Tabel 11
Intepretasi Penilaian Frekuensi Prestasi Belajar Siswa Perhitungan
Skor Frekuensi
Frekuensi relatif Penilaian
54+8179-54=76 76 – 79
5 4,17
Sangat tinggi 54+667954=70,5
70 – 75 16
13,3 Tinggi
54+5679-54=68 68 – 69
12 10
Cukup 54+467954=65,5
65 – 67 13
10,83 Rendah
54+ 079-54=54 54 – 64
74 61,67
Sangat rendah Jumlah
120 100
Berdasarkan Kriteria penilaian diatas, dapat diketahui untuk kategori sangat tinggi 4,17 , tinggi 13,3 , cukup tinggi 10 , rendah 10,83 dan sangat rendah
61,67 . Mean dari prestasi belajar siswa 64 terletak pada 54 - 64 maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa termasuk dalam kategori sangat rendah.
B. Pengujian Prasyarat Analisis
1. Uji Normalitas Uji normalitas dalam penelitian ini rumus Kolmogorov-Smirnov Test. Dengan
bantuan program Statistical Package for Social Sciences SPSS. Analisis pertama diperoleh Kolmogorov-Smirnov lihat lampiran 5 hitung sebesar 0,849
dengan probabilitas P 0,466, karena probabilitas 0,466 0,05 berarti distribusi variabel profesionalitas guru X
1
berdistribusi normal. Analisis kedua diperoleh Kolmogorov-Smirnov lihat lampiran 5 hitung
sebesar 0,726 dengan probabilitas P 0,667, karena probabilitas 0,667 0,05 berarti distribusi variabel disiplin belajar X
2
berdistribusi normal. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Analisis ketiga diperoleh Kolmogorov-Smirnov lihat lampiran 5 hitung sebesar 1,166 dengan probabilitas P 0,132, karena probabilitas 0,132 0,05
berarti distribusi variabel fasilitas belajar X
3
berdistribusi normal. Analisis keempat diperoleh Kolmogorov-Smirnov lihat lampiran 5 hitung
sebesar 1,263 dengan probabilitas P 0,082, karena probabilitas 0,082 0,05 berarti distribusi variabel prestasi belajar siswa Y berdistribusi normal.
2. Uji Linieritas Setelah dilakukan uji normalitas maka dilanjutkan dengan
uji linieritas.Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan yang linier
atau tidak antara variabel bebas dengan variabel terikat. Hubungan yang terjadi ini adalah pervariabel yaitu variabel profesionalitas guru dengan prestasi belajar
siswa, disiplin belajar dengan prestasi belajar siswa, dan fasilitas belajar dengan prestasi belajar siswa.
Uji linieritas ini dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS digunakan statistik uji F dengan tingkat signifikansi 5 dan derajat kebebasan n-
k-1 lihat lampiran 5 . Hasil pengujian Variabel bebas profesionalitas guru X
1
didapat F
hitung
sebesar 1,415 pada derajat kebebasan df 24,94 = 1,634 karena F
tabel
l lebih besar dari F
hitung
, maka hubungannya linier. Untuk hasil pengujian variabel bebas disiplin belajar X
2
, didapat F
hitung
sebesar 1,574 pada derajat kebebasan df 21,97 = 1,666 karena F
tabel
l lebih besar dari F
hitung
, maka hubungannya linier. Untuk hasil pengujian variabel bebas fasilitas belaja r X
3
, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
didapat F
hitung
sebesar 0,957 pada derajat kebebasan df 12,106 = 1,845 karena F
tabel
l lebih besar dari F
hitung
, maka hubungannya linier. Selanjutnya diadakan pengujian signifikansi berdasarkan analisis data, hasil
korelasi antara profesionalitas guru dengan prestasi belajar siswa memiliki probabilitas 0,121 karena probabilitas P lebih besar dari 0,05 berarti ke dua
variabel ini berkorelasi secara signifikan. Hasil korelasi antara disiplin belajar dengan prestasi belajar siswa memiliki
proba bilitas P 0,072 karena probabilitas P lebih besar dari 0,05 berarti ke dua variabel ini berkorelasi secara signifikan.
Hasil korelasi antara fasilitas belajar dengan prestasi belajar siswa memiliki probabilitas P 0,495 karena probabilitas P lebih besar dari 0,05 berarti ke dua
variabel ini berkorelasi secara signifikan.
