Pengaruh Karakteristik Individu, Iklim Kerja dan Motivasi Ekstrinsik Terhadap Kelengkapan Rekam Medik dalam Manajemen Klaim Pasien Rawat Inap di Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum Daerah dr.Zainoel Abidin Banda Aceh tahun 2013
PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU, IKLIM KERJA DAN MOTIVASI EKSTRINSIK TERHADAP KELENGKAPAN REKAM MEDIK DALAM
MANAJEMEN KLAIM PASIEN RAWAT INAP DI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH TAHUN 2013
TESIS
Oleh
MARDIANI 117032054 / IKM
PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
(2)
PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU, IKLIM KERJA DAN MOTIVASI EKSTRINSIK TERHADAP KELENGKAPAN REKAM MEDIK DALAM
MANAJEMEN KLAIM PASIEN RAWAT INAP DI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH TAHUN 2013
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes) dalam Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Minat Studi Administrasi Rumah Sakit pada Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara
Oleh
MARDIANI 117032054 / IKM
PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
(3)
Judul Tesis : PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU, IKLIM KERJA DAN MOTIVASI EKSTRINSIK TERHADAP KELENGKAPAN REKAM MEDIK DALAM MANAJEMEN KLAIM PASIEN
RAWAT INAP DI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH
TAHUN 2013 Nama Mahasiswa : Mardiani Nomor Induk Mahasiswa : 11732054
Program Studi : S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi : Administrasi Rumah Sakit
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, S.E, M.Si) (
Ketua Anggota
dr. Ria Masniari Lubis, M.Si)
Dekan
(Dr. Drs. Surya Utama, M.S)
(4)
Telah Diuji
pada Tanggal : 03 Agustus 2013
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, S.E, M.Si Anggota : 1. dr. Ria Masniari Lubis, M.Si
2. dr. Fauzi, S.K.M 3. Drs. Tukiman, M.K.M
(5)
PERNYATAAN
PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU, IKLIM KERJA DAN MOTIVASI EKSTRINSIK TERHADAP KELENGKAPAN REKAM MEDIK DALAM
MANAJEMEN KLAIM PASIEN RAWAT INAP DI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH TAHUN 2013
TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.
Medan, September 2013
Mardiani 117032054/IKM
(6)
ABSTRAK
Rumah sakit merupakan institusi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna dan menyelenggarakan rekam medis sebagai sarana yang memuat tentang data pasien dan semua pelaksanaan pelayanan yang tercatat di dalamnya.
Kegunaan rekam medis dikenal dengan ALFREDS (Administrative, Legal, Financial, Research, Education, Documentation, and Service). Selain kegunaannya dokumentasi pelayanan juga berdampak pada aspek keuangan karena isinya dapat dijadikan bahan untuk klaim pelayanan.
Tujuan penelitian adalah menganalisis pengaruh karakteristik individu, iklim kerja dan motivasi ekstrinsik terhadap kelengkapan dokumen rekam medis dalam manajemen klaim pasien rawat inap di BLUD Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Zainoel Abidin Banda Aceh. Jenis penelitian ini adalah survey analitik dengan pendekatan cross sectional study.
Berdasarkan hasil analisis terdapat 6 (enam) variabel yang mempunyai nilai p≤ 0,05 yaitu variabel motivasi ekstrinsik: sanksi (p=0,000), penghargaan (p=0,000) dan pengawasan (p=0,009), variabel iklim kerja : beban kerja (p=0,010), uraian tugas (0,010), dan variabel teman kerja (p=0,054). Hasil regresi logistic berganda sanksi merupakan variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap kelengkapan dokumen rekam medis pasien rawat inap dengan nilai Odds Ratio 27.830.
Disarankan untuk manajemen rumah sakit agar memberikan sanksi yang jelas dan tegas jika tidak melakukan pengisian rekam medis yang akurat demi kepentingan bersama.
(7)
ABSTRACT
A hospital is institution which performs a complete individual health service, and performs medical records as a mean of patient data since the whole service implementtion is recorded in them.
The use of medical records has a dubbed ALFREDS (Administrative, Legal, Financial, Research, Education, Documentation, and Service). Besides that, the use of medical records as the service documentation also affects on the financial aspect since the content can be used as the material for service claim.
The objective of research was to analyze the influence of individual characteristics, work atmosphere, and extrinsic motivation on completeness of document of
the medical records in the management of the inpatient claims in dr. Zainoel Abidin regional general hospital Banda Aceh. The type of the research was an analytic survey with cross sectional study.
Based on Chi Square test, it was found six variables which had the value of p≤0.05; they were the variables of motivation extrinsic : punishment (p=0.000), reward (p=0.000) and supervision (p=0.009), work atmosphere : work load (p=0.010), job discription (p=0.010), and co-workers (p=0.054). The result of multiple logistic regression test showed that the variable of punishment had the most significant influence on completness of document inpatients medical records , which the value of Odds Ratio of 27.830.
It is recommend that the management of the hospital impose the transparent and strict punishment; otherwise, the filling out the medical records will not be accurate. This is for common interest.
(8)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena hidayah dan kekuatan yang diberikanNYa penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul "Pengaruh Karakteristik Individu, Iklim Kerja dan Motivasi Ekstrinsik dalam Manajemen Klaim Pasien Rawat Inap di Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum Daerah dr.Zainoel Abidin Banda Aceh tahun 2013"
Tesis ini merupakan salah satu persyaratan Akademik untuk menyelesaikan Pendidikan Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi Administrasi Rumah Sakit pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Medan.
Dalam menyusun tesis ini, penulis mendapat bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang mendalam kepada:
1. Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc(CTM),Sp A(k) selaku Rektor Universitas Sumatera Utara
2. Dr. Drs. Suya Utama, M.S selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
3. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si, selaku Ketua Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
4. Dr. Ir. Evawany Aritonang, M.Si selaku Sekretaris Program Studi S2 Ilmu Kesahatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera
(9)
Utara yang telah membimbing kami dan memberi masukan serta saran dalam penyelesaian tesis ini.
5. Prof. Ritha F Dalimunthe, SE, M.Si dan dr. Ria Masniari Lubis, M.Si selaku komisi pembimbing yang sudah banyak meluangkan waktu, tenaga dan fikiran untuk membimbing penulis mulai dari penyusunan proposal sehingga tesis ini selesai.
6. dr. Fauzi, S.K.M selaku komisi penguji tesis yang telah memberrikan banyak masukan dan saran demi kesempurnaan tesis ini.
7. Drs. Tukiman, M.K.M selaku komisi penguji tesis yang telah memberikan banyak masukan dan saran demi kesempurnaan tesis ini.
8. Said Usman, SPD, M.Kes selaku konsultan kami yang telah memberikan bimbingan, masukan dan arahan selama menyelesaikan tesis ini.
9. Seluruh staf pengajar dan Staf Administrasi yang telah memberikan masukan, bimbingan dan arahan serta bantuan selama mengikuti proses pendidikan. 10.Kepada Direktur BLUD RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh dr. Sahrul,
SpS(k), Wakil Direktur Umum dan Keuangan dr. Warkah Helmi dan Wakil Direktur SDM Burhan, S.H, M.Hum yang sudah banyak membantu saya selama penelitian dan penyelesaian tesis ini.
11.Kepada Kepala Instalasi rekam Medis beserta staf Rekam Medis, Kepala Instalasi manajemen Klaim beserta staf dan Teman Sejawat yang telah membantu dalam proses penyusunan tesis ini hingga selesai.
(10)
12.Teristimewa buat suami tercinta Ir.Sofyan Basri juga anak-anak tersayang Ipda. Arsyad Riyandi, SIP, dr. Juanda Raynaldi, dan Sheila Tririzki, ST yang telah banyak berkorban dan menjadi motivator dalam menyelesaikan studi ini.
13.Teman-teman seperjuangan di Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Minat studi Administrasi Rumah Sakit, atas bantuannya dalam memberikan semangat dalam penyusunan tesis ini.
Penulis menyadari atas segala keterbatasan untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan tesis ini dengan harapan semoga tesis ini bermanfaat bagi pengimbil kebijakan di bidang kesehatan, dan pengembangan ilmu pengetahuan bagi penelitian selanjutnya.
Medan, September 2013 Penulis,
Mardiani 117032054/IKM
(11)
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Mardiani, dilahirkan di Medan pada Tanggal 8 Oktober 1957 dan beragama Islam. Pada Tahun 1970 penulis menamatkan pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri Percobaan Jalan Sei Petani Medan, pada tahun 1973 menamatkan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri I Medan, tahun 1977 menamatkan Sekolah Menengah Atas di SMU Negeri I Medan dan pada tahun 1986 berhasil menamatkan Program Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran Sumatera Utara serta pada tahun 1997 berhasil menamatkan program Dokter Spesialis Patologi Anatomi di Fakultas Kedokteran Sumatera Utara.
Pengalaman penulis, pada tahun 1981 menjadi mengurus Himpunan Mahasiswa Islam Bidang Keputrian di Fakultas Kedokteran USU, anggota SENAT Mahasiswa Bidang Keputrian Fakultas Kedokteran USU tahun 1982.
Pengalaman kerja, penulis, tahun 1988-1993 bekerja sebagai Kepala Puskesmas Kopelma Darussalam Banda Aceh. Tahun 1998- 2001 sebagai Kepala Instalasi Patologi Anatomi di RSUD dr.Zainoel Abidin Banda Aceh.Tahun 2002-2004 sebagai sekretaris Komite Pengembangan di RSUP Fatmawati Jakarta, tahun 2005-2006 sekretaris II Komite Medik RSUP Fatmawati, tahun 2006-2008 Koordinator Pelayanan di SMF Patologi Anatomi RSUP Fatmawati. Tahun 2009-2010 Kepala Instalasi Patologi Anatomi RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh, tahun 2010 -2013 Wakil Direktur Administrasi dan Umum di RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh dan Februari 2013 sampai sekarang staf SMF Patologi Anatomi di RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.
