tapi bisa bergerak untuk menemukan jawaban dari metode Make A Match tersebut. Metode ini dikembangkan oleh Lorna Curran, dalam pelaksanaan
pembelajaran tipe Make A Match, semua siswa yang memiliki kemampuan tinggi maupun rendah mampu mengikuti dengan adanya penjelasan tentang metode
pembelajaran ini. Salah satu keunggulan teknik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang
menyenangkan. Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia. Metode ini cukup menyenangkan yang digunakan untuk
mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya Fauzi, 2009. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul
“PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN
HASIL DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM REPRODUKSI
KELAS XI
SMA TAMAN
MADYA JETIS
YOGYAKARTA”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan penelitian yang dapat dirumuskan adalah : “Apakah penerapan metode
pembelajaran Make A Match dapat meningkatkan hasil dan motivasi belajar siswa pada materi sistem reproduksi kelas XI SMA Taman Madya Jetis Yogyakarta?
”
C. Batasan Masalah
Batasan masalah sangat penting dan berpengaruh dalam mengkaji dan menemukan jawaban masalah karena merupakan fokus dalam penelitian. Agar
masalah yang diteliti terarah, maka diperlukan suatu pembatasan masalah yang akan dikaji secara mendalam. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Subyek
Subyek yang digunakan adalah siswa kelas XI IPA SMA Taman Madya Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 20142015.
2. Hasil Belajar
Dalam penelitian ini hasil belajar yang dimaksud kemampuan kognitif yang diambil melalui tes tertulis sesuai dengan standar kompetensi yang digunakan
3. Motivasi Belajar
Motivasi belajar yang dimaksud adalah dorongan bagi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang berlangsung melalui pembagian kuisioner yang
diisi oleh siswa dan melakukan observasi serta wawancara kepada siswa.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dan motivasi belajar siswa kelas XI SMA Taman Madya Jetis Yogyakarta
melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Make A Match mencari pasangan.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki manfaat baik bagi peneliti sendiri, guru maupun siswa. Manfaat tersebut adalah :
1. Bagi Peneliti
a. Peneliti mampu menjalankan tantangan yang baru dengan
mempraktikan secara langsung metode pembelajaran make a match yang jarang dilakukan pada saat masih di bangku kuliah maupun pada
saat PPL. b.
Peneliti dapat mengaplikasikan pengetahuan-pengetahuan yang telah dipelajari untuk dunia kerja sebagai calon pendidik.
c. Mampu menciptakan dan memahami kondisi permasalahan yang terjadi
di kelas atau sekolah 2.
Bagi GuruSekolah a.
Membantu untuk mencari solusi dalam menyelesaikan permasalahan yang terjadi di kelas XI SMA Taman Madya Jetis Yogyakarta dengan
memberikan metode pembelajaran yang baru untuk siswa b.
Menambah informasi mengenai metode-metode pembelajaran yang mampu membuat siswa lebih berminat dalam belajar dan hasil belajar
meningkat. 3.
Bagi Siswa Adanya metode pembelajaran kooperatif yang baru membantu siswa
dalam memahami pelajaran Biologi dengan lebih mudah dan menyenangkan.
8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar dan Pembelajaran
Belajar dalam idealisme berarti kegiatan psiko-fisik-sosio menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Namun, realitas yang dipahami oleh sebagian
besar masyarakat tidaklah demikian. Belajar dianggap sebagai properti sekolah. Belajar sebagai konsep mendapatkan pengetahuan dalam praktiknya banyak
dianut. Guru bertindak sebagai pengajar yang berusaha memberikan ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya dan peserta didik giat mengumpulkan atau
menerimanya. Menurut pakar pendidikan Gagne dalam cuplikan yang terdapat di dalam buku Agus Suprijono mendefinisikan belajar adalahperubahan disposisi
atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara
alamiah Suprijono, 2014. Menurut Suherman 2003, pembelajaran merupakan upaya penataan
lingkungan yang memberi nuansa agar pedoman belajar tumbuh dan berkembang secara optimal. Peristiwa belajar yang disertai proses pembelajaran akan lebih
terarah dan sistematik daripada belajar yang semata-mata dari pengalaman dalam kehidupan sosial dalam masyarakat. Sedangkan menurut Dahar 2006,
pembelajaran adalah penggunaan jenis-jenis belajar yang tepat dengan memberi kesempatan pada siswa untuk mengungkapkan konsep sebelumnya dan
kesempatan untuk berdebat dan menguji konsep ini sehingga dapat meningkatkan
kesadaran akan kemampuan untuk menggunakan pola penalaran yang terlibat dalam pembentukan dan pengujian pengetahuan konseptual.
B. Hasil Belajar