BAB 5 PEMBAHASAN
5.1 Pengaruh Karakteristik Individu terhadap Pengisian Kelengkapan Dokumen Rekam Medis Pasien Rawat Inap dalam Manajemen Klaim di
BLUD- RSUDZA Banda Aceh Tahun 2013
Berdasarkan hasil uji statistik regresi logistik dengan model Stepwise, diketahui bahwa karakteristik individu umur, jenis kelamin, pendidikan dan masa
kerja tidak berpengaruh terhadap pengisian kelengkapan dokumen rekam medis, , hal ini disebabkan dari hasil bivariat didapati p0,05.Untuk jelasnya dapat dilihat
pada Tabel 4.9.
5.1.1 Umur
Hasil analisis umur diperoleh bahwaseluruh responden yang berumur dibawah 35 tahun 22,2 dan responden yang berumur diatas 35 tahun 77,8.
Menurut Azwar 2005 umur adalah salah satu faktor yang dapat menggambarkan kematangan seseorang baik kematangan fisik, psikis maupun sosial. Usia lanjut
umumnya lebih bertanggung jawab dan lebih teliti dibandingkan dengan usia lebih muda, hal ini terjadi kemungkinan disebabkan dokter yang berusia lebih muda masih
kurang berpengalaman menurut Lowrence Green pada Gibson 1997 Menurut Andrew Mc Ghie 1996 mengatakan bahwa semakin tua umur
seseorang akan mengalami perubahan kepribadian yang berkaitan dengan usia yang sebenarnya, yang merupakan reaksi terhadap sikap masyarakat. Sehingga bisa
86
Universitas Sumatera Utara
disimpulkan dokter yang semakin tua mempunyai kematangan, bertanggung jawab dan lebih teliti dalam melaksanakan tugas-tugasnya sebagai dokter.
Pendapat ini berbeda menurut Gibson 1996 yang mengatakan bahwa pada umur 40-54 tahun merupakan tahap perawatan, yang ditandai dengan usaha untuk
stabilisasi dari hasil usaha masa lampau. Pada tahap ini seseorang sangat memerlukan penghargaan, tetapi banyak juga yang mempunyai pengalaman kritis pada tahap ini
dimana kesehatan mulai memburuk dan rasa khawatir yang tinggi, mereka tidak lagi membutuhkan peningkatan karir dan akibatnya prestasi kerja akan menurun.
Hasil analisis regresi linier menunjukkan bahwa umur responden tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan pengisian kelengkapan rekam medis p-
value=0,285, hal ini dapat dijelaskan bahwa kinerja responden tersebut tidak tergantung pada fisik dan kesehatan seseorang yang dipengaruhi oleh umurnya,
kinerja ini merupakan kewajiban yang dilaksanakan karena dengan adanya peraturan perundang-undangan yang mendasari maka kewajiban dalam pengisian kelengkapan
rekam medis tidak melihat umur seseorang.
5.1.2 Jenis Kelamin
Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar responden adalah laki-laki yaitu sebesar 64,8 dan 35,2 perempuan. Hasil analisis responden berasal dari
dokter spesialis menunjukkan bahwa responden perempuan 7,9 dan laki-laki 92,1, dalam pengisian rekam medis yang lengkap dan yang tidak lengkap dari jenis
kelamin perempuan sebesar 66,7 dan jenis kelamin laki-laki 51,4. Hasil uji statistik diperoleh nilai p-value=0,595. Kesimpulannya adalah tidak ada perbedaan
Universitas Sumatera Utara
rata-rata persentase kelengkapan rekam medis pada laki-laki dan perempuan atau dengan kata lain antara variable jenis kelamin dan kelengkapan rekam medis tidak
saling berhubungan secara statistik. Hal ini sejalan dengan pendapat Gibson 1996 yang mengatakan bahwa jenis
kelamin memberikan pengaruh tidak langsung kepada kinerja individu, dan juga sejalan dengan pendapat Rivai 2007 yang mengasumsikan bahwa tidak ada
perbedaan yang berarti dalam produktivitas antara laki-laki dan perempuan. Menurut pendapat Wasti Soemanto dalam Dewi Puspito Sari 2011
mengatakan bahwa yang membedakan antara laki-laki dan perempuan adalah dalam hal peranan dan perhatian terhadap sesuatu pekerjaan dan itupun merupakan akibat
pengaruh cultural, hal ini bisa diartikan bahwa tidak ada perbedaan tanggung jawab dan beban kerja antara pria dan wanita. Sehingga disimpulkan antara jenis kelamin
laki-laki dan perempuan mempunyai tanggung jawab yang sama dalam pengisian data rekam medis pasien demi untuk kelengkapan rekam medis yang diharapkan.
Pada penelitian ini jenis kelamin tidak berpengaruh terhadap kinerja responden dalam pengisian kelengkapan rekam medis pada pasien rawat inap, hal ini
dapat dijelaskan bahwa kinerja responden tersebut tidak tergantung pada jenis kelamin, kinerja ini merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan berdasarkan
standar prosedur yang telah ditetapkan, walaupun pada pekerjaan ini diperlukan suatu
ketelitian dan kesabaran yang menyebabkan baik tidaknya kinerja seseorang.
Universitas Sumatera Utara
5.1.3 Pendidikan