Langkah-Langkah Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri

27 tema mayor, 2 tema tambahan tema minor. Makna cerita dalam sebuah karya fiksi-novel, mungkin saja lebih dari satu, atau lebih tepatnya lebih dari satu interpretasi. Hal inilah yang menyebabkan tidak mudahnya menemukukan tema utama cerita. Tema utama tema mayor adalah makna pokok cerita yang menjadi dasar atau gagasan dasar umum karya itu. Menentukan tema utama sebuah cerita pada hakikatnya merupakan aktivitas memilih, mempertimbangkan, dan menilai, di antara sejumlah makna yang ditafsirkan ada dikandung oleh karya sastra yang bersangkutan. Makna yang hanya terdapat dalam bagian-bagian tertentu cerita dapat diidentifikasi sebagai makna tambahan. Makna-makna tambahan inilah yang dapat disebut sebagai tema-tema tambahan atau tema minor. Banyak sedikitnya tema minor, tergantung pada banyak sedikitnya makna tambahan yang dapat ditafsirkan dari sebuah cerita novel Nurgiyantoro, 2007: 82-83. b Penafsiran Tema Menentukan sebuah tema dalam sebuah novel bukanlah hal yang mudah. Walaupun penulisan novel telah didasarkan pada tema atau ide tertentu, namun tema tidak dapat ditemukan secara eksplisit. Tema hadir dalam dan bersamaan dengan unsur-unsur pembangun lainnya. Waluyo 2011: 9 mengemukakan adanya lima cara penafsiran tema antara lain sebagai berikut: 1 jangan sampai bertentangan dengan setiap rincian cerita; 2 harus dapat dibuktikan secara langsung dalam teks; 3 penafsiran tema tidak hanya berdasarkan perkiraan; dan 4 tema cerita berkaitan dengan rincian cerita yang ditonjolkan. 28 Hal tersebut sama dengan pendapat yang dikemukan oleh Stanton. Dalam usaha menemukan dan menafsirkan tema sebuah novel, secara lebih khusus dan rinci Stanton dalam Nurgiyantoro, 2007 mengemukakan ada sejumlah kriteria yang dapat diikuti seperti berikut. Pertama, penafsiran tema sebuah novel hendaknya mempertimbangkan tiap detail cerita yang menonjol. Kriteria ini merupakan hal yang paling penting. Hal tersebut disebabkan pada detil cerita yang menonjol itulah yang dapat diidentifikasi sebagai masalah atau konflik utama yang pada umumnya merupakan sesuatu yang ingin disampaikan. Kedua, penafsiran tema sebuah novel hendaknya tidak bersifat bertentangan dengan tiap detil cerita. Novel, sebagai salah satu genre sastra, merupakan suatu sarana pengungkapan keyakinan, kebenaran, ide, gagasan, sikap dan pandangan hidup pengarang, dan lain-lain yang tergolong unsur isi dan sebagai sesuatu yang ingin disampaikan. Ketiga, penafsiran tema sebuah novel hendaknya tidak mendasarkan diri pada bukti-bukti yang tidak dinyatakan baik secara langsung maupun tak langsung dalam novel yang bersangkutan. Tema tidak dapat ditafsirkan hanya berdasarkan perkiraan, sesuatu yang dibayangkan ada dalam cerita, atau informasi lain yang kurang dapat dipercaya. Penentuan tema dari kerja yang demikian kurang dapat dipertanggungjawabkan karena kurangnya bukti empiris. Keempat, penafsiran tema sebuah novel harus mendasarkan diri pada bukti-bukti yang secara langsung ada dan atau yang disarankan dalam cerita. Penunjukkan tema sebuah cerita haruslah dapat dibuktikan dengan data atau detil PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29 cerita yang terdapat dalam cerita itu, baik yang berupa bukti-bukti langsung, maupun tak langsung Nurgiyantoro, 2007: 87-88. 2 Amanat Dalam sebuah karya sastra ada kalanya dapat diangkat suatu ajaran moral, atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang. Hal itulah yang disebut dengan amanat. Jika permasalahan yang diajukan dalam cerita diberi jalan keluarnya oleh pengarang, jalan keluar itu disebut dengan amanat Sudjiman, 1991: 57. Amanat disebut sebagai pesan yang mendasari cerita yang ingin disampaikan pengarang kepada para pembaca. Menurut Wiyatmi 2006:49, amanat pada dasarnya merupakan pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca atau penonton. Amanat dapat pula disebut dengan moral, atau lebih tepatnya pesan moral. Amanat atau moral merupakan sesuatau yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembaca, merupakan makna yang terkandung dalam sebuah karya, makna yang disarankan lewat cerita Nurgiyantoro, 2007: 321. Amanat dapat diungkapkan secara langsung maupun tidak langsung oleh pengarang. Terdapat dua cara yang dapat dilakukan untuk menemukan amanat dalam sebuah karya sastra, yaitu secara eksplisit dan implisit. Amanat dapat diungkapkan secara eksplisit jika pada tengah atau akhir cerita, pengarang menyampaikan seruan, saruan, peringatan, nasihat, anjuran, larangan, dan sebagainya, berkenaan dengan gagasan yang mendasari cerita itu. Amanat dapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI