45
Pak Dirga untuk meminjam uang dari lumbung koperasi karena ia membutuhkan uang untuk berobat ke Yogya.
Sangat disayangkan Pak Dirga tidak mau memberikan pinjaman uang kepada Mbok Ralem dengan alasan hutang yang dimiliki oleh Mabok Ralem yang
dulu belum dibayar. Hal tersebut membuat Pambudi kaget karena ia tidak menyangka Pak Dirga akan berlaku demikian. Pambudi memberikan ide kepada
Pak Dirga agar Pak Dirga mau memberikan pinjaman kepada Mbok Ralem. Namun usul Pambudi selalu ditolak oleh Pak Dirga dengan berbagai alasan. Di
sisi lain, Pak Dirga justru mengajak Pambudi untuk melakukan kecurangan. Pak Dirga mengajak Pambudi untuk melakukan praktik korupsi. Mendengar rencana
tersebut, dengan tegas Pambudi menolak ajakan Pak Dirga. Pada malam harinya Pambudi pun menulis surat kepada Pak Dirga. Ia menyatakan mengundurkan diri
dari kepengurusan lumbung koperasi desa.
c. Bagian Ketiga
Pambudi yang mengingat perlakuan Pak Dirga terhadap Mbok Ralem, tiba-tiba hatinya merasa gelisah. Ia merasa kasihan kepada Mbok Ralem yang
sedang sakit. Pambudi pun berpikir untuk menolong Mbok Ralem. Pambudi bergegas pergi ke rumah Mbok Ralem. Sesampainya di sana, Pambudi langsung
mengutarakan maksud kedatangannya. Betapa senangnya Mbok Ralem mendengar hal tersebut.
Keesokan harinya Pambudi dan Mbok Ralem berangkat ke Yogya. Sesampainya di Yogya, mereka segera menuju ke sebuah rumah sakit untuk
46
memeriksakan kondisi Mbok Ralem. Setelah menunggu cukup lama, hasil pun menunjukkan bahwa Mbok Ralem terkena kanker. Pambudi pun berpikir sejenak,
ia berpikir bahwa biaya pengobatan untuk penyakit itu cukup mahal. Akan tetapi karena niatnya, Pambudi pun tidak menyerah. Ia terus berusaha untuk mencari
dana untuk biaya pengobatan Mbok Ralem. Pambudi memiliki rencana, ia mengajak Mbok Ralem ke sebuah toko potret. Di sana pambudi membuat pasfoto
Mbok Ralem, membuat fotokopi surat keterangan dari desa dan surat pemeriksaan hasil laboraturium. Setelah itu Pambudi membeli surat kabar Kalawarta. Pambudi
langsung menuju ke kantor surat kabar tersebut. Sesampainya di sana Pambudi dengan pemimpin surat kabar tersebut yang bernama Pak Barkah. Pambudi
meminta tolong agar surat kabar Kalawarta mau membantunya dengan membuatkan iklan penggalangan dana bagi Mbok Ralem. Pak Barkah setuju dan
iklan itu segera dibuat. Tak lupa Pambudi juga menyerahkan pasfoto dan surat- surat yang telah ia fotokopi sebagai bukti dari iklan tersebut.
d. Bagian Keempat
Iklan yang dimuat di harian Kalawarta mengenai Mbok Ralem mengundang perhatian banyak pembaca, dan mereka pun berniat untuk
memberikan bantuan. Usaha yang dilakukan Pambudi berhasil, banyak uang yang terkumpul untuk biaya pengobatan Mbok Ralem. Setelah mengurus hal tersebut,
Pambudi kembali ke desanya. Di sana, orang-orang membicarakan mengenai Mbok Ralem. Mereka mengatakan bahwa yang dilakukan Pambudi hebat, namun
Pambudi tetap bersikap biasa saja dan rendah hati. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI