Analisis dan Pembahasan Amanat Novel Di Kaki Bukit Cibalak
89
Kutipan tersebut memberikan amanat agar janganlah percaya kepada dukun karena hal tersebut adalah perbuatan yang tercela. Percayalah hanya kepada
Tuhan.
6 Bagian Keenam
Dalam bagian keenam ini, pengarang mengungkapkan amanatnya secara implisit. Amanat yang disampaikan pengarang secara implisit dapat dilihat dalam
kutipan berikut. 90
Maling ayam itu diam saja, bahkan ketika pertanyaan itu diulang sampai tiga kali. Ayah Pambudi marah. Bagol ditamparnya keras
sekali. Tetapi bagol tetap pada tekadnya, bungkam Dan tetap bungkam ketika diancam hendak dibawa ke kantor polisi. Pambudi
yang ternyata lebih sabar daripada ayahnya, menemukan cara untuk mendapatkan pengakuan Bagol Tohari, 2014: 75-76.
Kutipan di atas memberikan amanat agar jangan mudah emosi dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Segala hal tidak akan ada penyelesaiannya
jika dihadapi dengan emosi. Berusahalah untuk tenang dalam menghadapi permasalahan. Dengan demikian kita dapat memikirkan jalan keluar dari
permasalahan tersebut. 91
Bagol disuruh pulang. Pambudi masuk kembali ke kamarnya. Ia menyumpahi dirinya, karena begitu ia menyorotkan senter ke atas
meja, tampaklah majalah remaja itu. Kontan ia membayangkan pemiliknya, Sanis. Sadarlah Pambudi bahwa dirinya lemah. Ia tidak
bisa berdaulat mutlak atas pribadinya sendiri. Buktinya, Sanis yang masih bocah itu dapat duduk dengan tenang dalam hati Pambudi
Tohari, 2014: 77.
Kutipan di atas memberikan amanat agar tetap fokus dan kuat dalam mengahdapi suatu permasalahan karena orang yang lemah akan mudah lengah.
90
Dengan demikian orang yang memiliki niat jahat akan dengan mudah mencelakai kita.
92 Sebaliknya ayah Pambudi amat cemas setelah adanya kejadian itu.
Lurah memusuhi anaknya yang bungsu, yang amat disayanginya. Orang tua itu mencari penawar kebimbangan dengan duduk bersujud
kepada Tuhan. Sampai menjelang fajar, ayah Pambudi belum melepaskan doanya Tohari, 2014: 77.
Kutipan di atas memberikan amanat untuk selalu berserah kepada Tuhan. Ketika sedang mengalami kesulitan cobalah berdoalah kepada Tuhan agar
diberikan jalan keluar. Selain itu dengan berdoa, hati kita akan tenang sehingga dapat mencari jalan keluarnya.
7 Bagian Ketujuh
Pada bagian ketujuh ini, pengarang menyampaikan amanatnya secara eksplisit dan implisit. Amanat yang disampaikan secara eksplisit dapat dilihat
dalam kutipan berikut.
93 “Ingat, ibu-ibu, apa yang baik pada Anda akan berakibat baik pula
pada konduite suami Anda, dan sebaliknya. Jelasnya, konduite Anda adalah juga konduite
suami Anda” Tohari, 2014: 78. Dalam kutipan tersebut pengarang menyampaikan amanat bahwa baik
buruknya sikap dan perilaku seorang individu, menunjukkan cara hidup individu tersebut dalam mematuhi suatu aturan atau norma.
Sedangkan amanat yang disampaikan secara implisit, dapat dilihat dalam kutipan berikut.
94 “Kalau kau bersedia, masalah lainya dapat kuatur. Ayah Sanis sedang
mengajukan permohonan kepada Bupati agar langgarnya dipugar dengan biaya Pemerintah. Tanpa aku, ia tidak bisa berbuat apa-apa.
91
Jadi ia tidak pantas menolak bila kumintai anaknya untuk dijadikan modelmu, paham?” Tohari, 2014: 80.
Kutipan di atas mengungkapkan amanat bahwa sebagai seseorang yang memiliki kekuasaan hendaknya jangan menggunakan kekuasaan tersebut untuk
kepentingan pribadi. Apa lagi mendesak orang lain untuk melakukan sesuatu untuk kepentingan pribadi.
