2. Interaksi Dengan berinteraksi maka kesalahan makna berpeluang terkoreksi serta
pembangunan makna semakin mantap. Bentuknya antara lain: diskusi, tanya jawab.
3. Komunikasi Dengan adanya komunikasi maka dapat mengungkapkan gagasan yang
dimiliki. Bentuknya antara lain: mengemukakan pendapat, presentasi, memajang hasil kerja.
4. Refleksi Dengan berefleksi dapat memperbaiki gagasan, tidak mengulang kembali
kesalahan, serta berpeluang mengeluarkan gagasan baru. Bentuknya antara lain memikirkan kembali apa yang dialami, mempertanyakan alasan.
Indikator keaktifan yang dijadikan acuan dalam penelitian ini adalah 1 pemahaman siswa tentang tujuan kegiatan belajar mengajar, 2 partisipasi siswa
dalam kegiatan belajar mengajar, 3 kegiatan belajar kelompok, 4 serta kebebasan siswa mengeluarkan pendapat.
2.1.2 Prestasi Belajar
2.1.2.1 Pengertian Prestasi Belajar
Dalam konteks sekolah, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan siswa untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalaman siswa sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut Linawati dalam Akbar, 2004: 168 prestasi belajar
adalah hasil penilaian pendidik terhadap proses belajar dan hasil belajar siswa
sesuai dengan tujuan instruksional yang menyangkut isi pelajaran dan perilaku yang diharapkan dari siswa. Olivia 2011: 73 berpendapat bahwa prestasi belajar
merupakan puncak hasil belajar yang dapat mencerminkan hasil keberhasilan belajar siswa terhadap tujuan belajar yang telah ditetapkan. Hasil belajar siswa
dapat meliputi aspek kognitif pengetahuan, afektif sikap, dan psikomotorik tingkah laku.
Menurut Azwar 1987: 9-11 prestasi belajar dapat diukur dengan menggunakan tes prestasi, tujuannya untuk mengukur prestasi atau hasil yang
dicapai oleh siswa dalam belajar. Tes prestasi dapat melakukan fungsi penempatan, fungsi formatif, fungsi diagnostik dan fungsi sumatif. Fungsi
penempatan adalah penggunaan tes prestasi guna melakukan klasifikasi individu kedalam bidang atau jurusan yang cocok. Fungsi formatif adalah penggunaan tes
prestasi guna melihat sejauh mana kemajuan belajar yang telah dapat dicapai oleh siswa dalam suatu program pelajaran. Fungsi diagnostik dilakukan oleh tes
prestasi apabila hasil pengetesannya digunakan untuk mendiagnose kesukaran- kesukaran dalam belajar, mencari kelemahan siswa yang dapat diperbaiki segera.
Fungsi sumatif adalah penggunaan tes prestasi guna menghasilkan informasi mengenai penguasaan pelajaran yang telah direncanakan sebelumnya dalam suatu
program pelajaran. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar adalah hasil penilaian terhadap proses dan hasil belajar yang telah dilakukan berdasarkan tujuan belajar yang ditetapkan dan tingkat keberhasilannya
dapat diukur dengan menggunakan tes prestasi belajar.
2.1.2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar