dua hal, yaitu kuantitas dan kualitas kerja. Hal yang lebih penting dari tujuan penilaian kinerja adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui keadaan ketrampilan dan kemampuan setiap karyawan yang rutin.
2. Untuk dapat melakukan penyempurnaan kondisi kerja, peningkatan kuantitas dan kualitas kerja.
3. Sebagai dasar pengembangan dan pendayagunaan karyawan seoptimal mungkin. 4. Untuk bisa mendorong terciptanya hubungan harmonis antara atasan dan
bawahan. 5. Untuk dapat mengetahui kondisi organisasi secara keseluruhan dari bidang
personalia khususnya prestasi kerja karyawan.
2.3.2 Indikator Kinerja
Indikator kinerja adalah ukuran secara kualitatif dan kuatitatif yang menunjukkan tingkatan pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan.
Indikator kinerja haruslah merupakan sesuatu yang dapat diukur dan dihitung serta digunakan sebagai dasar untuk menilai atau melihat tingkat kinerja. Kegunaan dari
indikator tersebut adalah untuk dapat melihat kinerja setiap hari dalam suatu organisasi dan perorangan apakah terus mengalami peningkatan sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan. Dalam Departement of Administrative Services Human Resources Business
Center 2001, serta Mathis dan Jackson 2002 yang dikutip dari Hutapea H 2011, menyatakan indikator kinerja karyawan adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Kuantitas kerja, yaitu volume kerja yang dihasilkan dibawah kondisi normal
2. Kualitas kerja, kerapian, ketelitian dan keterkaitan hasil dengan tidak
mengabaikan volume pekerjaan 3.
Jangka waktu output, yaitu : kemampuan dalam menyelesaikan satu pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan
4. Kerjasama, yaitu: kemampuan dalam hubungan sesama karyawan selama
menangani pekerjaan. Semakin tinggi nilai dari indikator-indikator di atas, maka semakin besarlah
kinerja karyawan yang bersangkutan.
2.3.3 Faktor-faktor yang Memengaruhi Kinerja Pegawai
Menurut Mangkunegara 2006, mengemukakan bahwa faktor yang memengaruhi kinerja adalah faktor kemampuan ability dan faktor motivasi
Motivation.
a. Faktor Kemampuan Ability Karyawan yang memiliki pengetahuan yang memadai untuk jabatannya dan
terampil dalam mengerjakan pekerjaannya sehari-hari, maka ia lebih mudah untuk mencapai kinerja yang diharapkan.Secara psikologis kemampuan ability seorang
pegawai terdiri dari kemampuan potensi IQ dan kemampuan reality knowledge and skill. Artinya pegawai yang memiliki IQ di atas rata-rata 110-120 dengan
pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaannya. Oleh karena itu pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai
dengan keahliannya.
Universitas Sumatera Utara
b. Faktor Motivasi Motivation Motivasi terbentuk dari sikap attitude seorang pegawai dalam menghadapi
situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang terarah untuk mencapai tujuan kerja dan organisasi. Dalam hal ini terdapat hubungan yang positip antara motif berprestasi
dengan pencapaian kinerja Mc Cleland, 1987 dikutip dari Hasibuan 2011. Motif berprestasi adalah suatu dorongan dalam diri pegawai untuk melakukan suatu
kegiatan atau tugas dengan sebaik-baiknya agar mampu mencapai prestasi kerja yang tinggi. Robbin 2001 menambahkan dimensi baru yang menentukan kinerja
seseorang yaitu kesempatan. Menurutnya, meskipun seseorang bersedia dan memiliki motivasi dan kemampuan, mungkin ada rintangan yang menjadi kendala kinerja
seseorang yaitu kesempatan yang ada, mungkin berupa lingkungan kerja yang tidak mendukung, peralatan, pasokan bahan, rekan kerja yang tidak mendukung, prosedur
yang tidak jelas dan lain sebagainya. Pimpinan organisasi sangat menyadari adanya perbedaan kinerja antara satu
pegawai dengan pegawai lainnya yang berada di bawah pengawasannya. Secara garis besar, perbedaan kinerja ini disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor individu dan
situasi kerja. Menurut Gibson et al 1997, ada tiga perangkat variable yang mempengaruhi kinerja seseorang yaitu:
1. Variabel Individua l, terdiri dari: a. Kemampuan dan keterampilan yaitu kondisi mental dan fisik seseorang dalam menjalankan suatu aktivitas atau pekerjaan b.
Latar belakang : Kondisi dimasa lalu yang mempengaruhi karakteristik dan sikap mental seseorang, biasanya dipengaruhi oleh faktor keturunan serta pengalaman
Universitas Sumatera Utara
dimasa lalu.c Demografis: Kondisi kependudukan yang berlaku pada individu atau karyawan misalnya umur, jenis kelamin, pendidikan, dimana lingkungan
sekitarnya akan membentuk pola tingkah laku individu tersebut berdasarkan adat dan norma sosial yang berlaku.