95 Pak Dirga sengaja memberikan tekanan yang nyata pada kata
“Bambang”, supaya rasa waswas di hati istrinya lenyap. Padahal batin Lurah Tangir itu berkata, “Kalau kamu sendiri berkata bahwa Sanis
cantik, mestikah aku berkata sebaliknya? Dengar kata Eyang Wira tentang pisang apupus cinde. Sanis adalah pisang apupus cinde itu,
dan aku adalah lurah di Desa Tanggir ini.” Tohari, 2014: 91. Kutipan di atas memberikan amanat yakni sebagai pasangan hendaknya
selalu setia pada pasangannya. Jangan menyakiti hati pasangan dengan berbohong untuk mengikuti hawa nafsu belaka.
8 Bagian Kedelapan
Dalam bagian kedelapan, pengarang menyampaikan amanatnya secara eksplisit. Amanat yang disampaikan pengarang secara eksplisit dapat dilihat
dalam kutipan berikut. 96
Beberapa hari yang lalu ayah Pambudi pergi ke Balai Desa. Ia hendak meminta surat-surat yang diperlukan untuk mengajukan permohonan
kredit bimas. Orang tua itu dibiarkan menunggu lama sekali, sedangkan Pak Dirga enak-enak saja merokok bersama Poyo. Ketika
akhirnya Lurah mau melayani ayah Pambudi, berkata dengan nada
yang amat menyakitkan, “Kenapa sampean minta surat keterangan kepadaku, dan bukan ke Redaksi harian Kalawarta di Yogya? Tohari,
2014: 92.
Kutipan di atas memberikan amanat bahwa sebagai seorang pemimpin hendaknya dapat melayani dengan tulus dan ikhlas. Jangan membiarkan orang
92
yang sedang membutuhkan pertolongan menunggu terlalu lama dan dibiarkan begitu saja tanpa mendapatkan pelayanan yang seharusnya. Selain itu dalam
bekerja hendaknya harus profesional. Jangan membawa masalah pribadi ke dalam pekerjaan, sehingga menggangu kinerja kita.
97 “Turutilah tutur kata para orang tua: Wani ngalah, luhur wekasane.
Berani mengalah, menjadik an kita luhur pada akhirnya.” Tohari,
2014: 93 Dalam kutipan di atas, pengarang memberikan pesan bahwa seseorang
yang berani mengalah, kelak ia akan mendapatkan kemenangan pada akhirnya. Dengan mengalah bukan berarti kalah. Namun mengalah menunjukkan pribadi
yang menang karena ia berhasil mengalahkan lawannya dengan sikap sabar dan mau mengalah.
98 “Terkadang kita ingin segera mengenakan baju besi, memanggul
tombak, dan lari menantang musuh. Tetapi ingat, hanya Arjuna yang kecil yang dapat mengalahkan Nirwatakawaca yang raksasa. Hanya si
kecil Daud yang bisa menang atas Goliat. Semua cerita lama. Bukti kebenaran kataku itu adalah apa yang telah kaualami sendiri. Aku
percaya bulat, kau punya itikad yang bening di desamu sendiri. Kau menginginkan kemajuan yang sehat, kau memikirkan perbaikan dalam
kehidupan masyarakat. Kau hendak membawa surat dan nilai-nilai pembaharuan ke tengah kalangan orang-orang yang memiliki
pengetahuan dasar tentang pembangunan pun belum. Akibatnya kau
sendiri yang jatuh, bukan?” Tohari, 2014: 100. Melalui kutipan di atas, pengarang menyampaikan amanat bahwa
terkadang usaha dan niat baik yang ingin dilakukan tidak selalu berjalan dengan lancar. Ada hambatan dan rintangan yang dihadapi. Namun, jika terus berusaha
dan sabar pasti niat baik tersebut dapat terwujud. 99
“Pokoknya sudahlah, Pam. Semuanya telah terjadi. Bukan memandang ke belakang yang harus kaulakukan sekarang, tetapi ke
depan. Inilah saatnya kau mempercayai kata-kata seorang admiral yang sedang menghadapi pemberontakan anak bua
hnya sendiri, „I have not begun to fight yet
‟. Kau belum cukup mempunyai modal PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
untuk menantang berkelahi kepalsuan dan kemunafikan yang terjadi di desamu” Tohari, 2014: 100.
