anak melakukan penyegaran dengan mencari suasana lain atau berjalan- jalan sebentar meninggalkan kursi belajar. hal tersebut dilakukan agar
pikiran anak menjadi segar kembali dan dapat melakukan aktivitas belajar dengan baik.
d. Hindari melamun dengan cara merefleksi tentang bahan pelajaran yang
baru saja dipelajari. Ada kalanya anak akan hilang konsetrasi belajarnya jika anak merasa
bahwa pelajaran yang dipelajarinya sudah dikuasainya. Hal tersebut membuat anak bingung harus berbuat apa lagi sehingga yang terjadi
adalah pikiran anak melayang-layang ke hal-hal yang tidak berhubungan dengan pelajaran. Keadaan tersebut dapat disiasati dengan cara merefleksi
kembali pelajaran yang baru saja dipelajari sehingga hal-hal yang terlupakan oleh siswa dapat diketahui dan dapat dipelajari lebih dalam
lagi. e.
Jika akan masuk kelas, pelajari dulu catatan dari pertemuan sebelumnya dan membaca bahan pelajaran yang akan dibahas di kelas sehingga siswa
dapat mengetahui topik utama yang akan dibahas. Sebelum masuk kelas, seringkali anak terlebih dahulu bermain dengan
teman-temannya sehingga pada saat pelajaran berlangsung, pikiran tentang bermain tersebut masih ada dan terus mengganggu konsentrasi
siswa dalam belajar. Sebaiknya, anak dapat membagi waktu antara bermain dan belajar. Ada baiknya sebelum memulai pelajaran, anak
belajar terlebih dahulu dari catatan pertemuan yang lalu dan membaca pelajaran yang akan dibahas di kelas sehingga siswa dapat mengetahui
topik utama yang akan dipelajari di kelas. f.
Menunjukkan perhatian pada saat di kelas untuk mendorong semangat belajar.
Salah satu penyebab dari anak sulit berkonsentrasi diantaranya adalah anak tidak menunjukkan perhatian di kelas. Anak yang bermalas-malasan
belajar di kelas dan tidak memperhatikan pelajaran yang sedang dipelajari akan membuat anak semakin sulit berkonsentrasi. Untuk menunjukkan
perhatian dikelas, terlebih dahulu anak harus mempunyai minat di dalam mata pelajaran yang sedang dipelajari tersebut. Peran guru sangat penting
untuk menumbuhkan minat belajar anak, tetapi kesadaran dalam diri anak tentang bahan pelajaran yang sedang dibahas lebih penting lagi. Untuk
itulah, dengan cara menunjukkan perhatian dan kemauan dalam belajar akan mendorong semangat anak dalam belajar.
g. Menghindari gangguan.
Belajar tidak akan menyenangkan apabila anak merasa terganggu. Di sekolah, misalnya. Anak tidak akan dapat berkonsentrasi dengan baik
apabila keadaan kelas yang ribut dan teman-teman yang mengganggunya atau mengajak untuk tidak belajar. hal tersebut dapat dicegah dengan cara
menolak ajakan teman yang mengganggu belajar dan memilih tempat duduk yang mendukung untuk memperhatikan pelajaran. Begitu juga
dengan di rumah. Suara bising dan berbagai aktivitas yang ada di sekitar rumah dapat mengganggu konsentrasi siswa dalam belajar. Maka ada
baiknya ruang belajar tidak ditempatkan di tempat yang berdekatan dengan sumber kebisingan atau paling tidak meja belajar tidak menghadap
ke jendela karena selain silau cahaya matahari juga mudah menjadi gangguan perhatian oleh hal-hal yang ada di luar jendela.
2. Bimbingan Belajar
Menurut WS. Winkel 1987 : 36 belajar adalah suatu aktivitas mental psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrmpilan, dan sikap. Belajar adalah suatu proses perubahan kegiatan reaksi
terhadap lingkungan, perubahan tersebut tidak dapat disebut belajar apabila disebabkan oleh pertumbuhan atau keadaan sementara seseorang seperti
kelelahan atau disediakan obat-obatan. Perubahan kegiatan yang dimaksud mencangkup pengetahuan, kecakapan, dan tingkah laku dan ini diperoleh
melalui latihan pengalaman bukan perubahan yang dengan sendirinya karena pertumbuhan kematangan atau karena keadaan sementara.