(12)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT... ii
KATA PENGANTAR ... iii
RIWAYAT HIDUP ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB 1. PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 7
1.3. Tujuan Penelitian ... 8
1.4. Hipotesis ... 8
1.5. Manfaat Penelitian ... 8
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ... 10
2.1. Rekam Medis ... 10
2.1.1 Pengertian Rekam Medis ... 10
2.1.2 Tujuan Rekam Medis ... 11
2.1.3 Kegunaan Rekam Medis ... 13
2.1.4 Mutu Rekam Medis ... 13
2.1.5 Tanggung Jawab terhadap Rekam Medis dan Resume Medis ... 17
2.1.6 Rekam Medis Berisikan Diagnosis ... 23
2.1.7 Pengkodean (Coding) Rekam Medis ... 24
2.2. Manajemen Klaim ... 26
2.2.1 Verifikasi Klaim ... 27
2.2.2 Biaya Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit ... 29
2.2.3 Rawat Inap ... 30
2.2.4 Jaminan Kesehatan Aceh (JKA) ... 31
2.3. Kinerja ... 33
2.3.1 Pengertian Kinerja ... 33
2.3.2 Indikator Kinerja ... 35
2.3.3 Faktor-faktor yang Memengaruhi Kinerja Pegawai ... 36
2.3.4 Penilaian Kinerja ... 41
2.3.5 Pengertian Kepuasan Kerja ... 42
2.4 Insentif ... 47
(13)
2.4.2 Jenis Insentif ... ... 48
2.5 Landasan Teori ... 49
2.6 Kerangka Konsep ... 51
BAB 3. METODE PENELITIAN ... 54
3.1 Jenis Penelitian ... 54
3.2 Lokasi dan waktu penelitian ... 54
3.2.1 Lokasi ... 54
3.2.2 Waktu ... 54
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 54
3.3.1 Populasi ... 54
3.3.2 Sampel ... 55
3.4 Metode Pengumpulan Data ... 55
3.4.1 Data Primer ... 55
3.4.2 Data Sekunder ... 55
3.4.3 Uji Valiliditas dan Uji Reliabilitas ... 55
3.5 Variabel dan Definisi Operasional ... 58
3.5.1 Variabel Penelitian ... 58
3.5.2 Definisi Operasional ... 59
3.6 Metode Pengukuran ... 59
3.7 Metode Pengolahan Data ... 63
3.8 Metode Analisis Data ... 63
3.8.1 Analisis Univariat ... 63
3.8.2 Analisis Bivariat ... 63
3.8.3 Analisis Multivariat ... 64
BAB 4. HASIL PENELITIAN ... 65
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 65
4.2 Hasil Analisis Univariat ... 69
4.2.1 Karakteristik Responden ... 69
4.2.2 Karakteristik Iklim Kerja ... 72
4.2.3 Motivasi Ekstrinsik ... 74
4.2.4 Kelengkapan Rekam Medis ... 77
4.3 Analisis Bivariat... ... 80
4.3.1 Hubungan Karakteristik Individu dengan Kelengkapan Dokumen Rekam Medis Pasien Rawat Inap pada Manajemen Klain di BLUD RSUDZA Banda Aceh Tahun 2013 ... 80
4.3.2 Hubungan Iklim Kerja dengan Kelengkapan Dokumen Rekam Medis Pasien Rawat Inap pada Manajemen Klain di BLUD RSUDZA Banda Aceh Rekam Medis Pasien Rawat Inap pada Manajemen Klaim di BLUD RSUDZA Banda Aceh Tahun 2013... 81
(14)
4.3.3 Hubungan Variabel Motivasi Ekstrinsik dengan
Kelengkapan Dokumen ... 82
4.4 Analisis Multivariat... 83
BAB 5. PEMBAHASAN ... 86
5.1 Pengaruh Karakteristik Individu terhadap Pengisian Kelengkapan Dokumen Rekam Medis Pasien Rawat Inap dalam Manajemen Klaim di BLUD RSUDZA Banda Aceh Tahun 2013 ... 86
5.1.1 Umur ... 86
5.1.2 Jenis Kelamin ... 87
5.1.3 Pendidikan ... 89
5.1.4 Masa Kerja ... 90
5.2 Pengaruh Iklim Kerja terhadap Pengisian Kelengkapan Dokumen Rekam Medis Pasien Rawat Ianp dalam Manajemen Klaim di BLUD RSUDZA Banda Aceh Tahun 2013... 92
5.2.1 Beban Kerja ... 92
5.2.2 Uraian Tugas ... 93
5.2.3 Teman Kerja ... 94
5.3 Pengaruh Motivasi Ekstrinsik terhadap Pengisian Kelengkapan Dokumen Rekam Medis Pasien Rawat Inap dalam Manajemen Klaim di BLUD RSUDZA Banda Aceh Tahun 2013 ... 95
5.3.1 Insentif ... 95
5.3.2 Penghargaan ... 96
5.3.3 Sanksi ... 98
5.3.4 Pengawasan... 100
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ... 102
6.1 Kesimpulan ... 102
6.2 Saran ... 103
DAFTAR PUSTAKA ... 105
(15)
DAFTAR TABEL
No. Judul Halaman
4.1. Distribusi Karakteristik Individu Responden Dokter Spesialis di
Ruang Rawat Inap BLUD-RSUZA Banda Aceh Tahun 2013 ... 70 4.2. Distribusi Karakteristik Individu Responden Petugas Rekam Medis
dan Manajemen Klaim di Ruang Rawat Inap BLUD-RSUDZA Banda
Aceh 2013 ... 71 4.3. Distribusi Iklim Kerja Responden Dokter Spesialis di Ruang Rawat
Inap di BLUD-RSUZA Banda Aceh Tahun 2013 ... 73 4.4 Distribusi Iklim Kerja Responden Petugas Rekam Medis dan
Manajemen Klaim di Ruang Rawat Inap di BLUD -RSUZA Banda
Aceh Tahun 2013... 74 4.5 Distribusi Iklim Kerja Responden Dokter Spesialis Ruang Rawat Inap
Di BLUD-RSUDZA Banda Aceh Tahun 2013 ………... 75 4.6 Distribusi Frekuensi Motivasi Ekstrinsik Responden Dokter Spesialis
ruang rawat Inap di BLUD-RSUZA Banda Aceh Tahun 2013 ... 76 4.7 Distribusi Frekuensi Kelengkapan Rekam Medis Pasien Rawat Inap di
BLUD-RSUDZA Banda Aceh Tahun 2013 ……….…... 77
4.8 Distribusi Frekuensi Rekam Medis Tidak Lengkap pasien Rawat Inap
di BLUD-RSUZA Banda Aceh Tahun 2013... 79 4.9 Hubungan Variabel Karakteristik Individu dengan Kelengkapan Dokumen
Rekam Medis pasien Rawat Inap dalam Manajemen
Klaim di BLUD RSUZA Banda Aceh Tahun 2013 ... 81 4.10 Hubungan Variabel Karakteristik Iklim Kerja Dokter Spsesialis
dengan Kelengkapan Berkas RM Klaim di BLUD RSUZA Banda Aceh Tahun 2013 ... 82 4.11 Hubungan Variabel Motivasi Ekstrinsik dengan Kelengkapan
Dokumen Rekam Medis Pasien Rawat Inap dalam Manajemen Klaim di BLUD RSUZA Banda Aceh Tahun 2013 ... 83
(16)
(17)
DAFTAR GAMBAR
No. Judul Halaman
2.1 Bagan Alur Proses Klaim (Ilyas Yaslis, 2003) ... 28 2.2 Variabel yang Memengaruhi Perilaku ... 40 2.3. Kerangka Konsep Penelitian ... 53
(18)
DAFTAR LAMPIRAN
No. Judul Halaman
1. Kuesioner Penelitian ... 112
2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 119
3. Hasil SPSS Univariat ... 121
4. Hasil SPSS Bivariat ... 128
5. Hasil SPSS Multivariat ... 136
(19)
ABSTRAK
Rumah sakit merupakan Institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.Setiap rumah sakit memberikan informasi yang benar tentang pelayanan rumah sakit, memberi pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, anti diskriminasi dan efektif dengan menggunakan kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan di rumah sakit dan menyelenggarakan rekam medis sebagai sarana yang memuat tentang data pasien dan semua pelaksanaan pelayanan yang tercatat di dalamnya
Tujuan penelitian adalah menganalisis pengaruh karakteristik individu, iklim kerja dan motivasi ekstrinsik terhadap kelengkapan dokumen rekam medis dalam manajemen klaim pasien rawat inap di BLUD Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Zainoel Abidin Banda Aceh. Jenis penelitian ini adalah survey analitik dengan pendekatan cross sectional study yang dimaksudkan untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi kelengkapan dokumen rekam medis di BLUD RSUD Dr.Zainoel Abidin Banda Aceh.
Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji Chi Square menunjukkan bahwa terdapat 7 (tujuh) variabel yang mempunyia nilai p≤ 0,25 yaitu variabel Teman kerja (p=0,095), Insentif (p=0,111), Beban Kerja (p=0,026), Uraian Tugas (0,017), Sanksi (p=0,0000), Penghargaan (0,053) dan variabel Pengawasan (p=0,023). Uji yang digunakan dalam analisis multivariat adalah uji regresi logistik berganda dengan pertimbangan hasil ukur variabel dependen adalah dikotomi (kategori). Uji regresi logistik berganda, sanksi merupakan variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap kelengkapan dokumen rekam medis pasien rawat ini di RSUDZA BAnda Aceh, dengan nilai Odds Ratio 42.153 artinya dengan adanya sanksi yang tegas dan jelas maka akan memberikan hasil pengisian kelengkapan dokumen rekam medis 42.153 kali dibandingkan dengan tidak adanya sanksi yang tegas kepada responden.
Disarankan untuk pihak manajemen rumah sakit melakukan sosialisasi tentang pentingnya kelengkapan dokumen rekam medis dan perlunya sanksi yang tegas oleh Pimpinan rumah sakit.
(20)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena hidayah dan kekuatan yang diberikanNYa penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul "Pengaruh Karakteristik Individu, Iklim Kerja dan Motivasi Ekstrinsik dalam Manajemen Klaim Pasien Rawat Inap di Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum Daerah dr.Zainoel Abidin Banda Aceh tahun 2013"
Tesis ini merupakan salah satu persyaratan Akademik untuk menyelesaikan Pendidikan Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi Administrasi Rumah Sakit pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Medan.
Dalam menyusun tesis ini, penulis mendapat bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang mendalam kepada:
1. Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc(CTM),Sp A(k) selaku Rektor Universitas Sumatera Utara
2. Dr. Drs. Suya Utama, M.S selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
3. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si, selaku Ketua Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
4. Dr. Ir. Evawany Aritonang, M.Si selaku Sekretaris Program Studi S2 Ilmu Kesahatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera
(21)
Utara yang telah membimbing kami dan memberi masukan serta saran dalam penyelesaian tesis ini.
5. Prof. Ritha F Dalimunthe, SE, M.Si dan dr. Ria Masniari Lubis, M.Si selaku komisi pembimbing yang sudah banyak meluangkan waktu, tenaga dan fikiran untuk membimbing penulis mulai dari penyusunan proposal sehingga tesis ini selesai.
6. dr. Fauzi, S.K.M selaku komisi penguji tesis yang telah memberrikan banyak masukan dan saran demi kesempurnaan tesis ini.
7. Drs. Tukiman, M.K.M selaku komisi penguji tesis yang telah memberikan banyak masukan dan saran demi kesempurnaan tesis ini.
8. Said Usman, SPD, M.Kes selaku konsultan kami yang telah memberikan bimbingan, masukan dan arahan selama menyelesaikan tesis ini.
9. Seluruh staf pengajar dan Staf Administrasi yang telah memberikan masukan, bimbingan dan arahan serta bantuan selama mengikuti proses pendidikan.
10.Kepada Direktur BLUD RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh dr. Sahrul, SpS(k), Wakil Direktur Umum dan Keuangan dr. Warkah Helmi dan Wakil Direktur SDM Burhan, S.H, M.Hum yang sudah banyak membantu saya selama penelitian dan penyelesaian tesis ini.
11.Kepada Kepala Instalasi rekam Medis beserta staf Rekam Medis, Kepala Instalasi manajemen Klaim beserta staf dan Teman Sejawat yang telah membantu dalam proses penyusunan tesis ini hingga selesai.
(22)
12.Teristimewa buat suami tercinta Ir.Sofyan Basri juga anak-anak tersayang Ipda. Arsyad Riyandi, SIP, dr. Juanda Raynaldi, dan Sheila Tririzki, ST yang telah banyak berkorban dan menjadi motivator dalam menyelesaikan studi ini.
13.Teman-teman seperjuangan di Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Minat studi Administrasi Rumah Sakit, atas bantuannya dalam memberikan semangat dalam penyusunan tesis ini.