Melalui kutipan di atas, pengarang menyampaikan amanat bahwa segalanya yang telah terjadi tidak perlu disesali. Tidak ada gunanya untuk
menyesali hal yang telah dilakukan. Lebih baik siapkan strategi untuk menyusun langkah ke depan. Selain itu, pengarang juga memberikan amanat berupa ajaran
untuk selalu mempersiapkan diri jika hendak melakukan suatu hal.
9 Bagian Kesembilan
Dalam bagian kesembilan ini, pengarang menyampaikan amanatnya secara eksplisit dan implisit. Amanat yang disampaikan pengarang secara eksplisit
dapat dilihat dalam kutipan berikut. 100
Penampilan pertama kali harus memberi kesan yang pantas, begitu kata orang. Pambudi mempercayai hal itu. Maka ketika hendak
berangkat menemui Nyonya Wibawa, Pambudi mengenakan pakaian yang paling baru. Sepatunya disemir, rambutnya disisr ke belakang
supaya tidak tampak terlalu gondrong Tohari, 2014: 107.
Melalui kutipan di atas, pengarang memberikan amanat bahwa orang lain dapat menilai seseorang dari cara berpenampilannya. Oleh sebab itu, penampilan
akan mempengaruhi kesan pertama dan penilaian orang lain terhadap diri seseorang.
101 “Bagaimana dengan rencanaku untuk meneruskan sekolah, bila aku
direpotkan oleh urusan Lurah Tanggir dan si Poyo itu. Biar, ya biarlah. Demi kepentinganku sendiri untuk kembali ke sekolah, aku
harus diam. Masih ada mahkamah yang lebih tinggi, Tuhan pribadi yang akan menjadi hakim. Mudah-mudahan saja tidak semua orang
Tanggir menganggap diriku sebusuk itu.” Tohari, 2014: 116. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Melalui kutipan di atas, pengarang memberikan pesan bahwa tidak perlu cemas ketika kita dihakimi oleh orang lain karena ada Tuhan yang maha tahu.
Tuhan tahu perbuatan setiap yang telah diperbuat oleh umatNya, dan Tuhan lah yang dapat menilainya.
102 “Apakah suratku sampai, Kak?” tanya Sanis, suaranya datar dan
beku. Bahkan sinar mata Sanis tidak menerjemahkan kejujuran. Kalau Pambudi percaya akan kata-kata orang tua bahwa sikap lahir
adalah utusan sikap batin Tohari, 2014: 117.
Dalam kutipan di atas, pengarang memberikan amanat bahwa apa yang terpancar dalam gerak-gerik seeorang, itulah sesungguhnya yang sedang
dirasakan atau yang ingin dikatakan. Jadi walaupun seseorang berkata tidak jujur, hal tersebut sebenarnya dapat terlihat melalu gerak-geriknya.
Amanat yang disampaikan pengarang secara implisit, dapat dilihat dalam kutipan berikut.
103 “Entahlah, Mul, aku tak bisa memutuskannya sekarang. Yang
penting, kita telah bersahabat. Persahabatan tidaklah sesempit kotak- kotak teka-
teki silang, bukan?” tohari, 2014: 113. Kutipan di atas memberikan pesan bahwa persahabat itu luas. Persahabat
tidak hanya terjalin hanya saat itu saja. Persahabat dapat terjalin selamanya, tidak mengenal waktu dan tempat.
10 Bagian Kesepuluh
Dalam bagian kesepuluh, pengarang menyampaikan amanatnya secara implisit. Hal ini nampak dalam kutipan berikut.
104 Tentang Pambudi. Bambang yakin bahwa bisik-bisik buruk yang
menjelek-jelekkan pemuda Tanggir itu palsu belaka. Ia merasa wajib PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
membelanya, setidak-tidaknya ia harus berbicara dengan Pambudi Tohari, 2014: 128.
Melalui kutipan di atas, pengarang memberikan amanat agar selalu membela kebenaran. Akan tetapi juga harus dilandasi dengan bukti yang benar
dan sesuai dengan kenyataannya. 105
Untuk menjumpai Pambudi di Yogya, Bambang harus menemui orang tua pemuda itu lebih dulu. Tak disangka ayah Pambudi terang-
teragan menolak memberikan alamat anaknya. Dengan susah payah Bambang meyakinkan orang tua itu bahwa ia sama sekali tidak
bermaksud buruk terhadap Pambudi Tohari, 2014: 128
Melalui kutipan di atas, pengarang memberikan amanat bahwa jangan menolak penjelasan seseorang sebelum mendengarkan penjelasan dari orang
tersbeut. Jangan berburuk sangka terhadap orang lain. Dengarkan dulu penjelasan dari orang lain, sebelum mengambil tindakan.
