Instrumen Penelitian Teknik Analisis Data

47 Setelah sebulan berada di rumah sakit, Mbok Ralem akhirnya diizinkan pulang. Sebelum kembali ke Tanggir, Pambudi mengajak Mbok Ralem ke harian Kalawarta. Pambudi mengenalkan Mbok Ralem dengan Pak Barkah. Pambudi juga mengatakan bahwa Pak Barkah dan redaksi Kalawarta telah membantu Mbok Ralem untuk mencari biaya pengobatan. Mbok Ralem merasa sangat terharu dengan hal tersebut. Setelah menyelesaikan beberapa urusan, Pambudi dan Mbok Ralem pun berpamitan dengan Pak Barkah dan seluruh pegawai Kalawarata dan kembali pulang ke Tanggir. Perbuatan yang dilakuakn Pambudi selama ini membuat Pak Barkah terkesan. Pak Barkah terkesan karena Pambudi bersedia menolong sesamnya tanpa mengharapkan balas jasa apa pun.

e. Bagian Kelima

Pak Dirga tampak gelisah, ia tidak menyangka bahwa Pambudi akan menolong Mbok Ralem, dan membuat iklan di surat kabar sehingga banyak orang yang mengetahui berita tersebut. Hal itu membuat Pak Dirga dan Pak Camat dipanggil Bupati dan Kepala Kantor Sosial. Bupati dan Kepala Kantor Sosial menegur Pak Dirga dan Pak Camat. Pak Dirga pun tidak terima diperlakukan demikian. Ia merasa bahwa dirinya tidak bersalah karena Mbok Ralem datang kepadanya hanya untuk meminta surat keterangan bahwa ia miskin. Pak Dirga juga tidak terima dengan perbutan yang dilakukan oleh Pambudi dan berencana untuk menyingkirkan pemuda itu dari Desa Tanggir. Berbagai cara dilakukan oleh Pak Dirga untuk dapat menyingirkan Pambudi dari desanya. Mulai dari menuduh 48 Pambudi sebagai „kelilip desa‟, hingga pergi ke dukun yang bernama Eyang Wira untuk meminta jimat dan mengusir Pambudi.

f. Bagian Keenam

Suatu malam, Pambudi sedang melamun. Ia memikirkan kejadian beberapa hari yang lalu saat ia membantu Sanis. Sudah lama Pambudi memiliki perasaan kepada gadis bernama Sanis. Hanya saja Sanis masih SMP, sedangkan Pambudi sudah berumur 24 tahun. Hal tersebutlah yang sedang ia pikirkan. Hingga larut malam, Pambudi pun belum bisa tidur karena masih memikirkan Sanis. Namun karena sudah terlalu malam, ia berusaha tidur. Akan tetapi niatnya diurungkan ketika ia mendengar ada seseorang yang masuk ke dalam rumahnya. Pambudi pun keluar, dan diam-diam mengikuti orang yang masuk ke rumahnya. Dengan kesabarannya, akhirnya Pambudi berhasil menangkap orang tersebut. Pambudi berteriak memanggil ayahnya. Setelah tertangkap, Pambudi dan ayahnya segera mengamankan orang tersebut. Pambudi juga keluar rumah karena ia sempat melihat orang tersebut meletakan sesuatu di luar rumah. Tak lama kemudian, Pambudi kembali masuk ke rumah dengan membawa kain mori yang tergulung. Melihat hal itu, ayah Pambudi kaget dan meminta Pambudi untuk membuang benda tersebut yang diyakini sebagai jimat untuk mengusir Pambudi. Pambudi dan Ayahnya pun mendesak orang itu untuk memberitahu siapa yang mengutusnya. Tadinya orang itu menolak, namun akhirnya ia pun mengaku bahwa Pak Dirga lah yang menyuruhnya. Betapa kagetnya ayah Pambudi