Penulis menyadari atas segala keterbatasan untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan tesis ini dengan harapan semoga tesis ini bermanfaat bagi pengimbil kebijakan di bidang kesehatan, dan pengembangan ilmu pengetahuan bagi penelitian selanjutnya.
Medan, Juli 2013 Penulis,
Mardiani 117032054/IKM
(23)
ABSTRAK
Rumah sakit merupakan Institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.Setiap rumah sakit memberikan informasi yang benar tentang pelayanan rumah sakit, memberi pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, anti diskriminasi dan efektif dengan menggunakan kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan di rumah sakit dan menyelenggarakan rekam medis sebagai sarana yang memuat tentang data pasien dan semua pelaksanaan pelayanan yang tercatat di dalamnya
Tujuan penelitian adalah menganalisis pengaruh karakteristik individu, iklim kerja dan motivasi ekstrinsik terhadap kelengkapan dokumen rekam medis dalam manajemen klaim pasien rawat inap di BLUD Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Zainoel Abidin Banda Aceh. Jenis penelitian ini adalah survey analitik dengan pendekatan cross sectional study yang dimaksudkan untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi kelengkapan dokumen rekam medis di BLUD RSUD Dr.Zainoel Abidin Banda Aceh.
Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji Chi Square menunjukkan bahwa terdapat 7 (tujuh) variabel yang mempunyia nilai p≤ 0,25 yaitu variabel Teman kerja (p=0,095), Insentif (p=0,111), Beban Kerja (p=0,026), Uraian Tugas (0,017), Sanksi (p=0,0000), Penghargaan (0,053) dan variabel Pengawasan (p=0,023). Uji yang digunakan dalam analisis multivariat adalah uji regresi logistik berganda dengan pertimbangan hasil ukur variabel dependen adalah dikotomi (kategori). Uji regresi logistik berganda, sanksi merupakan variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap kelengkapan dokumen rekam medis pasien rawat ini di RSUDZA BAnda Aceh, dengan nilai Odds Ratio 42.153 artinya dengan adanya sanksi yang tegas dan jelas maka akan memberikan hasil pengisian kelengkapan dokumen rekam medis 42.153 kali dibandingkan dengan tidak adanya sanksi yang tegas kepada responden.
Disarankan untuk pihak manajemen rumah sakit melakukan sosialisasi tentang pentingnya kelengkapan dokumen rekam medis dan perlunya sanksi yang tegas oleh Pimpinan rumah sakit.
(24)
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rumah sakit merupakan suatu tempat, tetapi juga suatu fasilitas, sebuah institusi dan sebuah organisasi. Dalam mengatur rumah sakit dengan baik maka seseorang harus dapat mendefinisikan dengan tepat pula. Definisi yang paling klasik adalah rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Setiap rumah sakit memberikan informasi yang benar tentang pelayanan rumah sakit, memberi pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, anti diskriminasi dan efektif dengan menggunakan kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan di rumah sakit dan menyelenggarakan rekam medis sebagai sarana yang memuat tentang data pasien dan semua pelaksanaan pelayanan yang tercatat di dalamnya.
Rekam medis adalah kumpulan informasi tentang identitas, hasil anamnesis, pemeriksaan dan catatan segala kegiatan para pemberi pelayanan atas pasien dari waktu ke waktu. Rekam medis bersifat rahasia, aman dan berisi informasi yang dapat dipertanggung jawabkan.
Kelengkapan rekam medis masih menjadi permasalahan baik di Rumah Sakit Pemerintah maupun di rumah sakit swasta. Hal ini menunjukkan kinerja bidang rekam medis rumah sakit milik Pemerintah maupun swasta masih perlu
(25)
ditingkatkan lagi. Ketidak lengkapan rekam medis ini disebabkan pelaksanaan pendokumentasian oleh pemberi pelayanan kesehatan belum sesuai dengan pedoman yang ada, diantaranya tidak ada tanda tangan dokter sebagai pemberi pelayanan, diagnosa dokter yang tidak lengkap; catatan perawat yang tidak lengkap; penulisan perkembangan penyakit dan pengobatan pasien yang tidak lengkap. Rekam medis dibuat sebagai aktivitas sekunder mengiringi jalannya pelayanan pasien, sehingga akibat kesibukan petugas melayani pasien menyebabkan proses pendokumentasian tidak seakurat dan selengkap yang diharapkan.
Kepentingan dari pengisian rekam medis menurut Hanafiah & Amir (1999) antara lain untuk: (1) mempersiapkan keselarasan pelayanan dan administrasi organisasi yang tunduk pada undang-undang terkait pengelolaan rumah sakit; (2) penunjang legal atas setiap pelayanan medis; (3) menjadi administrasi finansial rumah sakit; (4) mempersiapkan bahan layak riset; (5) bahan edukasi di rumah sakit; (6) bahan dokumen yang selalu siap dipakai; (7) menjadi media komunikasi dan informasi bagi keselarasan pelayanan pada pasien.
Keberadaan rekam medis diperlukan dalam sarana pelayanan kesehatan, baik ditinjau dari segi pelaksanaan praktek pelayanan kesehatan maupun dari aspek hukum. Peraturan hukum yang berhubungan dengan pelaksanaan pelayanan kesehatan mencakup aspek hukum pidana, perdata dan hukum administrasi. Rekam medis yang tidak lengkap dapat menimbulkan permasalahan (tuntutan) dari pasien kepada dokter maupun rumah sakit. Disinilah akan terungkap aspek hukum rekam
(26)
medis, bila catatan dan data terisi dengan lengkap maka rekam medis akan menolong semua pihak yang terlibat.
Rumah Sakit Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh merupakan Rumah Sakitr Umum Daerah dengan status Badan layanan Umum Daerah (BLUD-RSUDZA) yang berada di kota Banda Aceh, memiliki permasalahan dalam kelengkapan pengisian rekam medis. Pada tahun 2010 telah dilakukan evaluasi tentang kelengkapan catatan dokumen rekam medis dari 1 Maret sampai dengan 31 Mei 2010, sebanyak 350 bundel rekam medis yang dievaluasi ternyata masih ada ditemukan dokumen yang tidak lengkap catatan medis seperti penulisan diagnosa dokter sebanyak 1,42%, tanda tangan dokter sebanyak 1,42%, penulisan perkembangan penyakit dan pengobatan sebanyak 0,57%. Dari hasil evaluasi tersebut disimpulkan dan direkomendasikan bahwa ketidaklengkapan pengisian rekam medis dikarenakan kesibukan/kealpaan dari petugas dan sebagian besar dokter, masih mempunyai rasa tanggung jawab yang besar untuk berupaya melengkapi dokumen rekam medis agar menjadi lebih lengkap, sehingga dapat berdaya guna dan berhasil guna.
Petugas rekam medis menetapkan penulisan kode diagnosis penyakit dan mengkaji data yang tertera di rekam medis sudah lengkap pencatatannya sesuai dengan persyaratan standar minimum. Penulisan koding sesuai yang diatur dalam International Statitical Classification Diseases and Health Problem (ICD) Revisi 10. Untuk memonitor keakuratan kode diagnosis dengan ICD 10 perlu dilakukan oleh staf rumah sakit di bagian manajemen klaim.
(27)
Pada saat pasien pulang, dokter yang merawat akan membuat resume pulang. Lembar resume dapat diisi secara komputerisasi maupun manual, pada BLUD-RSUDZA Banda Aceh, dilakukan secara manual. Lembar resume dimasukkan ke dalam status dan pada saat pasien akan pulang /keluar, maka lembaran tersebut akan di analisis kuantitatif dan data-data yang ada pada lembaran tersebut bisa digunakan untuk membuat indeks dan koding penyakit, yang nantinya diperlukan untuk analisis laporan yang diperlukan oleh rumah sakit.
BLUD-RSUDZA Banda Aceh merupakan rumah sakit klas A yang melayani pasien dengan pola pembayaran menggunakan jaminan kesehatan seperti Askes, Jamkesmas, Jaminan Kesehatan Aceh (JKA) dan pasien umum. Pembiayaan kesehatan seperti JKA sebagai providernya adalah PT ASKES (Persero), Ketentuan dalam pembayaran atau klaim di rumah sakit mengacu kepada aturan yang berlaku baku. Apabila kelengkapan berkas tersebut tidak terpenuhi maka hal ini akan menjadi permasalahan dengan akibat pelayanan yang sudah diberikan tidak dapat di akomodir oleh PT. ASKES untuk dibayar setelah dilakukan verifikasi oleh tim independen dalam hal ini petugas PT.ASKES.
Ketidaklengkapan rekam medis dapat berdampak negatip terhadap pencapaian klaim jumlah pelayanan di rumah sakit. Hal ini menyebabkan kerugian bagi rumah sakit secara umum, juga bagi pemberi pelayanan medis seperti dokter, perawat dan bagian penunjang lainnya. Sebagai contoh pada Januari tahun 2012 jumlah klaim pelayanan dari JKA yang diajukan sebesar Rp. 2.063.000.500,- dan
(28)
yang disetujui untuk dibayar sebesar Rp. 2.054.721.500,- jumlah selisih yang tidak dibayar Rp.8.279.000,-(1,0%).
Pengisian rekam medis juga merupakan indikator kinerja dokter sebagai petugas medis dalam melayani pasien di rumah sakit. Sudah saatnya penyelenggaraan rekam medis mendapat perhatian sungguh-sungguh karena akan menghasilkan informasi yang cepat, akurat dan tepat waktu serta dapat memberikan peningkatan pendapatan pelayanan pada rumah sakit, oleh karena dengan lengkapnya rekam medis maka klaim yang diajukan ke provider bagi pasien yang menggunakan jasa layanan dengan asuransi dapat diklaim sesuai dengan pelayanan yang telah diberikan.
Pemerintah menerbitkan Undang-undang RI no.29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran pasal 79 terkait tentang rekam medis yang salah satu tujuannya adalah agar dokter termotivasi berkinerja dalam melengkapi pengisian rekam medis. Para dokter sering tidak melengkapi data pada resume pasien pulang , hal ini berkaitan dengan perilaku dokteri dalam melengkapi data resume pasien. Perilaku dipengaruhi oleh faktor predisposisi seperti : pengetahuan, sikap, nilai, keyakinan, faktor pemungkin seperti : keterampilan, sumber daya pribadi, dan faktor penguat seperti: protap, manfaat yang diterima baik secara sosial maupun fisik, hukuman yang nyata ataupun tidak nyata yang pernah diterima oleh pihak lain.
Penelitian Boekitwetan (2002), tentang faktor-faktor yang berpengaruh tehadap kelengkapan dan ketepatan pengembalian rekam medis adalah lingkungan kerja yang kurang menyenangkan, kompensasi yang belum memadai, ketidak disiplinan waktu kerja, monitoring tidak berjalan, belum ada penghargaan yang
(29)
memadai, peran dan fungsi petugas rekam medis tidak berjalan, kepentingan rekam medis yang masih rendah, sosialisasi buku pedoman pengolahan rekam medis tidak berjalan, pengetahuan dan pemahaman petugas yang kurang dan fungsi monitoring tidak berjalan.
Gibson et. al. (1997), Mathis dan Jackson (2002), Ilyas (2002), menyatakan bahwa kinerja adalah tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas dan kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu organisasi. Kinerja karyawan mempengaruhi seberapa banyak mereka memberi kontribusi kepada organisasi, baik secara individu maupun kelompok dalam upaya peningkatan kinerja organisasi.
