivis, yaitu strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang
tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk
memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan
pelajaran. Dari pengertian para ahli diatas pembelajaran kooperatif dapat diartikan
sebagai suatu metode yang pengajaran yang dirancang dengan membantu kelompok-kelompok kecil untuk saling bekerja sama mempelajari materi
pelajaran yang diberikan guru.
2.1.3.2 Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif
Beberapa ciri-ciri pembelajaran kooperatif menurut Isjoni 2009: 27 adalah:
1. Setiap anggota memiliki peran, 2. Terjadi hubungan interaksi langsung diantara siswa,
3. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman sekelompoknya,
4. Guru membantu
mengembangkan keterampilan-keterampilan
interpersonal kelompok, 5. Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.
Bannet dalam Isjoni, 2009: 60 menyatakan ada ciri yang membedakan pembelajaran kooperatif dengan kerja kelompok:
1. Hubungan timbal balik yang didasari adanya kepentingan yang sama atau perasaan diantara anggota kelompok di mana keberhasilan seseorang
merupakan keberhasilan yang lain pula atau sebaliknya positive Interdependence.
2. Interaksi yang langsung terjadi antar siswa tanpa adanya perantara interaction face to face.
3. Adanya tanggung jawab pribadi mengenai materi pelajaran dalam anggota kelompok.
4. Tercipta hubungan antar pribadi, membangun kemampuan kelompok dan memelihara hubungan kerja yang efektif.
5. Tercipta keterampilan bekerjasama.
Dengan demikian siswa diberikan kesempatan untuk melakukan kerjasama dengan teman dalam tugas-tugas dan aktivitas belajar secara berkelompok saat
diperlukan sehingga siswa berpartisipasi secara aktif.
2.1.3.3 Macam-macam Pembelajaran Kooperatif