4.2.1.3 Presentasi Guru Peneliti yang bertindak sebagai guru memberikan penjelasan materi yang
sedang diajarkan. Penjelasan guru berupa ceramah dan menggunakan media untuk membantu pemahaman.
4.2.1.4 Kegiatan Belajar Kelompok Kegiatan belajar dilakukan dalam kerja kelompok dengan kegiatan sesuai
dengan LKS yang telah dibagikan. Kemudian hasil kerja mereka dipresentasikan di depan kelas.
4.2.1.5 Evaluasi atau Kuis Evaluasi dilakukan secara individu untuk menjamin siswa secara individu
memahami bahan ajar yang sudah diberikan. 4.2.1.6 Pemberian Penghargaan
Guru memberikan hadiah kepada kelompok atau individu jika rata-rata skornya tertinggi diantara kelompok lainnya.
4.2.2 Peningkatan Keaktifan Belajar
Keaktifan belajar merupakan salah satu variabel dalam penelitian ini. Peningkatan keaktifan siswa dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dilaksanakan di kelas V B SD Negeri Tlacap. Data keaktifan diperoleh dengan meggunakan lembar observasi yang berupa daftar cek
serta pengisian lembar kuesioner. Proses pelaksanaan penelitian dilaksanakan dalam dua siklus dengan jumlah siswa 21 anak. Berikut ini adalah data
peningkatan keaktifan belajar siswa dari kondisi awal, siklus I dan siklus II pada siswa kelas V B SD Negeri Tlacap:
Tabel 4.11 Hasil Perbandingan Keaktifan Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
No. KODE
KONDISI AWAL SIKLUS I
SIKLUS II SKOR
Kategori SKOR
Kategori SKOR
Kategori
1 AN
37,5 Rendah
55,2 Rendah
75 Tinggi
2 TBW
25 Rendah
60,9 Rendah
76,6 Tinggi
3 BBW
37,5 Rendah
54,2 Rendah
81,8 Tinggi
4 APR
87,5 Tinggi
70,8 Tinggi
78,1 Tinggi
5 ALY
50 Rendah
67,7 Tinggi
84,9 Tinggi
6 DH
62,5 Sedang
74,5 Tinggi
88,5 Tinggi
7 AOPS
37,5 Rendah
58,3 Rendah
72,4 Tinggi
8 AKR
62,5 Sedang
57,3 Rendah
79,7 Tinggi
9 BA
25 Rendah
62,5 Sedang
84,4 Tinggi
10 DA
87,5 Tinggi
81,8 Tinggi
81,3 Tinggi
11 DADW
62,5 Sedang
80,2 Tinggi
83,3 Tinggi
12 F
62,5 Sedang
69,3 Tinggi
76,1 Tinggi
13 IB
75 Tinggi
73,9 Tinggi
93,2 Tinggi
14 LNA
50 Rendah
65,6 Sedang
81,8 Tinggi
15 LAA
37,5 Rendah
68,8 Tinggi
82,3 Tinggi
16 ADR
12,5 Rendah
51,6 Rendah
69,8 Tinggi
17 SRM
37,5 Rendah
57,8 Rendah
77,1 Tinggi
18 SF
87,5 Tinggi
70,9 Tinggi
81,3 Tinggi
19 AL
12,5 Rendah
56,8 Rendah
68,8 Tinggi
20 ANF
37,5 Rendah
60,9 Rendah
72,4 Tinggi
21 AABH
37,5 Rendah
64,6 Tinggi
83,9 Tinggi
Rata-rata 48,8
Rendah 65
Sedang 79,6
Tinggi
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa perbandingan keaktifan belajar kondisi awal, siklus I dan siklus II. Dari kondisi awal ke siklus 1 siswa dengan
kategori dari rendah ke tinggi berjumlah 3 siswa meningkat, dengan kategori rendah ke sedang berjumlah 2 siswa meningkat, sedangkan jumlah siswa dengan
kategori rendah dari kondisi awal hingga siklus I berjumlah 8 siswa tetap. Dari data kondisi awal ke siklus I siswa dengan kategori sedang ke tinggi berjumlah 3
siswa meningkat, dengan kategori sedang ke rendah berjumlah 1 siswa menurun, dengan kategori tinggi ke sedang atau rendah tidak ditemukan, ada 3
siswa yang dapat meningkatkan keaktifan belajar ketegori tinggi tetap tinggi tetap.
Dari siklus I ke siklus II siswa dengan kategori dari rendah ke tinggi berjumlah 9 siswa meningkat, dari sedang ke tinggi berjumlah 2 siswa
meningkat dan jumlah siswa yang dapat mempertahankan kategori belajar tinggi yaitu 10 siswa tetap. Pada siklus II seluruh siswa memiliki kategori keaktifan
belajar tinggi. Dari tabel di atas dapat diketahui peningkatan skor keaktifan belajar dari
kondisi awal 48,8 rendah, siklus I 65 sedang dan siklus II 79,6 tinggi. Berikut adalah grafik peningkatan keaktifan belajar:
Gambar 4.1 Grafik Peningkatan Keaktifan Belajar Berdasarkan data yang diperoleh, sejalan dengan yang diungkapkan
Sumantri 2002: 35 bahwa salah satu keunggulan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu siswa dapat aktif untuk membantu dan mendorong semangat
untuk sama-sama berhasil.
48.8 65
79.6
10 20
30 40
50 60
70 80
90
Kondisi Awal Siklus I
Siklus II
Peningkatan Keaktifan Belajar
4.2.3 Peningkatan Prestasi Belajar