Robins (2001), Hasibuan (2010), menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang adalah motivasi. Motivasi adalah keinginan untuk melakukan sesuatu dan menentukan kemampuan bertindak untuk memuaskan kebutuhan individu, orang-orang yang termotivasi akan melakukan usaha yang lebih besar daripada yang tidak demi tercapainya tujuan organisasi dengan efektif dan efisien.
Ilyas Yaslis, (2002), Salah satu faktor yang berhubungan dengan produktivitas faktor personel yaitu motivasi tujuan, kemampuan, moral, pendidikan, tingkat penghasilan, dan kesehatan. Faktor organisasi salah satunya adalah iklim kerja. Menurut Paul Mali dalam Ilyas Yaslis (2002), tentang produktivitas adalah pengukuran tentang seberapa baik sumberdaya digunakan bersama-sama dalam organisasi untuk menghasilkan suatu unit hasil produksi. Pada hakekatnya pengertian
(30)
produktivitas menyangkut aspek sikap dan mental terhadap kualitas dan kapasitas kerja itu sendiri. Dengan demikian pembaharuan pandangan hidup dengan memuliakan hasil kerja merupakan faktor kunci untuk meningkatkan produktivitas kerja.
Berdasarkan latar belakang dan uraian di atas maka peneliti tertarik mengkaji “Pengaruh karakteristik individu, iklim kerja dan motivasi ekstrinsik terhadap kelengkapan rekam medis dalam manajemen klaim pasien rawat inap di BLUD- RSUDZA Banda Aceh”. Harapan peneliti dengan adanya penelitian yang dimaksud akan mendapatkan hasil yang akan menjadi perhatian dan tindak lanjut oleh manajemen rumah sakit guna mencapai harapan untuk perbaikan dikemudian hari terutama guna dalam peningkatan pendapatan pelayanan di rumah sakit.
1.2 Rumusan Masalah
Pendapatan pelayanan yang telah dilaksanakan kurang dari semestinya oleh karena klaim yang diajukan banyak yang gagal terklaim, diduga berkaitan dengan tidak lengkapnya rekam medis di BLUD-RSUDZA Banda Aceh. Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah pengaruh karakteristik individu, iklim kerja dan motivasi ekstrinsik terhadap kelengkapan rekam medis dalam manajemen klaim pasien rawat inap di BLUD-RSUDZA Banda Aceh.
(31)
1.3. Tujuan Penelitian
Peneliti menganalisis pengaruh karakteristik individu, iklim kerja dan motivasi ekstrinsik terhadap kelengkapan rekam medis dalam manajemen klaim pasien rawat inap di BLUD-RSUDZA Banda Aceh.
1.4 Hipotesis
Ada pengaruh karakteristik individu, iklim kerja dan motivasi ekstrinsik terhadap kelengkapan rekam medis dalam manajemen klaim pasien rawat inap di BLUD-RSUDZA Banda Aceh.
1.4.1. Pertanyaan Penelitian
1. Adakah pengaruh Karakteristiuk Individu (umur, jenis kelamin, pendidikan dan masa kerja) terhadap kelengkapan rekam medis pasien rawat inap di BLUD-RSUDZA Banda Aceh.
2. Adakah pengaruh Karakteristik Iklim kerja (beban kerja, uraian tugas, dan teman kerja) terhadap kelengkapan rekam medis pasien rawat inap di BLUD-RSUDZA Banda Aceh.
3. Adakah pengaruh motivasi ekstrinsik (insentif, penghargaan, sanksi, dan pengawasan) terhadap kelengkapan rekam medis pasien rawat inap di BLUD-RSUDZA Banda Aceh.
(32)
1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Teoritis
Untuk menambah pengetahuan dan sebagai bahan masukan dalam pelaksanaan manajemen kelengkapan data rekam medis dan evaluasi terhadap manajemen klaim dalam menghasilkan pendapatan pelayanan di rumah sakit.
1.5.2 Aplikatif
1.5.2.1 Bagi Akademik
1. Menambah referensi perpustakaan rumah sakit BLUD-RSUDZA Banda Aceh dan sebagai sumbangan ilmiah dan informasi tambahan bagi peneliti selanjutnya. 2. Diharapkan hasil penelitian ini, Pimpinan rumah sakit BLUD-RSUDZA Banda
Aceh dapat menerima masukan yaitu untuk meningkatkan mutu pelaksanaan resume medis.
3. Selain mutu pelaksanaan resume medis, pimpinan rumah sakit dapat memahami sejauh mana kelengkapan pengisian rekam medis oleh dokter yang berdampak dengan pendapatan pelayanan di rumah sakit.
4. Sebagai masukan bagi dokter dan perawat dalam menjalankan profesinya. 1.5.2.2 Bagi Peneliti
Menambah wawasan dan pengalaman tentang bagaimana tehnis pengisian kelengkapan rekam medis yang seharusnya dan sebagai sarana untuk menerapkan ilmu yang diperoleh selama kuliah dengan membandingkan keadaan yang ada dilapangan.
(33)
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Rekam Medis
2.1.1 Pengertian Rekam Medis
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan nomor 269 tahun 2008 tentang rekam medis dalam pasal 3 menyebutkan butir-butir minimal yang harus dimuat untuk pasien rawat inap dan perawatan satu hari sekurang-kurangnya memuat catatan dan dokumen antara lain indentitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan yang telah diberikan, serta tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Rekam medis harus dibuat secara tertulis, lengkap dan jelas dan dalam bentuk tehnologi informasi elektronik yang diatur lebih lanjut dengan peraturan tersendiri.
Menurut Gemala Hatta (2008), rekam medis adalah merupakan kumpulan fakta tentang kehidupan seseorang dan riwayat penyakitnya, termasuk keadaan sakit, pengobatan saat ini dan saat lampau yang ditulis oleh para praktisi kesehatan dalam upaya mereka memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. Menurut Sofwan Dahlan (2000), latar belakang perlunya dibuat rekam medis adalah untuk mendokumentasikan semua kejadian yang berkaitan dengan kesehatan pasien serta menyediakan media komunikasi di antara tenaga kesehatan bagi kepentingan perawatan penyakitnya yang sekarang maupun yang akan datang. Menurut Sabarguna BS (2008) Rekam medis adalah rangkuman data pasien selama dirawat di rumah sakit, dengan harapan dan bagaimana pelayanan seorang pasien selama dirawat dan
(34)
diobati di rumah sakit, untuk melengkapi rekam medis harus memiliki data yang cukup tertulis dalam rangkaian kegiatan guna menghasilkan suatu diagnosis, jaminan, pengobatan dan hasil akhir.
2.1.2. Tujuan Rekam Medis
R ekam medis bertujuan untuk menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Tanpa adanya dukungan dari suatu sistem pengelolaan rekam medis yang baik dan benar, mustahil tertib administrasi rumah sakit akan berhasil sebagaimana yang diharapkan. Sedangkan tertib administrasi merupakan salah satu faktor yang menentukan didalam upaya pelayanan kesehatan di rumah sakit (Dirjen Yanmed, 1993).
Menurut Depkes RI, (1993) Dirjen Pelayanan Medis dalam buku Pedoman Pengolahan rekam medis rumah sakit di Indonesia, kegunaannya dapat dilihat dari beberapa aspek yang dikenal dengan sebutan ALFREDS (Administrative, Legal, Financial, Research, Education, Dokumentation, and Service) yaitu :
a. Administrative (Aspek Administrasi)
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi, karena isinya menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab tenaga medis dan paramedis dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan.
b. Legal (Aspek Hukum)
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum,karena isinya menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan dalam rangka usaha
(35)
menegakkan hukum serta penyediaan bahan tanda bukti untuk penegakkan hukum.
c. Financial (Aspek Keuangan)
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai keuangan, karena isinya dapat dijadikan sebagai bahan untuk menetapkan biaya pembayaran layanan pada fasilitas pelayanan kesehatan. Tanpa adanya bukti catatan tindakan/pelayanan, maka pembayaran tidak dapat dipertanggungjawabkan. Data/informasi yang ada dapat digunakan sebagai aspek keuangan.
d. Research (Aspek Penelitian)
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian, karena informasi yang dikandungnya dapat digunakan sebagai bahan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dibidang kesehatan.
e. Education (Aspek pendidikan)
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian, karena isinya menyangkut data/informasi tentang perkembangan kronologis dari kegiatan pelayanan rekam medis yang diberikan kepada pasien. Informasi tersebut dapat dipergunakan sebagai bahan/referensi pengajaran dibidang profesi si pemakai.
f. Documentation ( Aspek Dokumentasi)
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi, karena isinya menyangkut sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan pertanggungjawaban laporan rumah sakit.
(36)
g. Service (Aspek Medis)
Suatu dokumen rekam medis mempunyai nilai medik, karena catatan tersebut dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan perawatan yang harus diberikan kepada seorang pasien.
2.1.3 Kegunaan Rekam Medis
Menurut Dirjen Yanmed (1993), kegunaan rekam medis secara umum antara lain sebagai berikut : (a) Sebagai alat komunikasi antara dokter dengan tenaga ahlinya yang ikut ambil bagian didalam memberikan pelayanan pengobatan, perawatan kepada pasien. (b) Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan yang harus diberikan kepada seorang pasien. (c) Sebagai bukti tertulis untuk segala tindakan pelayanan, perkembangan penyakit, dan pengobatan selama pasien berkunjung/dirawat di rumah sakit. (d) Sebagai bahan yang berguna untuk analisa, penelitian, dan evaluasi terhadap kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien. (e) Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, rumah sakit maupun dokter dan tenaga kesehatan lainnya. (f) Menyediakan data khusus yang sangat berguna untuk penelitian dan pendidikan. (g) Sebagai dasar didalam perhitungan biaya pembayaran pelayanan medis pasien. (h) Menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan, serta sebagai bahan pertanggung jawaban dan laporan.
2.1.4 Mutu Rekam Medis
Rekam medis yang baik dapat pula mencerminkan mutu pelayanan kesehatan yang diberikan (Huffman,1994). Rekam medis yang bermutu juga diperlukan untuk persiapan evaluasi dan audit medis terhadap pelayanan medis secara retrospektif
(37)
terhadap rekam medis. Tanpa dipenuhinya syarat-syarat dari mutu rekam medis ini, maka tenaga medis maupun pihak rumah sakit akan sukar membela diri di pengadilan bila terdapat tuntutan malpraktik oleh pihak pasien.
Menurut Huffman (1994), mutu rekam medis yang baik adalah rekam medis yang memenuhi indikator-indikator mutu rekam medis sebagai berikut :
a. Kelengkapan isian resume medis b. Keakuratan
c. Tepat waktu
d. Pemenuhan persyaratan hukum
Formulir rekam medis yang digunakan dan harus diisi oleh berbagai Rumah Sakit, semua formulir harus memenuhi standar. Formulir rekam medis sendiri tidak memberikan jaminan pencatatan data medis yang tepat dan baik, apabila para dokter dan staf medisnya tidak secara seksama melengkapi informasi yang diperlukan pada setiap lembaran rekam medis dengan baik dan benar.
Berdasarkan Peraturaran Menteri Kesehatan nomor 269 tahun 2008 yang dimaksud dengan isi rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen antara lain identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan yang telah diberikan, serta tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Data-data yang harus dimasukkan dalam rekam medis dibedakan untuk pasien yang diperiksa di unit gawat darurat, unit rawat jalan dan unit rawat inap.