3. Uji Asumsi Klasik Sebelum mengadakan pengujian hipotesis, penulis terlebih dahulu
mengadakan uji asumsi klasik sebagai berikut : a. Uji multikolinieritas
Berdasarkan analisis collinearity statistics lihat lampiran 6 untuk variabel profesionlitas guru X
1
didapat besar tolerance 0,817. Hal ini berarti R
2
koefisien determinasi adalah 1-0,817 = 0,223, yang berarti pula bahwa 22,3 variabilitas profesionalitas guru bisa dijelaskan oleh
prediktor variabel bebas yang lain, sedangkan VIF atau Variance PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Inflation Factor untuk variabel profesionalitas guru diperoleh dengan
persamaan sebagai berikut : VIF = 1 TOLERANCE, maka
VIF = 1 0,817 = maka = 1,223 Karena VIF kurang dari 5, dapat dikatakan bahwa variabel tingkat
profesionalitas guru tidak mempunyai persoalan dengan variabel bebas lainnya, atau dengan kata lain tidak terjadi multikolinieritas.
Berdasarkan analisis collinearity statistics lihat lampiran 6 untuk variabel disiplin belajar didapat besar tolerance 0,732. Hal ini berarti R
2
koefisien determinasi adalah 1-0,732 = 0,366 yang berarti pula bahwa 36,6 variabilitas disiplin belajar bisa dijelaskan oleh prediktor variabel
bebas yang lain, sedangkan VIF atau Variance Inflation Factor untuk variabel disiplin belajar diperoleh dengan persamaan sebagai berikut :
VIF = 1 TOLERANCE, maka VIF = 1 0,732 = maka = 1,366
Karena VIF kurang dari 5 maka, dapat dikatakan bahwa variabel disiplin belajar tidak mempunyai persoalan dengan variabel bebas
lainnya, atau dengan kata lain tidak terjadi multikolinieritas. Berdasarkan analisis collinearity Statistics lihat lampiran 6 untuk
variabel fasilitas belajar didapat besar tolerance 0,787. Hal ini berarti R
2
koefisien determinasi adalah 1-0,787 = 0,270 yang berarti pula bahwa 27 variabilitas fasilitas belajar bisa dijelaskan oleh prediktor variabilitas
bebas yang lain sedangkan VIF atau Variance Inflation Factor untuk variabel fasilitas belajar diperoleh dengan persamaan seba gai berikut :
VIF = 1 TOLERANCE, maka VIF = 1 0,787 = maka = 1,270
Karena VIF kurang dari 5 maka dapat dikatakan bahwa variabel fasilitas belajar tidak mempunyai persoalan dengan variabel bebas lainnya,
atau dengan kata lain tidak terjadi multikolinieritas. b. Uji Heteroskedastisitas
Dari hasil analisis pertama lihat lampiran 6 , diperoleh koefisien korelasi r Spearman’s rho hitung sebesar 1,000 dengan Probabilitas P
sebesar 0,99 karena probabilitas P 0,99 lebih besar dari 0,05 berarti tidak terjadi heteroskedastisitas untuk variabel profesionalitas guru X
1
atau dengan kata lain tidak ada hubungan yang sistematis antara variabel profesionalitas guru dengan kesalahan pengganggunya.
Dari hasil analisis ke dua lihat lampiran 6 , diperoleh koefisien korelasi r Spearman’s rho hitung sebesar 0,470 dengan probabilitas P
sebesr 0,093, karena probabilitas P 0,093 lebih besar dari 0,05 berarti tidak terjadi heteroskedastisitas untuk variabel disiplin belajar X
2
atau dengan kata lain tidak ada hubungan yang sistematis antara
variabeldisiplin belajar belajar dengan kesalahan pengganggunya. Dari hasil analisis ketiga lihat lampiran 6 , diperoleh koefisien
korelasi r Spearman’s rho hitung sebesar 0,350 dengan probabilitas P PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sebesar 0,184, karena probabilitas P 0,184 lebih besar dari 0,05 berarti tidak terjadi heteroskedastisitas untuk variabel Fasilitas belajar X
3
atau dengan kata lain tidak ada hubungan yang sistematis antara variabel
fasilitas belajar siswa dengan kesalahan pengganggunya. c. Uji Autokorelasi
Berdasarkan hasil analisis regresi ganda, dengan menggunakan uji Durbin-Watson diperoleh nilai statistik d sebesar 2,006 lihat lampiran 6 .
Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi menggunakan tabel autokorelasi sebagai berikut :
Tabel 12 Autokorelasi
DW Kesimpulan
Kurang dari 1,61 1,61 s.d 1,74
1,74 s.d 2,26 2,26 s.d 2,39
Lebih dari 2,39 Ada autokorelasi
Tanpa kesimpulan Tidak ada autokorelasi
Tanpa kesimpulan Ada autokorelasi
Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai Durbin- Watson sebesar 2,006 masuk dalam kategori tidak ada autokorelasi.
C. Pengujian Hipotesis Penelitian