Menurut Rivai 2003, hubungan dengan rekan kerja merupakan salah satu hal yang perludibina dalam lingkup organisasi.Organisasi yang terbentuk berdasarkan
adanya kumpulan dari banyak individu yang lebih daripada satu sehingga perlu dibina kerjasama yang baik diantara sesama pelaku organisasi. Hasil analisis teman kerja
diperoleh bahwa teman kerja responden dengan analisis regresi ganda tidak terdapat hubungan yang bermakna antara teman kerja dengan pengisian kelengkapan dokumen
rekam medis dengan p=0,054 Teman kerja yang tidak mendukung dalam memotivasi seseorang dalam melakukan pekerjaan yaitu mengisi kelengkapan dokumen rekam
medis maka akan menghasilkan dokumen rekam medis yang tidak lengkap 66.7, sebaliknya apabila teman kerja mendukung dalam memotivasi pekerjaan maka akan
menghasilkan dokumen rekam medis yang lengkap 64,7.
5.3 Pengaruh Motivasi Ekstrinsik terhadap Pengisian Kelengkapan Dokumen
Rekam Medis Pasien Rawat Inap dalam Manajemen Klaim di BLUD- RSUDZA Banda Aceh Tahun 2013
Hasil uji statistik regresi logistik, diketahui faktor motivasi ekstrinsik berpengaruh terhadap pengisian kelengkapan dokumen rekam medis di ruang rawat
inap di RSUDZA Banda Aceh yang meliputi insentif, sanksi, pengawasan dan penghargaan, hanya insentif yang tidak menunjukkan pengaruh yang bermakna oleh
karena p0,05, yaitu sebesar 0,552.
5.3.1 Insentif
Menurut Gorda 2004 insentif adalah suatu sarana memotivasi berupa materi, yang diberikan sebagai suatu perangsang ataupun pendorong dengan sengaja kepada
Universitas Sumatera Utara
para pekerja agar dalam diri mereka timbul semangat yang besar untuk meningkatkan produktivitas kerjanya dalam organisasi. Sedangkan menurut Manulang 2003
menyatakan, insentif merupakan sarana motivasi atau sarana yang menimbulkan dorongan. Menurut Cascio 1995 insentif adalah variabel penghargaan yang
diberikan kepada individu dalam suatu kelompok, yang diketahui berdasarkan perbedaan dalam mencapai hasil kerja. Ini dirancang untuk meningkatkan
produktivitas kerjanya. Sedangkan menurut Harsono 1987 berpendapat insentif adalah setiap sistem kompensasi dimana jumlah yang diberikan tergantung pada hasil
yang dicapai, yang berarti menawarkan sesuatu yang berarti menawarkan sesuatu insentif kepada pekerja untuk mencapai hasil yang lebih baik.
Hasil analisis tentang insentif diperoleh dengan analisis regresi ganda tidak terdapat hubungan yang bermakna dengan kelengkapan dokumen rekam medis
dengan p-value = 0,552. Hal ini tidak sesuai dengan apa yang disebutkan bahwa insentif adalah faktor yang mendukung dalam mendorong seseorang untuk berkinerja
lebih baik dengan demikian diharapkan pengisian kelengkapan dokumen rekam medis pada pasien rawat inap di BLUD-RSUDZA Banda Aceh akan lebih baik.
5.3.2 Penghargaan
Menurut Hasibuan 2007, penghargaan adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai
imbalan atau jasa yang diberikan kepada perusahaan. Sedang menurut Dessler 2005, penghargaan berarti semua bentuk penggajian atau ganjaran kepada pegawai dan
timbul karena kepegawaian mereka. Dapat berupa pembayaran uang secara langsung
Universitas Sumatera Utara
upah, gaji, insentif, bonus dan dipat pula berbentuk pembayaran tidak langsung asuransi, liburan atas biaya perusahaan dan dapat pula berupa ganjaran bukan uang
jam kerja yang luwes, kantor yang bergengsi, pekerjaan yang lebih menantang, barang. Masih pendapat Hasibuan 2011, bahwa salah satu kebutuhan dari manusia
antara lain ialah kebutuhan yang terpuaskan karena memperoleh pengakuan, status, dihormati, diterima, serta disegani dalam pergaulan masyarakat. Hal ini penting
karena manusia tergantung satu sama lainnya. Peneliti melakukan uji regresi logistik menunjukkan aspek penghargaan
berpengaruh p0,05, yaitu sebesar p=0,000 terhadap kelengkapan dokumen rekam medis di ruang rawat inap BLUD-RSUDZA Banda Aceh. Penghargaan yang tidak
diberikan menurut persepsi responden memberikan gambaran ketidaklengkapan dokumen rekam medis sebesar 75,0 dan apabila ada penghargaan bagi responden
maka menghasilkan rekam medis yang lengkap sebesar 85,7. Menurut Abraham Maslow dalam Hasibuan 2011 merujuk kepada 2 dua
teori tentang motivasi yang sangat populer. Pertama adalah teori Hierarki Kebutuhan, ia menggunakan teorinya, imbalan terutama gajiupah dalam alat untuk memenuhi
kebutuhan dasar basic physiological needs. Teori dasarnya adalah apabila kebutuhan dasar manusia belum terpenuhi, ia akan mempunyai dorongan untuk
berusaha memperoleh atau mencari, guna memenuhi kebutuhannya.
Universitas Sumatera Utara
5.3.3 Sanksi