2. Variabel Organisasional, terdiri dari : a Sumber daya: Sekumpulan potensi atau kemampuan organisasi yang dapat diukur dan dinilai, seperti sumber daya alam,
sumber daya manusia. b Kepemimpinan : Suatu seni mengkoordinasi yang dilakukan oleh pimpinan dalam memotivasi pihak lain untuk meraih tujuan yang
diinginkan oleh organisasi. c Imbalan : Balas jasa yang diterima oleh pegawai atau usaha yang telah dilakukan di dalam proses aktivitas organisasi dalam
jangka waktu tertentu secara instrinsik maupun ekstrinsik.d Struktur : Hubungan wewenang dan tanggung jawab antar individu di dalam organisasi,
dengan karakteristik tertentu dan kebutuhan organisasi. e Desain Pekerjaan : Job Description yang diberikan kepada pegawai, apakah pegawai dapat
melakukan pekerjaan sesuai dengan job description. 3. Variabel Psikologis, terdiri dari a Persepsi : Suatu proses kognitif yang
digunakan oleh seseorang untuk menafsirkan dan memahami dunia sekitarnya.b Sikap : Kesiapsiagaan mental yang dipelajari dan diorganisir melalui
pengalaman dan mempunyai pengaruh tertentu atas cara tanggap seseorang terhadap orang lain. c Kepribadian: Pola perilaku dan proses mental yang unik,
mencirikan seseorang. d Belajar : Proses yang dijalani seseorang dari tahap
Universitas Sumatera Utara
tidak tahu menjadi tahu dan memahami akan sesuatu terutama yang berhubungan dengan organisasi dan pekerjaan.
Selain disebut diatas, Robbins 1996 mengemukakan beberapa karakteristik biografik yang dapat memengaruhi kinerja :
1. Umur, kinerja akan menurun seiring bertambahnya umur seseorang. Dalam kenyataannya kekuatan kerja seseorang akan menurun dengan bertambahnya
umur mereka. 2. Jenis kelamin, wanita lebih suka menyesuaikan diri dengan wewenang,
sedangkan pria lebih agresif dalam mewujudkan harapan dan keberhasilan. 3. Jabatansenioritas, kedudukan seseorang dalam organisasi akan mempengaruhi
kinerja yang dihasilkannya, karena perbedaan pekerjaan dapat membedakan jenis kebutuhan yang ingin dipuaskan dalam pekerjaan individu yang bersangkutan.
Miner 1988 menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang antara lain :
1. Sikap, meliputi keyakinan, perasaan, dan perilaku yang cenderung kepada orang
lain atau sesuatu. 2.
Keterlibatan kerja yaitu tingkat seseorang memilih berpartisipasi secara aktif dalam kerja, menjadikan kerja sebagai pusat perhatian hidup dan memandang
pekerjaan sebagai sesuatu yang penting kepada penghargaan diri. 3.
Perilaku yaitu tindakan seseorang dalam keadaan umum dan khusus. 4.
Partisipasi yaitu tingkat seseorang secara nyata ikut serta dalam kegiatan- kegiatan organisasi.
Universitas Sumatera Utara
5. Penampilan yaitu tindakan individu yang membantu mencapai tujuan organisasi
termasuk kuantitas dan kualitas. Faktor-faktor yang menentukan kinerja dapat disimpulkan bahwa individu dan
situasi kerja atau situasional yang semua itu terdapat dalam kemampuan, motivasi, pengetahuan pekerjaan, tingkat pendidikan, persepsi, tujuan, nilai-nilai, keahlian
kompetisi, lingkungan sosial atau tekanan situasi, umur, jenis kelamin, pengalaman, dan jabatan atau keterlibatan kerja.
Gambar 2.2. Variabel yang Memengaruhi Perilaku
Dikutip dari Gibson et al 1997 Variabel Individu
Kemampuan dan Keterampilan
Mental Fisik
Latar Belakang Keluarga
Tingkat Sosial Pengalaman
Demografis Umur
Asal Usul Jenis Kelamin
Pendidikan
Perilaku Individu Apa yang
Dikerjakan Orang Prestasi
Hasil yang Diharapkan
Variabel Organisasi Sumber Daya
Kepemimpinan Imbalan
Struktur Desain Pekerjaan
Variabel Psikologis
Persepsi Sikap
Kepribadian Belajar
Motivasi
Universitas Sumatera Utara
Menurut Tiffin dan Mc. Cormick dalam Asad, 2003, secara garis besar perbedaan kinerja ini disebabkan oleh dua faktor, yaitu:
1. Variabel individual : sikap, karakteristik, sifat-sifat fisik, minat dan motivasi,
pengalaman, umur, jenis kelamin, pendidikan serta faktor individual lainnya. 2.
Variabel situasional terdiri dari : a.
Faktor fisik dan pekerjaan: metode kerja, beban kerja, kondisi dan desain perlengkapan kerja, penataan ruang, dan lingkungan fisik penyinaran,
temperatur, dan ventilasi b.
Faktor sosial dan organisasi : peraturan-peraturan organisasi, sifat organisasi, jenis latihan dan pengawasan, sistem upah dan lingkungan sosial.
2.3.4. Penilaian Kinerja