(38)
Uraian indikator-indikator tersebut adalah sebagai berikut:
a. Kelengkapan isian resume medis untuk pasien rawat inap dan perawatan sekurang -kurangnya memuat (Permenkes No. 269/MENKES/PER/III/2008). 1. Identitas pasien
2. Tanggal dan waktu
3. Anamnese (sekurang-kurangnya keluhan, riwayat penyakit) 4. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medis
5. Diagnosis
6. Rencana penatalaksanaan /TP (treatment planning) 7. Pengobatan dan atau tindakan
8. Persetujuan tindakan bila perlu
9. Catatan observasi klinis dan hasil pengobatan 10. Ringkasan pulang (discharge summary)
11. Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan
12. Pelayanan lain yang telah diberikan oleh tenaga kesehatan tertentu 13. Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik
Ringkasan pulang (discharge summary) atau resume medis, harus dibuat oleh dokter atau dokter gigi yang melakukan perawatan pasien. Isi ringkasan pulang sekurang-kurangnya memuat :
1. Identitas pasien
(39)
3. Ringkasan hasil pemeriksaan fisik dan penunjang, diagnosis akhir, pengobatan dan tindak lanjut; dan
4. Nama dan tanda tangan dokter atau dokter gigi yang memberikan pelayanan kesehatan.
b. Keakuratan
Adalah ketepatan catatan rekam medis, dimana semua data pasien ditulis dengan teliti, cermat, tepat, dan sesuai dengan keadaan sesungguhnya.
c. Tepat waktu
Rekam medis harus diisi dan setelah diisi harus dikembalikan ke bagian rekam medis tepat waktu sesuai dengan peraturan yang ada.
d. Memenuhi persyaratan hukum
Rekam medis memenuhi persyaratan aspek hukum (Permenkes 269 tahun 2008; Huffman, 1994) yaitu:
1. Penulisan rekam medis tidak memakai pensil 2. Penghapusan tidak ada
3. Coretan, ralat sesuai dengan prosedur, tanggal, dan tanda tangan 4. Tulisan harus jelas dan terbaca
5. Ada tanda tangan oleh yang wajib menandatangani dan nama petugas 6. Ada tanggal dan waktu pemeriksaan tindakan
(40)
Rekam medis disebut lengkap apabila:
a. Setiap tindakan konsultasi yang dilakukan terhadap pasien, selambat-lambatnya dalam waktu 1x24 jam harus ditulis dalam lembaran rekam medis.
b. Semua pencatatan harus ditanda tangani oleh dokter/tenaga kesehatan lainnya sesuai dengan kewenangan klinis dan ditulis nama terangnya serta diberi tanggal. c. Pencatatan yang dibuat oleh mahasiswa kedokteran/dan mahasiswa lainnya
ditandatangani dan menjadi tanggung jawab dokter yang merawat atau oleh dokter pembimbingnya.
d. Catatan yang dibuat oleh residens harus diketahui oleh dokter pembimbingnya. e. Dokter yang merawat dapat memperbaiki kesalahan penulisan yang terjadi
dengan wajar seperti mencoret kata/kalimat yang salah dengan jalan memberikan satu garis lurus pada tulisan tersebut. Diberi inisial (singkatan nama) orang yang menkoreksi tadi dan mencantumkan tanggal perbaikan dan melakukannya pada saat itu juga serta dibubuhi paraf.
f. Penghapusan tulisan dengan cara apapun tidak diperbolehkan. (Boedihartono, 1991; Hatta, 2008).
2.1.5 Tanggung Jawab terhadap Rekam Medis dan Resume Medis
Rumah sakit bertanggung jawab untuk melindungi informasi yang ada didalam rekam medis dan resume medis terhadap kemungkinan hilangnya keterangan ataupun pemalsuan data yang ada didalam rekam medis dan resume medis atau dipergunakan oleh orang lain yang semestinya tidak diberikan izin. Berkas rekam medis dan resume medis merupakan milik rumah sakit dan pasien, maka
(41)
keberadaannya harus dijaga dan sangat berguna bagi pasien, dokter maupun bagi rumah sakit. Oleh karena itu, maka tanggung jawab terhadap rekam medis dan resume medis tidak terlepas dari dokter yang merawat pasien, petugas rekam medis, pimpinan rumah sakit, staf medis, dan komite medis yang uraian tanggung jawabnya adalah sebagai berikut (Boedihartono, 1991) :
a. Tanggung Jawab Dokter yang Merawat
Tanggung jawab utama akan kelengkapan rekam medis terletak pada dokter yang merawat. Meskipun untuk melengkapi rekam medis dapat didelegasikan kepada stafnya, namun tanggung jawab utama dari isi rekam medis berada pada dokter yang merawat, dokter mengemban tanggung jawab terakhir akan kelengkapan dan keberhasilan isi rekam medis. Disamping itu, untuk mencatat beberapa keterangan medis seperti: riwayat penyakit, pemeriksaan penyakit, pemeriksaan fisik, dan ringkasan keluar (resume), yang kemudian bisa didelegasikan kepada coasisten, asisten ahli, dan dokter lainnya namun data harus dipelajari kembali, dikorelasikan, dan ditandatangani juga oleh dokter yang merawat.
b. Tanggung Jawab Petugas Rekam Medis
Petugas rekam medis membantu dokter yang merawat dalam mempelajari isi rekam medis. Analisis dari kelengkapan isi dimaksudkan untuk mencari hal-hal yang kurang dan masih diragukan, dan menjamin rekam medis yang lengkap dan akurat serta sesuai dengan kebijakan dan peraturan.
(42)
c. Tanggung Jawab Pimpinan Rumah Sakit
Pimpinan rumah sakit bertanggung jawab menyediakan fasilitas unit rekam medis yang meliputi ruangan, peralatan, tanaga kesehatan yang memadai. Sehingga tenaga di unit rekam medis dapat bekerja secara efektif dalam memeriksa kembali, memuat indeks, dan penyimpanan dari semua system medis dalam waktu singkat. d. Tanggung Jawab Staf Medis
Staf medis (dokter, perawat, dan tenaga kesehatan professional lainnya) yaitu : (a) Dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi dan dokter gigi spesialis yang melayani pasien di rumah sakit (b) Dokter tamu yang merawat pasien di rumah sakit (c) Residens yang sedang melaksanakan kepanitraan klinik (d) Tenaga paramedis keperawatan dan tenaga paramedis non keperawatan yang sedang terlibat didalamnya antara lain: perawat,perawat gigi, bidan,tenaga laboratorium klinik,gizi, anestesi, penata rongent, rehabilitasi medis dan lain sebagainya (e) Dalam hal dokter luar negeri melakukan alih tehnologi kedokteran yang berupa tindakan/konsultasi kepada pasien yang membuat rekam medis adalah dokter yang ditunjuk oleh direktur rumah sakit (Depkes RI, 1997). Semua staf medis tersebut mempunyai peranan penting di rumah sakit dan pengorganisasian staf medis tersebut secara langsung menentukan kualitas pelayanan kepada pasien. Agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, dibuatlah peraturan-peraturan yang akan mengatur para anggota staf medis dan membentuk komisi khusus, penunjang komite staf medis untuk melaksanakan beberapa tanggung jawab khusus yang diperlukan.
(43)
e. Tanggung Jawab Komite Rekam Medis
Komite rekam medis bertanggung jawab untuk meninjau ulang rekam medis dalam hal penyelesaian tepat waktu, ketepatan klinis, ketepatan dan kecukupan pelayanan pasien, pengajaran, evaluasi, penelitian, dan medicolegal. Kegiatan komite medis antara lain adalah memberikan perhatian atas kelengkapan rekam medis, meninjau kembali formulir rekam medis guna mengurangi duplikasi informasi yang tidak penting dan mencapai keseragaman isi, bentuk dan ukuran.
Pada saat peneliti melakukan penelitian, belum berpedoman dengan KepMenkes No.755 tahun 2011. Pada KepMenkes No.755 tahun 2011 disebutkan bahwa susunan organisasi dan keanggotaan Komite Medik terdiri dari ketua, sekretaris dan subkomite dan sekurang-kurangnya dapat terdiri dari ketua dan sekretaris tanpa subkomite bila keterbatasan sumber daya. Subkomite terdiri dari: a. subkomite kredensial yang bertugas menapis profesionalisme staf medis,b. subkomite mutu profesi yang bertugas mempertahankan kompetensi dan profesionalisme staf medis; dan c. subkomite etika dan disiplin profesi yang bertugas menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi staf medis.
Menurut Huffman (1991), tinggi rendahnya mutu rekam medis dan resume medis sangat dipengaruhi faktor-faktor sumber daya dalam rumah sakit, termasuk antara lain tenaga, sarana, metode, tehnologi yang digunakan, dan pembiayaan. Interaksi pemanfaatan sumber daya rumah sakit yang digerakkan melalui proses dan prosedur tertentu akan menghasilkan mutu rekam medis yang baik pula dengan
(44)
indikator-indikator rekam medis yang lengkap, akurat, tepat waktu, dan memenuhi persyaratan aspek hukum untuk menunjang jasa pelayanan kesehatan rumah sakit.
Mutu rekam medis dan resume medis dapat ditingkatkan, dan diperlukan 3 (tiga unsur), sebagai berikut :
a. Kelengkapan dari Rekam Medis dan Resume Medis
Kelengkapan rekam medis dan resume medis diperiksa oleh sub bagian rekam medis, jika tidak lengkap akan diberikan kesempatan berupa formulir untuk diisi oleh dokter yang bersangkutan.
b. Validitas (Kesahihan) dari Isi Rekam Medis dan Resume Medis
Isi rekam medis harus jelas, singkat, benar, dan tepat waktu. Isi rekam medis diperiksa oleh panitia rekam medis dan mutu/kualitasnya tergantung dokter yang merawatnya, dan keahliannya dinilai oleh sesama dokter.
c. Adanya Sanksi untuk Dokter yang Alpha
Setiap peraturan tanpa adanya sanksi, maka tidak akan jalan. Ini berlaku untuk bagian rekam medis dan unit lain. Peringatan dengan teguran, peringatan dengan tertulis hingga tindakan administratif.
Mengingat pentingnya kegunaan rekam medis dan keterlambatan pengembalian berkas rekam medis akan mempersulit tindakan/kegiatan bagian unit fungsional rumah sakit yang bersangkutan keterlambatan rekam medis yang berlarut akan menyebabkan hilangnya berkas tersebut, dikutip dari Budiarso (2007), seperti penelitian yang dilakukan di suatu rumah sakit di London oleh Bernard Benyamin (1980), bahwa 7% hilangnya berkas rekam medis disebabkan
(45)
oleh kasus keterlambatan pengambilan berkas rekam medis berlanjut dan tidak mendapat perhatian dari pihak pengelola rumah sakit. Hilangnya berkas lengkap medis selain dapat menjadi permasalahan hukum dikemudian hari juga berdampak kepada hilangnya kesempatan pihak rumah sakit untuk mengklaim pelayanan yang telah dilakukan terutama untuk pasien dengan menggunakan asuransi.
Unit rawat inap rumah sakit adalah salah satu unit pengguna rekam medis , dokumen rekam medis digunakan untuk mencatat semua kegiatan pelayanan pasien yang dilakukan di unit tersebut. Proses pengobatan dan terapi lainnya yang diberikan akan dicatat dalam berkas rekam tersebut, serta pemantauan kondisi pasien setiap saat yang terjadi. Dokter mempunyai peranan besar dalam penanganan dan pencatatan dalam berkas rekam medis tersebut.