11 Bagian Kesebelas
Dalam bagian kesebelas ini, pengarang menyampaikan amanatnya secara implisit. Amanat yang disampaikan pengarang secara implisit dapat dilihat dalam
kutipan berikut. 106
Selesai sembahayang Pak Dirga selalu singgah ke rumah orang tua Sanis yang memang bersebelahan dengan surau itu. Kepada Pak
Modin, Lurah Tanggir sekarang memanggil “Pak”, dan sikapnya penuh dengan tata krama. Kalau anak gadis tuan rumah keluar
menghidangkan teh dan kue-kue, Pak Dirga berpura-pura bertanya ini dan itu kepada ayahnya. Atau ia mendadak menyalakan rokok.
Padahal dengan lirikan sekilas ia menikmati betis dan tengkuk Sanis yang telah mengundang air liurnya Tohari, 2014: 135.
96
Melalui kutipan di atas, pengarang memberikan amanat bahwa jangan berpura-pura baik di hadapan orang lain hanya ketika memiliki maksud tertentu.
Berbuat baik kepada semua orang kapan pun dan di mana pun. 107
Bu Runtah sadar sepenuhnya bahwa suamninya telah enam kali menikah sebelum mengawininya. Tetapi perempuan itu berharap Pak
Dirga tidak akan mencari istri yang kedepalan. Dan terbukti sekarang, harapannya kosong belaka Tohari, 2014: 140.
Kutipan di atas memberikan pesan bahwa terkadang kenyataan tidak selalu sesuai degan harapan. Pertimbangkan terlebih dahulu tindakan yang akan
diambil sebelum menyesal kemudian karena penyesalan selalu datang di akhir.
12 Bagian Kedua Belas
Dalam bagian kedua belas ini, pengarang menyampaikan amanatnya secara eksplisit. Amanat yang disampaikan pengarang secara eksplisit dapat
dilihat dalam kutipan berikut. 108
“Seorang pejabat tua seperti Ayah ini harus arif bila hendak menerapkan hukum terhadap suatu masalah. Masih banyak segi lain
yang patut kita pertimbangkan sebelum kita memutuskan hendak menempuh jalan hukum” Tohari, 2014: 155.
Kutipan di atas memberikan amanat bahwa seorang pejabat hendaknya bersikap arif dan bijaksana dalam menghadapi suatu masalah. Terlebih jika
masalah tersebut akan ditempuh melalui jalur hukum. Perlu dipertimbangkan dengan sungguh-sungguh dan diperlukan kebijaksanaan untuk memecahkan
masalah tersebut. 109
“Maaf, Ayah, yang namanya kebijaksanaan selalu muncul dari kewenangan. Patokannya sangat subjektif dan baur. Kebijaksanaan
tidak akan menyelesaikan masalah ini dengan tuntas. Ia hanya akan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
menggeser masalah itu ke samping, bukan menyelesaikannya sama sekali.” Tohari, 2014: 155.
Melalui kutipan di atas, pengarang memberikan pesan bahwa kebijaksanaan juga harus dilandasi oleh ketegasan. Jika hanya bersikap bijaksana
tanpa adanya sikap tegas, maka semuanya akan sia-sia. Oleh sebab itulah seorang pejabat selain bijaksana juga harus tegas dalam mengambil setiap tindakan.
13 Bagian Ketiga Belas
Dalam bagian ketiga belas, pengarang menyampaikan amanatnya secara eksplisit dan implisit. Amanat yang disampaikan pengarang secara eksplisit dapat
dilihat dalam kutipan berikut. 110
Sampai di rumah, kakak perempuan dan ibunya menyambutnya dengan tangis. Tetapi Pambudi tetap tenang. Ia sangat yakin bahwa
kematian adalah sekadar proses alami yang langsung dikendalikan oleh Tuhan dari arasy Tohari, 2014: 159.
Kutipan di atas menyampaikan amanat bahwa kematian adalah sebagian proses dari kehidupan, dan kematian merupakan kehendak dari Tuhan.
