18
3. Tujuan penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan
kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental.
c. Tujuan Pembelajaran Berbasis Inkuiri
Penekanan utama dalam proses belajar berbasis inkuiri terletak pada kemampuan siswa untuk memahami, kemudian mengidentifikasi dengan cermat
dan teliti, lalu diakhiri dengan memberikan jawaban atau solusi atas permasalahan yang tersaji. Dalam pembelajaran berbasis inkuiri ini, yang menjadi perhatian
utama, yaitu proses pemetaan masalah dan kedalaman pemahaman atas masalah yang menghasilkan penyajian solusi atau jawaban yang valid dan meyakinkan.
Siswa bukan ha nya mampu untuk menjawab pertanyaan „apa‟, tetapi juga
mengerti jawaban dari pertanyaan „mengapa‟ dan „bagaimana‟ Anam, 2015: 8-9. Pembelajaran berbasis inkuiri sendiri bertujuan mendorong siswa
semakin berani dan kreatif dalam berimajinasi. Dengan imajinasi, siswa dibimbing untuk menciptakan penemuan-penemuan, baik yang berupa
penyempurnaan dari yang telah ada, maupun menciptakan ide, gagasan, atau alat yang belum pernah ada sebelumnya Anam, 2015: 9. Di sisi lain, Trianto 2007:
135 berpendapat bahwa pembelajaran inkuiri ini bertujuan untuk memberikan cara bagi siswa membangun kecakapan-kecakapan intelektual kecakapan
berpikir terkait dengan proses-proses berpikir reflektif. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
d. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Inkuiri
Menurut Hosnan 2014: 342, ada lima prinsip yang harus diperhatikan ketika menggunakan metode pembelajaran inkuiri dalam sebuah proses
pembelajaran, yaitu sebagai berikut. 1.
Berorientasi pada pengembangan intelektual Tujuan utama pembelajaran inkuiri adalah pengembangan kemampuan
berpikir. Dengan demikian, strategi pembelajaran inkuiri ini selain berorientasi pada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar.
2. Prinsip interaksi
Pembelajaran sebagai proses interaksi, artinya menempatkan pendidik bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur
interaksi itu sendiri. 3.
Prinsip bertanya Peran pendidik yang harus dilakukan dalam menggunakan metode ini adalah
pendidik sebagai penanya, sebab kemampuan peserta didik untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses
berpikir. Karena itu, kemampuan pendidik untuk bertanya dalam setiap langkah inkuiri sangat diperlukan.
4. Prinsip belajar untuk berpikir
Belajar bukan hanya mengingat jumlah fakta, melainkan belajar adalah proses berpikir learning how to think, yakni proses mengembangkan potensi
seluruh otak. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal.
20
5. Prinsip keterbukaan
Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai
kemungkinan sebagai
hipotesis yang
harus dibuktikan
kebenarannya. Tugas pendidik adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik mengembangkan hipotesis dan secara
terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukannya.
e. Langkah-Langkah Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri
Sanjaya 2012: 199, berpendapat bahwa secara umum proses pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran inkuiri dapat mengikuti
langkah-langkah sebagai berikut. 1.
Orientasi Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim
pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Langkah orientasi dalam
pembelajaran inkuiri, guru merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah.
2. Merumuskan masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah
persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu. Melalui proses ini siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga
sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir. Teka teki PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
yang menjadi masalah dalam berinkuiri adalah teka teki yang mengandung konsep yang jelas yang harus dicari dan ditemukan.
3. Merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya.
Kemampuan atau potensi individu untuk berpikir pada dasarnya sudah dimiliki sejak individu itu lahir. Potensi berpikir itu dimulai dari kemampuan
setiap individu untuk menebak berhipotesis suatu permasalahan. Manakala individu dapat membuktikan tebakannya, ia akan sampai pada posisi yang
bisa mendorong untuk berpikir lebih lanjut. 4.
Mengumpulkan data Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan
untuk menguji hipotesis yang diajukan. 5.
Menguji hipotesis Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima
sesuai dengan data dan informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.
6. Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumukan kesimpulan
merupakan gong-nya dalam proses pembelajaran. Untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa
data yang relevan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
f. Kelebihan dan Kekurang Metode Inkuiri
Suatu metode pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya dalam suatu proses pembelajaran. Begitu pula dengan metode inkuiri ini. Berikut
merupakan beberapa keunggulan yang dimiliki metode pembelajaran inkuiri menurut Shoimin 2014:86.
1. Merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan
aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang sehingga pembelajaran dengan strategi ini dianggap lebih bermakna.
2. Dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya
belajar mereka. 3.
Merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah
laku berkat adanya pengalaman. 4.
Dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Di samping memiliki keunggulan, pembelajaran inkuiri ini juga memiliki
beberapa kelemahan sebagai berikut. 1.
Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa. 2.
Sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
3. Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang
panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.