Permasalahan dan kendala utama pada pelaksanaan rekam medis adalah dokter dan dokter gigi tidak menyadari sepenuhnya manfaat dan kegunaan rekam medis, baik pada sarana pelayanan kesehatan maupun pada praktik perorangan ,akibatnya rekam medis dibuat tidak lengkap, tidak jelas dan tidak tepat waktu. Saat ini telah ada pedoman rekam medis yang diterbitkan oleh Departemen Kesehatan RI, namun pedoman tersebut hanya mengatur rekam medis rumah sakit.
Dokter yang menangani pasien di ruang rawat inap mempunyai kontribusi yang besar terhadap lengkapnya pencatatan pengisian rekam medis, karena peranan dokter terhadap pengisian rekam medis akan mempengaruhi proses pelayanan di rumah sakit yang bersangkutan. Pengisian yang bertahap akan
(46)
mempermudah dan mempercepat pembuatan resume akhir perawatan, hal tersebut dimaklumi karena kelengkapan data yang tercantum dalam rekam medis memperlihatkan tindakan yang diberikan kepada pasien, sehingga jika terdapat sebagian tindakan pelayanan yang tidak tercatat dalam rekam medis maka dokter dalam membuat kesimpulan akhir akan mendapatkan kesulitan.
Fungsi rumah sakit salah satunya adalah dalam meningkatkan mutu, cakupan, dan efisiensi pelaksanaan rujukan medis dan rujukan kesehatan secara terpadu serta meningkatkan dan memantapkan manajemen rumah sakit maka kegiatan-kegiatan perencanaan, pergerakan, pelaksanaan, pengendalian, dan penilaian harus mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan tujuan meningkatkan mutu dan efisiensi pelayanan.
2.1.6 Rekam Medis Berisikan Diagnosis
Diagnosis adalah klasifikasi seseorang berdasarkan suatu penyakit yang dideritanya atau satu abnormalitas yang diidapnya. Batasan mengenai diagnosis dalam ICD - 10 adalah diagnosis berarti, penyakit, cidera, cacat, keadaan masalah terkait kesehatan. Diagnosis utama adalah kondisi yang setelah pemeriksaan ternyata penyebab utama admission pasien ke rumah sakit untuk di rawat. Diagnosis sekunder adalah masalah kesehatan yang muncul pada saat episode keperawatan kesehatan, yang mana kondisi itu belum ada di pasien. Setiap diagnosis harus mengandung kekhususan dan etiologi. Apabila dokter tidak dapat menemukan yang khusus atau etiologi karena hasil pemeriksaan rontgen, tes laboratorium serta pemeriksaan lain tidak dimasukkan, maka pernyataan harus dibuat sedemikian rupa yang mampu
(47)
menyatakan simptom dan bukan penyakitnya, diagnosis harus dijelaskan sebagai meragukan atau tidak diketahui (Huffman, 1994). Menurut Depkes-RI, (1997), Penetapan diagnosis pada pasien merupakan kewajiban, hak dan tanggung jawab dokter. Diagnosis yang ada di dalam rekam medis diisi dengan lengkap dan jelas sesuai dengan arahan yang ada pada ICD-10.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pengkodean diagnosis sangat penting untuk diperhatikan agar kode diagnosis yang dihasilkan sesuai dengan ICD-10. Faktor-faktor tersebut adalah tenaga medis, tenaga pengkode dan tenaga kesehatan lainnya. Oleh karena manajemen rumah sakit dan pemberi pelayanan kesehatan (PPK) lainnya diharapkan kerja keras untuk mensosialisasikan program Jamkesmas, Askes dan JKA dilingkungan internal agar terjadi pelayanan kesehatan yang terkendali mutu dan biaya.
2.1.7 Pengkodean (Coding) Rekam Medis
Informasi diagnosis tidak akan bermanfaat apabila belum diolah untuk itu perlu dilakukan pengkodean. Koding menurut Depkes RI (1997) adalah memuat kode atas diagnosis penyakit berdasarkan klasifikasi penyakit yang berlaku yang bertujuan untuk mempermudah pengelompokan penyakit dan operasi yang dapat dituangkan dalam bentuk angka.
Tujuan koding menurut AHIMA (American Health Information Management Association ) (1986) selain digunakan untuk klaim asuransi kesehatan, kode pada data digunakan untuk evaluasi proses dan hasil perawatan kesehatan. Kode data juga
(48)
digunakan oleh pihak internal dalam institusi untuk aktifitas kualitas manajemen, casemix, perencanaan, pemasaran, administrasi lain dan Penelitian.
Menurut Bowman (1992) dalam Huffman (1994), pengkodean adalah penggolongan data dan memberikan penyajian untuk data itu. Pengkodean dilakukan dengan berbagai alasan. Alasan utama adalah untuk memudahkan pengambilan kembali informasi menurut hasil diagnosis. Pengkodean selalu ditinjau ulang dari data pasien tersebut.
Faktor-faktor yang menyebabkan kesalahan pengkodean (Bowman, 1992) a. Kegagalan peninjauan seluruh catatan
b. Pemilihan diagnosis utama yang salah c. Pemilihan kode yang salah
d. Mengkode diagnosis atau prosedur yang salah oleh karena isi catatan e. Kesehatan didalam memasukkan kode ke dalam database atau pada tagihan
Beberapa elemen pengkodean yang harus dievaluasi dalam menetapkan kualitas data pengkodean (Bowman, 1992):
a. Reliability, yaitu hasil yang sama akan diperoleh apabila dilakukan beberapa kali usaha, contoh: beberapa petugas pengkodean dengan rekam medis yang sama akan menghasilkan hasil pengkodean yang sama pula.
b. Validity, yaitu hasil pengkodean yang mencerminkan keadaan pasien dan
(49)
c. Completeness, Sebuah rekam medis belum bisa dikatakan telah dikode apabila
hasil pengkodean tidak mencerminkan semua diagnosis dan prosedur yang diterima pasien.
d. Timeliness, Dokumen rekam medis dapat dikode dengan hasil yang dapat
dipercaya, benar dan lengkap, tetapi tidak dengan tepat waktu maka rekam medis tidak dapat digunakan untuk pengambilan kembali dokumen atau penagihan biaya perawatan.
Tugas dan tanggung jawab dokter INA-CBG sesuai DepKes-RI (2011) antara lain untuk menegakkan dan menuliskan diagnosis primer dan sekunder sesuai dengan ICD-10 serta menulis seluruh prosedur atau tindakan yang telah dilaksanakan dan membuat resume medis secara lengkap dan jelas selama pasien dirawat di rumah sakit dalam satu episode perawatan.
2.2 Manajemen Klaim
Menurut Ilyas Yaslis (2003), manajemen klaim merupakan fungsi yang sangat penting dalam bisnis asuransi, pada dasarnya pengaturan dan pengelolaan proses klaim insured (peserta asuransi) dan klaim provider ( pemberi pelayanan kesehatan) kepada asuradur (perusahaan asuransi). Unit manajemen klaim sangat berperan dalam menentukan suatu klaim harus dibayar segera, ditunda, atau ditolak. Secara tidak langsung, unit ini sangat berpengaruh dalam menentukan arus kas keuangan perusahaan. Manajemen Klaim pada dasarnya melaksanakan dua fungsi, yaitu fungsi claim administration (administrasi klaim) dan claim procesing (proses klaim).
(50)
2.2.1 Verifikasi Klaim
Verifikasi adalah kegiatan penilaian administrasi klaim yang diajukan pemberi pelayanan yang ditunjuk oleh pelaksana verifikasi dengan mengacu kepada standar penilaian klaim. Tujuan dilaksanakan verifikasi adalah diperolehnya hasil pelaksanaan program jaminan kesehatan masyarakat miskin yang menerapkan prinsip kendali biaya dan kendali mutu.
Verifikasi program jaminan kesehatan masyarakat (Depkes, RI 2011), meliputi :
a. Verifikasi administrasi kepesertaan; kartu peserta, normor surat keabsahan peserta dan surat rujukan.
b. Administrasi pelayanan; diagnosis penyakit, tindakan medis, bukti pelayanan,tanda tangan dokter, tanda tangan komite medis untuk severity level 3. c. Administrasi keuangan; bukti pembayaran tarif tindakan dan form paket
INA-CBG.
Menurut Ilyas (2003), proses klaim adalah serangkaian kegiatan untuk meneliti bagaimana pelayanan yang komplek diberikan kepada peserta dan bagaimana Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) mendapatkan pembayaran mulai klaim diterima sampai dengan klaim dibayarkan atau ditolak. Tahapan prosesi klaim menurut Ilyas (2003) terdiri dari : 1) pengecekan terhadap berkas-berkas yang diajukan, 2) telaah dan verifikasi klaim seperti keabsahan peserta, kelengkapan tanda tangan yang memeriksa, kesesuaian pelayanan, batasan biaya, kesesuaian tindakan, kewajaran diagnosa dan jenis obat.
(51)
Gambar 2.1. Bagan Alur Proses Klaim (Ilyas Yaslis, 2003)
Proses pengajuan klaim dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut: 1). PPK menyiapkan dan menyampaikan dokumen klaim berupa bukti pelayanan dengan tarif PPK kepada verifikator PPK. 2). verifikator PPK melakukan penilaian kelaikan terhadap dokumen klaim dari PPK meliputi kepesertaan, laik medik dan laik bayar sesuai dengan standar Pedoman Pelaksanaan (Manlak) tahun 2010, 3) verifikator PPK mengirimkan kembali hasil verifikasinya kepada PPK, 4) PPK melakukan perbaikan dan melengkapi dokumen apabila ada catatan dari virifikator,5) PPK mengajukan klaim ke Provider PT.ASKES yang telah ditandatangani bersama
Provider Peserta
Dokumen Klaim Dokumen Klaim
Provider Relation Registrasi Klaim
Validitas Validitas
Perbaikan & Pembayaran Klaim
Analisa Klaim
Validitas
Perbaikan & Pembayaran Klaim
Payment
(52)
kordinator verifikator, disertai catatan dari verifikator PPK jika ada ketidak sesuaian dengan ketentuan, 6) Verifikator PT.ASKES (verivikator independent) melakukan verifikasi atas klaim yang diajukan PPK untuk mendapatkan otoritas pembayaran, 7) verifikator PT.ASKES memberikan umpan balik kepada melalui Tim Pengelola terhadap dokumen klaim yang belum final, 8) verifikator PT.ASKES akan membayarkan jumlah klaim yang menurut mereka sudah sesuai dengan hasil verifikator mereka tanpa menunggu ataupun mendapat penyelesaian kekurangan dokumen dari tim pengelola PPK.
Menurut Ilyas Yaslis (2003), akibat tidak lengkapnya rekam medis unit klaim independen memberikan rekomendasi antara lain :
1. Klaim ditolak seluruhnya, hal ini dikarenakan apabila terjadi pelayanan kesehatan yang diterima tidak dijamin atau karena ditemukan ketidakwajaran dalam pengajuan klaim.
2. Klaim diterima sebagian, apabila sebagian tagihan klaim yang diajukan, tidak dijamin dalam ketentuan yang berlaku.
3. Klaim ditangguhkan penyelesaiannya, biasanya pada klaim yang persyaratannya belum lengkap dan memerlukan penyelesaian dua pihak.