Berusahalah ikhlas ketika dihadapkan pada kejadian ini, karena hidup mati seseorang adalah kehendak Tuhan.
111 “Mul, bagaimana aku dapat mengetahui masalah yang kau maksud,
bila kau sendiri tidak mengatakannya?” Tohari, 2014: 166. Kutipan di atas memberikan amanat bahwa orang lain tidak akan
mengerti yang sedang kita rasakan jika kita tidak mengatakannya secara terus terang kepada orang tersebut. Kutipan di atas memberikan pesan untuk berani
berterus terang dan berani untuk berbicara. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Amanat yang disampaikan pengarang secara implisit, dapat dilihat dalam kutipan berikut.
112 Sakitnya kehilangan seorang kekasih, sakitnya menghadapi
kenyataan bahwa dirinya tidak cukup berharga di mata anak Pak Modin itu. Lebih sakit daripada menerima dakwaan melarikan uang
milik koperasi Desa Tanggir. Untung, ia berangsur-angsur dapat melupakan kesusahannya dengan bersikap terbuka. Pambudi waktu
itu menceritakan dengan terus terang kepada Paka Barkah apa yang baru saja dialaminya Tohari, 2014: 158.
Kutipan di atas memberikan amanat bahwa bersikap terbuka, menceritakan permasalahan yang sedang dihadapi, dapat mengurangi beban yang
sedang dihadapi seseorang. Dengan saling berbagi, antar individu dapat bertukar pikiran dan berbagi cerita sehingga bebannya dapat sedikit berkurang.
113 Banyak orang hadir melayat kematian itu. Lurah yang baru tidak
ketinggalan. Pengganti Pak Dirga masih sangat muda, belum beristri, Hadi namanya. Pemuda itu berijazah STM. Menurut pandangan
skilas Hadi akan mampu membawa perbaikan-perbaikan di Tanggir. Ia juga sadar apa dan bagaimana pemuda Tanggir yang bernama
Pambudi itu. Maka pada waktu datang melayat kematian ayah Pambudi, lurah baru itu berlaku hormat terhadap tuan rumah Tohari,
2014: 160.
Kutipan di atas memberikan amanat dengan turut berduka cita dan pergi melayat saudara yang telah meninggal mencerminkan sikap solidaritas terhadap
sesama yang sedang mengahdapi kesedihan. Selain itu, dengan memberikan dukungan moral dapat pula meringankan beban keluarga yang ditinggalkan.
114 “Aku seorang pemuda biasa yang berumur 27 tahun. Tak ada yang
kurang dari pada diriku, untuh dan sehat. Apa yang dirasakan oleh Mulyani, aku pun merasakannya pula. Rasa cinta tidak mati
meskipun aku telah dikhianatinya. Apa salahnya kalau kuakui bahwa Mulyani segar dan lembut. Apa salahnya kalau aku berkata bahwa
sudah lama aku tertarik padanya. Tetapi yang kutampilkan adalah sikap kemunafikan. Tak ada rasa rendah diri padaku terhadap
Mulyani, karena ia sangat kaya. Tidak ada juga rasa angkuh. Yang ada hanyalah suara akal sehat. Dengan sungguh-sungguh aku
99
berusaha supaya aku tidak jatuh cinta kepada Mulyani, karena tentang cinta aku berperndirian sangat kolot: Rasa cinta hanya
tersedia buat bekal perkawinan. Nah, aku hendak mengawini Mulyani? Oh, seribu perbedaan harus kusingkirkan sebelum aku
memutuskan
berbuat demikian. “Cinta tidak akan lestari bila berjalan terlalu jauh dari kenyataan.” Tohari, 2014: 169.
Kutipan di atas memberikan amanat, yakni walaupun telah disakiti berkali-kali, seseorang akan selalu merasakan yang namanya cinta karena cinta
akan selalu memaafkan. Selain itu, dalam kutipan di atas juga memberikan amanat bahwa rasa cinta akan hilang bila hanya dibiarkan begitu saja. Tanpa adanya
tindakan yang nyata, maka rasa cinta perlahan akan memudar. Maka cobalah untuk berterus terang terhadap perasaan yang dirasakan kepada orang lain.