Menurut Imron 1996 : 88 faktor-faktor yang mempengaruhi siswa untuk belajar adalah sebagai berikut:
a. Tertarik pada mata pelajaran
b. Ingin selalu bergabung dalam kelas
c. Tindakan, kebiasaan, dan moralnya selalu dalam kontrol diri
d. Selalu mengingat mata pelajaran dan mempelajarinya kembali
e. Ingin identitasnya diakui oleh orang tua
Sedangkan menurut Hamalik 1975 : 4 belajar adalah suatu bentuk perubahan diri seseorang yang dinyatakan dalam cara bertingkah laku yang
baru berkat pengalaman dan latihan. Seseorang dikatakan telah belajar jika di dalam dirinya telah terjadi perubahan tertentu, misalnya semula ia tidak dapat
membaca menjadi dapat membaca. Tetapi tidak semua perubahan di dapat dari hasil belajar, misalnya bayi yang belum bisa duduk kemudian bisa duduk.
Perubahan ini terjadi karena kematangannya. Menurut Jones 1963 : 22 “Guidance is help given by one person to
another in making choise and adjustment and in solving problems.“ Dalam pengertian tersebut terkandung maksud bahwa tugas pembimbing hanyalah
membantu agar individu ysng dibimbing mampu membantu dirinya sendiri, sedangkan keputusan yang diambil tergantung kepada individu yang
dibimbing. Hal ini senada dengan pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh
Natawidjaya 1987 adalah proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat
memahami dirinya sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak wajar sesuai dengan tuntutan masyarakat.
Selanjutnya, Walgito 1982 : 11 merumuskan bimbingan sebagai berikut “Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada
individu atau sekumpulan individu-individu dalam menghindari dan mengatasi kesulitan-kesulitan dalam kehidupannya, agar mereka itu dapat
mencapai kesejahteraan hidupnya. Salah satu tujuan bimbingan belajar adalah memberikan bantuan
kepada terbimbing dan memecahkan masalah sehingga pada akhirnya terbimbing dapat mengatasi kesulitannya. WS. Winkel 1987 : 105
mendefinisikan program bimbingan belajar sebagai berikut “ Program bimbingan belajar merupakan salah satu dari bimbingan pada umumnya yang
dapat dijabarkan ke dalam dimensi perhatian, nasehat, pengawasan, dan motivasi.” Menurut Swastha 1992:25 bimbingan adalah bantuan atau
pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan dalam hidupnya agar individu
atau sekumpulan individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya. Sedangkan menurut Tidjan, dkk 1997:7 bimbingan adalah suatu proses
pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis terhadap individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya agar tercapai kemampuan
untuk menerima dirinya self acceptance, kemampuan untuk mengarahkan dirinya self realization sesuai dengan potensi atau kemampuan dalam
mencapai penyesuaian diri dengan llingkungan baik keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
Dari pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan, bimbingan belajar adalah suatu arahan dan bimbingan kepada siswa untuk memberikan materi
pengulangan remedial, pengayaan enrichment, dan konsultasi siswa consulting sehingga siswa bimbingan belajar dapat memadukan secara
integral materi pembelajaran maupun pola pikir almiah yang di dapat di sekolah dengan yang diberikan oleh lembaga bimbingan belajar. Lembaga
bimbingan belajar merupakan suatu lembaga yang dalam pengelolaannya diatur dengan Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1991 tentang
pendidikan luar sekolah baik yang dilembagakan maupun yang tidak, termasuk dalam hal ini adalah lembaga bimbingan belajar yang
pengelolaannya dilakukan oleh seseorang, sekelompok orang, ataupun badan tertentu.
Pendidikan luar
sekolah termasuk
juga didalamnya adalah lembaga bimbingan belajar mempunyai tujuan Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun
1991: a.
Melayani warga belajar supaya dapat tumbuh dan berkembang sedini mungkin dan sepanjang hayatnya guna meningkatkan martabat dan
kehidupannya. b.
Membina warga belajar agar memiliki pengetahuan, kerampilan, dan sikap mental yang diperlukan untuk mengembangkan diri, bekerja mencari
nafkah atau melanjutkan ke tingkat dan atau jenjang pendidikan yang lebih tinggi.