4. Klaim diterima secara keseluruhan, bila klaim tersebut wajar dan semua persyaratan klaim telah dipenuhi.
2.2.2 Biaya Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit
Biaya menurut Trisnatoro (2006) merupakan hal penting untuk analisis dan pengendalian biaya, seperti faktor tingkat pengeluaran dan jumlah produksi
(53)
pelayanan yang berdampak terhadap biaya. Biaya adalah pengeluaran keuangan yang diperlukan dalam melakukan kegiatan bisnis, lembaga Pemerintah, atau Organisasi yang terlibat dalam transaksi keuangan.
Menurut Wolper (2001), pengelompokan biaya terdiri dari: 1) biaya tidak langsung yaitu biaya yang tidak berkaitan dengan perawatan langsung, dikaitkan dengan pusat-pusat biaya seperti: administrasi dan umum, depresiasi (penyusutan), utility (kegunaan), kerumahtanggaan, 2) biaya langsung mencakup radiologi, laboratorium, kamar operasi, kamar darurat serta perawatan rutin.
2.2.3 Rawat Inap
Menurut Andjou (2007), rawat inap (opname) adalah pelayanan kesehatan perorangan yang meliputi observasi, diagnosa, pengobatan, keperawatan, rehabilitasi medik dengan menginap di ruang rawat inap pada sarana kesehatan rumah sakit Pemerintah dan swasta, serta Puskesmas perawatan dan rumah bersalin, yang oleh karena penyakitnya penderita harus menginap.
Menurut Sabarguna (2008), biaya rawat inap terdiri dari beberapa harga akibat dari pelayanan seperti : biaya pemanfaatan, biaya akomodasi, biaya tindakan, dan biaya obat. Ruang rawat inap suatu bagian di rumah sakit sudah sangat mirip dengan kamar-kamar hotel. Pasien yang berobat jalan di unit rawat inap, akan mendapatkan surat rawat dari dokter yang merawatnya, apabila pasien tersebut memerlukan perawatan di dalam rumah sakit, atau menginap di rumah sakit. Untuk pelayanan yang menggunakan Jaminan Kesehatan Aceh (JKA), maka pasien tersebut harus menunjukkan surat rujukan dari Puskesmas, rumah sakit tingkat II atau
(54)
Kabupaten/Kota yang ditujukan ke rumah sakit BLUD- RSUDZA Banda aceh. Selain itu berkas yang perlu disiapkan selain surat rujukan yaitu kartu tanda penduduk (KTP) atau kartu keluarga. Hal ini juga berlaku untuk pasien rawat inap maupun rawat jalan.
Jenis pelayanan yang diberikan meliputi : a. Mondok dan makan sesuai dengan kebutuhan gizi
b. Visite dokter ahli sekurang-kurangnya 1 (satu) kali sehari c. konsul dokter ahli sekurang-kurangnya 1 (satu) kali sehari d. Tindakan Medis
e. Obat-obatan dan alat kesehatan f. Penunjang diagnostik.
g. Operasi
2.2.4 Jaminan Kesehatan Aceh (JKA)
UU No.40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), pasal 2 dan 3 Undang-undang ini menyatakan bahwa tujuan penjamin agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan. Menurut Undang-undang No.11 tahun 2006 tentang Pemerinrah Aceh yang tertuang pada Pasal 224, Pasal 225 dan pasal 226 yaitu kewajiban Pemerintah Aceh memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh kepada penduduk Aceh terutama penduduk miskin.
Jaminan Kesehatan Aceh yang dilaksanakan di propinsi Aceh, merupakan salah satu cikal bakal pelaksanaan Jaminan kesehatan Nasional yang akan menangani
(55)
pelayanan kesehatan seluruh rakyat Indonesia (universal coverage) yang pelaksanaannya akan diberlakukan pada tahun 2014. Fakir miskin, anak yatim dan terlantar amanat Pasal 43 ayat (4) Qanun Aceh No.4 tahun 2010 tentang kesehatan, mewajibkan Pemerintah Aceh untuk melaksanakan jaminan kesehatan. Upaya pemerintah menjamin penduduk miskin dan kurang mampu melalui program Jamkesmas yang mencapai 61% penduduk masih terbatas pada fasilitas kesehatan publik. Selain itu masih terbatasnya obat-obatan dan layanan yang dijamin membuat penduduk miskin dan kurang mampu masih belum sepenuhnya terbebas dari pengeluaran biaya. Masih ada sekitar 29% penduduk Aceh yang tidak memiliki jaminan sama sekali, meskipun sebagian dari mereka mampu membayar biaya berobat yang relatif murah terutama untuk rawat jalan, namun sebagian besar mereka tidak sanggup membayar biaya rawat inap yang dapat melampaui kemampuan bayarnya.Berdasarkan kondisi di atas, maka Pemerintah Aceh merancang JKA untuk mendorong terlaksananya sistem penyelenggaraan Jaminan Kesehatan di Aceh.
Tujuan dari JKA ini adalah mewujudkan pelayanan kesehatan bagi seluruh penduduk Aceh yang berkeadilan tanpa membedakan status sosial, ekonomi, agama, jenis kelamin dan usia dalam rangka meningkatkan produktifitas dan kesejahteraan. Sasaran JKA adalah seluruh penduduk Aceh tidak termasuk peserta ASKES sosial, Pejabat Negara yang iurannya dibayar Pemerintah dan peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) Jamsostek.
(56)
2.3 Kinerja
2.3.1 Pengertian Kinerja
Kinerja menurut Ilyas Yaslis (2002), adalah penampilan hasil karya personel baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi. Kinerja dapat merupakan penampilan individu maupun kelompok kerja personel. Penampilan hasil karya tidak terbatas kepada personel yang memangku jabatan fungsional maupun struktural, tetapi juga kepada keseluruhan jajaran personel di dalam organisasi.
Menurut Robbins (2001), kinerja merupakan pencapaian yang optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki seorang karyawan merupakan hal yang selalu menjadi perhatian para pemimpin organisasi. Kinerja ini menggambarkan sejauh mana aktivitas seseorang dalam melaksanakan tugas dan berusaha dalam mencapai tujuan yang ditetapkan.
Kinerja menurut Mangkunegara (2006), adalah hasil kerja secara kuantitas dan kualitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Baik tidaknya karyawan dalam menjalankan tugas yang diberikan perusahaan dapat diketahui dengan melakukan penilaian terhadap kinerja karyawannya. Penilaian kinerja merupakan alat yang sangat berpengaruh untuk mengevaluasi kerja karyawan bahkan dapat memotivasi dan mengembangkan karyawan.
Menurut Rivai (2005) menyatakan bahwa ”Kinerja adalah kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil yang
(57)
diharapkan”. Sedangkan menurut Mathis dan Jackson (2002) sebagaimana dikutip oleh Hutapea H (2011), kinerja adalah yang dilakukan karyawan, sehingga ada yang mempengaruhi kombinasi karyawan organisasi antara lain :
1. Kuantitas out put 2. Jangka waktu out put 3. Kehadiran ditempat kerja 4. Sikap kooperatif
Menurut Robbin (2001), tingkat keberhasilan seseorang dalam menyelesaikan pekerjaannya disebut dengan ”level of performance”. Yaitu orang yang level of performancenya tinggi disebut sebagai orang yang produktif dan merupakan sebaliknya, apabila level of performancenya rendah atau tidak mencapai standar disebut dengan orang yang tidak produktif.
Kinerja karyawan dari beberapa istilah diatas dapat didijelaskan adalah hasil (output) yang dicapai oleh karyawan sebagai suatu bentuk prestasi yang dapat dihasilkan dan diwujudkan selama masa pelaksanaan tugas dan pekerjaan sebagai bagian dari tanggung jawab karyawan. Sebagai kesimpulan isimpulkan bahwa kinerja adalah merupakan sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa kualitas dan kuantitas pekerjaan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan hari esok akan lebih baik dari hari ini.
Penilaian kinerja dapat juga berfungsi sebagai upaya mengumpulkan informasi tentang penetapan kompensasi dan kemungkinan promosi serta pelatihan dan pengembangan karyawan. Penilaian kinerja yang efektif dapat mempengaruhi
(58)
dua hal, yaitu kuantitas dan kualitas kerja. Hal yang lebih penting dari tujuan penilaian kinerja adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui keadaan ketrampilan dan kemampuan setiap karyawan yang rutin.
2. Untuk dapat melakukan penyempurnaan kondisi kerja, peningkatan kuantitas dan kualitas kerja.
3. Sebagai dasar pengembangan dan pendayagunaan karyawan seoptimal mungkin. 4. Untuk bisa mendorong terciptanya hubungan harmonis antara atasan dan
bawahan.
5. Untuk dapat mengetahui kondisi organisasi secara keseluruhan dari bidang personalia khususnya prestasi kerja karyawan.
2.3.2 Indikator Kinerja
Indikator kinerja adalah ukuran secara kualitatif dan kuatitatif yang menunjukkan tingkatan pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan. Indikator kinerja haruslah merupakan sesuatu yang dapat diukur dan dihitung serta digunakan sebagai dasar untuk menilai atau melihat tingkat kinerja. Kegunaan dari indikator tersebut adalah untuk dapat melihat kinerja setiap hari dalam suatu organisasi dan perorangan apakah terus mengalami peningkatan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Dalam Departement of Administrative Services Human Resources Business Center (2001), serta Mathis dan Jackson (2002) yang dikutip dari Hutapea H (2011), menyatakan indikator kinerja karyawan adalah sebagai berikut:
(59)
1. Kuantitas kerja, yaitu volume kerja yang dihasilkan dibawah kondisi normal 2. Kualitas kerja, kerapian, ketelitian dan keterkaitan hasil dengan tidak
mengabaikan volume pekerjaan
3. Jangka waktu output, yaitu : kemampuan dalam menyelesaikan satu pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan
4. Kerjasama, yaitu: kemampuan dalam hubungan sesama karyawan selama menangani pekerjaan.
Semakin tinggi nilai dari indikator-indikator di atas, maka semakin besarlah kinerja karyawan yang bersangkutan.
2.3.3 Faktor-faktor yang Memengaruhi Kinerja Pegawai
Menurut Mangkunegara (2006), mengemukakan bahwa faktor yang memengaruhi kinerja adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (Motivation).
a. Faktor Kemampuan (Ability)
Karyawan yang memiliki pengetahuan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaannya sehari-hari, maka ia lebih mudah untuk mencapai kinerja yang diharapkan.Secara psikologis kemampuan (ability) seorang pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge and skill). Artinya pegawai yang memiliki IQ di atas rata-rata (110-120) dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaannya. Oleh karena itu pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya.
(60)
b. Faktor Motivasi (Motivation)
Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang pegawai dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang terarah untuk mencapai tujuan kerja dan organisasi. Dalam hal ini terdapat hubungan yang positip antara motif berprestasi dengan pencapaian kinerja (Mc Cleland, 1987) dikutip dari Hasibuan (2011). Motif berprestasi adalah suatu dorongan dalam diri pegawai untuk melakukan suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik-baiknya agar mampu mencapai prestasi kerja yang tinggi. Robbin (2001) menambahkan dimensi baru yang menentukan kinerja seseorang yaitu kesempatan. Menurutnya, meskipun seseorang bersedia dan memiliki motivasi dan kemampuan, mungkin ada rintangan yang menjadi kendala kinerja seseorang yaitu kesempatan yang ada, mungkin berupa lingkungan kerja yang tidak mendukung, peralatan, pasokan bahan, rekan kerja yang tidak mendukung, prosedur yang tidak jelas dan lain sebagainya.