Berdasarkan hasil analisis amanat melaui teknik penyampaian amanat secara eksplisit dan implisit, dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahamad
Tohari ini pengarang lebih dominan menyampaikan amanatnya secara implisit. Dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari terdapat 18 kutipan yang
menunjukkan amanat yang disampaikan melalui teknik eksplisit. Hal tersebut terdapat dalam kutipan 68, 75, 76, 77, 81, 82, 93, 96, 97, 98, 99,
100, 101, 102, 108, 109, 110, 111. Untuk amanat yang disampaikan dengan teknik implisit terdapat 29 kutipan. Hal terdapat dalam kutipan 69, 70,
71, 72, 73, 74, 78, 79, 80, 83, 84, 85, 86, 87, 88, 89, 90, 91, 92, 94, 95, 103, 104, 105, 106, 107, 112, 113, 114.
Berdasarkan hasil secara keseluruhan baik dari penyampaian amanat secara eksplisit maupun secara implisit, peneliti menemukan banyak amanat yang
100
terdapat dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak. Amanat yang terdapat dalam novel tersebut anatara lain sebagai berikut.
1. Seorang pemimpin dapat berlaku adil kepada warganya dan bersikap
bijaksana, serta bertindak tegas dalam menghadapi sebuah permasalahan, pernyataan tersebut didukung dengan kutipan 108 dan 109.
2. Seorang pemimpin bersedia melayani dengan tulus dan ikhlas, memberikan
bantuan kepada warganya yang membutuhkan pertolongan tanpa pilih kasih dan perhitungan, pernayataan tersebut didukung dengan kutipan 73, 96.
3. Sebagai seorang pemimpin yang telah dipercayai oleh rakyatnya sebaiknya
dapat bersikap jujur, adil, tidak mengambil keutungan untuk dirinya sendiri, pernyataan tersebut didukung dengan kutipan 74, 86, 87.
4. Seorang pemimpin jangan berlaku seenaknya sendiri, menggunakan
kekuasaannya untuk memaksakan keinginannya, pernyataan tersebut didukung dengan kutipan 94
5. Ketika hendak menolong orang lain haruslah ikhals dan bertanggug jawab,
mau menanggung kemungkinan yang tidak terduga, pernyataan ini didukung dengan kutipan 79.
6. Dengan mengalah bukan berarti kalah, dengan berani mengalah justru
membuat diri kita menjadi menang dan berjiwa besar, pernyataan tersebut didukung dengan kutipan 97.
7. Niat baik yang dilakukan tidak selalu berjalan dengan lancar, tetap semangat
dan teruslah berjuang, dan pasrah kepada Tuhan. Jangan lihat ke belakang dengan menyesali perbuatan yang telah dilakukan, tetapi lihat ke depan
101
dengan mempersiapkan diri sebaik mungkin, pernyataan tersebut didukung dengan kutipan 98, 99, 92.
8. Ketika dihakimi, tidak perlu khawatir dan cemas. Serahkan semua kepada
Tuhan karena Tuhan tahu semua yang perbuatan yang telah dilakukan umatNya, pernyataan tersebut didukung dengan kutipan 101.
9. Manusia merupakan makhluk sosial yang hidup berdampingan. Sikap
solidaritas, peduli, dan tolong menolong baik jika dikembangkan dalam masyarakat, pernyataan tersebut didukung dengan kutipan 77, 82, 113.
10. Jika memiliki masalah, berusaha untuk terbuka dan berani untuk berbicara.
Jangan diam saja dan meminta orang lain untuk menebak. Dengan terbuka kepada orang lain dapat membuat beban yang dirasakan seseorang dapat
sedikit berkurang, pernyataan tersebut didukung dengan kutipan 111, 112. 11.
Cinta akan selalu memaafkan. Walau telah disakiti, rasa cinta akan tetap hidup di hati setiap orang. Jika mecintai seseorang, berusahalah untuk segera
mengungkapkannya. Rasa cinta yang dipendam begitu saja, tanpa adanya tindakan kemungkinan dapat pudar. Pernyataan tersebut didukung dengan
kutipan 114. Berdasarkan hasil analisis amanat melalui teknik penyampaian amanat
secara eksplisit dan implisit dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari, dapat disimpulkan secara keseluruhan bahwa amanat dalam novel ini
adalah jadilah seorang pemimpin yang jujur dan bijaksana, jangan mementingkan keinginan pribadinya. Selain itu, novel ini juga mengajarkan untuk berani
bertindak untuk menegakkan kebenaran. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102