Pimpinan organisasi sangat menyadari adanya perbedaan kinerja antara satu pegawai dengan pegawai lainnya yang berada di bawah pengawasannya. Secara garis besar, perbedaan kinerja ini disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor individu dan situasi kerja. Menurut Gibson et al (1997), ada tiga perangkat variable yang mempengaruhi kinerja seseorang yaitu:
1. Variabel Individua l, terdiri dari: (a). Kemampuan dan keterampilan yaitu kondisi mental dan fisik seseorang dalam menjalankan suatu aktivitas atau pekerjaan (b). Latar belakang : Kondisi dimasa lalu yang mempengaruhi karakteristik dan sikap mental seseorang, biasanya dipengaruhi oleh faktor keturunan serta pengalaman
(1)
Oktober Tahun 2002, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Jakarta.
Cascio, Wayne F., 1995 Managing Human Resources, Producttivity, Quality of Work Life, Profit, fourth edition, Mc Grawhill
Depkes RI Dirjen Pelayanan Medis., 1993. Buku Pedoman Pengolahan Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia. Dirjen Yanmed Depkes RI,Jakarta.
______., 1997. Buku Pedoman Pengolahan Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia Revisi I. Dirjen Yanmed Depkes RI, Jakarta.
______., 2006. Buku Pedoman Pengolahan Rekam Medis Rumah sakit di Indonesia Revisi II. Dirjen Yanmed Depkes RI, Jakarta.
______., 2011. Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat Kementrian Kesehatan RI.
Dahlan,Sofyan.,2001. Hukum Kesehatan. Rambu-rambu bagi profesi Dokter Edisi 3, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Dewi PS., 2011. Analisis Karakteristik Individu Dan Motivasi Ekstrinsik Terhadap Kinerja Dokter Dalam Kelengkapan Pengisian Rekam Medis Rawat Jalan Di Rumah Sakit Hermina, Depok.
Edi Wahjuningati ., 2009. Rekam Medis dan Aspek Hukumnya, dosen FH Ubhara. Guwandi J, 2005. Rahasia Medis, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, Jakarta.
______, 2011. Hukum Rumah Sakit dan Corporate Liability, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Gibson., 1996. Perilaku Struktur dan Proses. Binarupa.Jakarta.
Gibson, J,L, JM, Ivancevick dan J H Donnelly, Jr., 1997. Organisasi : Perilaku, Struktur, Proses, Binarupa Aksara, Jilid I, Diterjemahkan oleh: Nunuk Adiarni, Edisi Kedelapan, Jakarta.
Garry Dessler., 1996. Manajemen Personalia, Edisi Ketiga, PT Gramedia, Jakarta. Gorda, IGN., 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit STIE Satya Dharma
(2)
Hanafiah, M. Jusuf & Amri Amir., 1999. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan, Edisi 3, Buku kedokteran EGC, Jakarta.
Hastono SP dan Sabri L.,2006. Statistik Kesehatan.Rajawali Pers Devisi buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Hatta, Gemala, 2008. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan; Penerbit Universitas Indonesia (UI, Press) Jakarta. Harsono., 1987. Manajemen Publik cetakan kedua, Balai aksara Ghalia Indonesia,
1987.
Hasibuan HM S.P., 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia, edisi Revisi, PT. Bumi Aksara, Jakarta.
______.,2011. Manajemen Sumber Daya Manusia, edisi revisi, PT. Bumi Aksara,Cetakan Kelima belas. Jakarta.
Hozizah,. 2013. Electronic Health Record (EHR) atau Rekam Medis Elektronik: Change in The HIM Departement. Jurnal Rekam Medis by http:hozizah.blog.esaunggul.ac.id
Herlambang S dan Murwani A., 2012. Cara Mudah Memahami Manajemen Kesehatan dan Rumah Sakit, cetakan pertama Jakarta.
Hermanto H., 2010. Menyiapkan Karya Ilmiah,Trans Info Media, Jakarta.
Herawati S.,2006. Analisis Faktor-faktor Manajemen Yang Berpengaruh Terhadap Kepuasan Kerja Dokter Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang. Huffman. EK, 1994., Health Information Management Tenth Edition Illionis,
Phycian Record Company.
Hutapea H., 2011. Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan Pada CV Abitas Barata Medan.
Ilyas Yaslis.,2002. Kinerja (Teori, Penilaian dan Penelitian), Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
______., 2003. Mengenal asuransi kesehatan Review Utilisasi, Manajemen Klaim dan Fraud (Kecurangan Asuransi Kesehatan). Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok.Cetakan Pertama.
(3)
Irma Novia., 2009. Analisis Pengaruh Kesejahteraan Karyawan Terhadap Kinerja Karyawan. Surakarta.
Karlins., 2000. Analisis Pengaruh Lingkungan Kerja, Gaji dan Reward Terhadap Kepuasan Pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Medan.
Kirom Bahrul., 2012. Mengukur Kinerja Pelayanan dan Kepuasan Konsumen, Pustaka Reka Cipta, Cetakan Ketiga, Jakarta.
Luthan, Fred., 1992. Organization Behavior, Singapore, Mc Graw Hill Book.
______., 2001. Organization Behavior, Fiveth Edition.McGraw-Hill, United States of America
Mangkunegara, A A. Anwar Prabu, 2006. Evaluasi Kinerja SDM. Cetaka n Kedua. PT.Refika Aditama. Bandung.
Mathis dan Jackson., 2002. Manajemen Sumber Daya manusia. Terjemahan Diana Angelica.
Mathis, Robert L - John H.Jackson,2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Terjemahan Diana Angekica. Edisi Kesepuluh. Salemba Empat.2006 Jakarta.
Munandar, A.S., 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. UI Press, Jakarta.
Mukijat.,1995. Manajemen Personalia Dan Sumberdaya Manusia, Penerbit CV. Mandar Maju, cetakan pertama. Bandung.
Nasir M., 2009. Metode Penelitian, Penerbit Ghalia Indonesia, cetakan Ketujuh, Bogor.
ND Annawi., 2011. Sistem rekam medis untuk effisiensi dan efektifitas termasuk aspek pembiayaan.
Notoatmodjo S, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta.
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.749a/MENKES/PER/XII/1989. tentang Rekam Medis /Medical Records.
(4)
________., 2011. No.755 Tentang Penyelenggaraan Komite Medik di Rumah Sakit (Medical Staff Rules).
Qanun Aceh No,4.,2010. Tentang Kesehatan (Lembaran Daerah Aceh Tahun 2010 No.4, Tambahan Lembaran Daerah Aceh No.30).
Uripni., 2003."Persepsi pasien terhadap sikap dan komunikasi perawat di RSUD Panembahan Senopati Bantul di Bangsal Melati, Flamboyan dan Nusa Indah" Rasyid., 2003. Optimalisasi Pencatatan Rekam Medik Rawat Inap dalam Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Jakarta
Riyandari A., 20 . Website Rekam Medis Elektronik Berbasis Openhr, Universitas Gunadarma.
Rivai, V, 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan (dari Teori ke Praktek), PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
______, 2007. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Riduwan., 2009. Metode dan Tehnik Menyusun Proposal Penelitian, Alfabeta, cetakan kedua, Bandung.
______., 2010. Metodologi dan Tehnik Menyusun Tesis, Alfabeta, cetakan kedelapan, Bandung.
Robbins, Stephen P, 2001. Perilaku Organisasi. Konsep Kontroversi. Aplikasi. Alih Bahasa Hadyana Pujaamaka dan Benyamin Molan. Prenhallindo. Jakarta. Sabarguna,BS., 2005. Sistem Informasi Rumah Sakit, Edisi Revisi Konsorsium
Rumah Sakit Islam Jateng-DIY, Yogyakarta.
______., 2006. Sumber Daya Manusia Rumah Sakit, Konsorsium Rumah Sakit Islam-Jateng - DIY.
______., 2008. Manajemen Kinerja Pelayanan Rumah Sakit
Syamsuhidajat, Sabar Alwi., 2006. Konsil Kedokteran Indonesia Manual Rekam Medis.
(5)
Scott, George M. 1996. Principles of Management Information System. Cetakan Ketiga. Penerbit PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Sedarmayanti., 2001. Manajemen Sumber daya Manusia dan Produktivitas Kerja.Mandar Maju, Bandung.
Sevianti,OM., 2004. Analisis Kelengkapan Dokumen Rekam Medis Rumah Sakit Duren Sawit Tahun 2004, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Jakarta.
Sugiyono.,2009. Stattistik Untuk Penelitian. Alfabbeta Cetakan Keempat belas, Bandung.
______., 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan (Pendidikan kuatitatif, kualitatif di Rumah Sakit Daerah), alfabeta, Bandung.
Sukamto, Wahyu S., 2013. Jurnal Informatika Vol.6. no.1 Jan 2012. Aiatem Terpadu Rekam Medis dengan Smart Card.
Suyanto., 2009. Mengenal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan di Rumah Sakit, Penerbit Buku Kesehatan, cetakan ketiga.
Suma'mur., 2005. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja, Jakarta, Sagung Seto Sugianto, Zaenal., 2005. Perilaku Dokter Dalam Mengisi Kelengkapan Data Rekam
Medis, RSU Unggaran (Tesis).
Siagian, S.P., 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara, Jakarta. Terry, RG., 1997. Principles of Management Richard D. Inc. Homewood, Illinois. Trihendradi C., 2010. Step by step SPSS 18 Analisis Data statistik, Penerbit
Andi Yogyakarta.
Trisnantoro L.,2006. Memahami Penggunaan Ilmu Ekonomi Dalam Manajemen Rumah Sakit, Gajah Mada University Press, cetakan kedua, Yogyakarta.
Undang-undang Republik Indonesia No.29., 2004. Tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431).
(6)
______., Undang-undang Republik Indonesia No.40., 2004. Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional pasal 2,3.
______.,Undang-undang Republik Indonesia No.11.,2006.Tentang Pemerintah Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2006 Nomor 62,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No.4633).
______., Undang-undang Republik Indonesia No.44., 2009. Tentang Rumah Sakit. Penerbit Fokusindo Mandiri.
______.,2010. Undang-undang Kesehatan dan Rumah Sakit, Penerbit Pustaka Yustisia,cetakan pertama, Jakarta.
Uripni., 2003."Persepsi pasien terhadap sikap dan komunikasi perawat di RSUD Panembahan Senopati Bantul di Bangsal Melati, Flamboyan dan Nusa Indah" Wahjuningtyas., 2006. Analisis Hubungan Aplikasi Keahlian dan Kedisiplinan
Menulis Dokumen Medik Dokter Jaga Rawat Inap dengan Perubahan Klinis Studi Kasus di Ruang Penyakit Dalam, Kardiologi, Anak dan Saraf RSUP Fatmawati Jakarta. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Jakarta.
Winardi, J.2004. Manajemen Perilaku Organisasi. Cetakan kedua. Kencana. Jakarta. Wolper,L.F., 2001 Administrasi Layanan Kesehatan: Prinsip, Praktik, Struktur dan
Penyampaian, Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Yulia Dirgantari Pratiwi., 2009. Analisis Kelengkapan Rekam Medis, FKM Universitas Indonesia.