E. Model Cooperative Learning
Ada beberapa istilah untuk menyebut pembelajaran berbasis sosial yaitu pembelajaran kooperatif cooperative learning dan pembelajaran kolaboratif.
Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru. Secara umum
pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, di mana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan
informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud. Guru biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada akhir tugas.
Roger dan David Johnson 2002 mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif. Untuk mencapai hasil yang
maksimal, lima unsur dalm model pembelajaran kooperatif harus diterapkan. Lima unsur tersebut adalah :
1. Saling ketergantungan positif Positive interdependence
Dalam unsur ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif ada dua pertanggungjawaban kelompok. Yang pertama mempelajari bahan yang
ditugaskan kepada kelompok. Yang kedua menjamin semua anggota kelompok secara individu mempelajari bahan yang ditugaskan tersebut.
Beberapa cara membangun saling ketergantungan positif yaitu : a.
Menumbukan perasaan peserta didik bahwa dirinya terintegrasi dalam kelompok, pencapaian tujuan terjadi jika semua anggota kelompok
mencapai tujuan. Peserta didik harus bekerja sama untuk dapat mencapai tujuan. Tanpa kebersamaan, tujuan mereka tidak akan tercapai.
b. Mengusahakan agar semua anggota kelompok mendapatkan penghargaan
yang sama jika kelompok mereka berhasil mencapai tujuan. c.
Mengatur sedemikian rupa sehingga setiap peserta didik dalam kelompok hanya mendapatkan sebagian dari keseluruhan tugas kelompok. Artinya,
mereka belum dapat menyelesaikan tugas, sebelum mereka menyatukan perolehan tugas mereka menjadi satu.
d. Setiap peserta didik ditugasi dengan tugas atau peran yang saling
mendukung dan saling berhubungan, saling melengkapi, dan saling terikat dengan peserta didik lain dalam kelompok.
2. Tanggung jawab perseorangan Personal responsibility
Pertanggungjawaban ini muncul jika dilakukan pengukuran terhadap keberhasilan kelompok. Tujuan pembelajaran kooperatif adalah membentuk
semua anggota kelompok menjadi pribadi yang kuat. Tanggung jawab perseorangan adalah kunci untuk menjamin semua anggota yang diperkuat oleh
kegiatan belajar bersama. Artinya, setelah mengikuti kelompok belajar bersama, anggota kelompok harus dapat menyelesaikan tugas yang sama.
3. Interaktif promotif Face to face promotive
Unsur yang ketiga pembelajaran kooperatif adalah interaktif promotif. Unsur ini penting karena dapat menghasilkan saling ketergantungan positif. Ciri-ciri
interaksi promotif adalah : a.
Saling membantu secara efektif dan efisien b.
Saling memberi informasi dan sarana yang diperlukan c.
Memproses informasi bersama secara lebih efektif dan efisien
d. Saling mengingatkan
e. Saling membantu dalam merumuskan dan mengembangkan argumentasi serta
meningkatkan kemampuan wawasan terhadap masalah yang dihadapi f.
Saling percaya g.
Saling memotivasi untuk memperoleh keberhasilan bersama 4.
Komunikasi Antaranggota Interpersonal skill Unsur keempat pembelajaran kooperatif adalah ketrampilan sosial. Untuk
mengkoordinasikan kegiatan peserta didik dalam pencapaian tujuan peserta didik harus :
a. Saling mengenal dan mempercayai
b. Mampu berkomunikasi secara akurat dan tidak ambisius
c. Saling menerima dan saling mendukung
d. Mampu menyelesaikan konflik secara konstruktif
5. Pemrosesan Kelompok Group processing
Unsur kelima dari pembelajaran kooperatif adalah pemrosesan kelompok. Pemrosesan mengandung arti menilai. Melalui pemrosesan kelompok dapat
diidentifikasikan dari urutan atau tahapan kegiatan kelompok dan kegiatan dari anggota kelompok.
Tujuan pemrosesan kelompok adalah meningkatkan efektivitas anggota dalam memberikan kostribusi terhadap kegiatan kolaboratif untuk mencapai
tujuan kelompok. Ada dua tingkat pemrosesan yaitu kelompok kecil dan kelas secara keseluruhan.
Setiap model pembelajaran terkadang tidak selalu berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Dalam kasus yang terjadi di model pembelajaran kooperatif
pembagian kerja yang kurang adil tidak perlu terjadi dalam kerja kelompok jika guru benar-benar menerapkan prosedur model pembelajaran kooperatif. Agar
dalam menjalankan metode pembelajaran kooperatif perlu memahami sintak model pembelajaran kooperatif agar suasana dalam belajar tetap nyaman. Sintak
model pembelajaran kooperatif dapat dilihat pada tabel 2.1. Tabel 2.1. Sintak model pembelajaran kooperatif terdiri dari 6 fase.
Fase-fase Perilaku guru
Fase 1 : Present goals and set Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan
peserta didik Menjelaskan tujuan pembelajaran
dan mempersiapkan peserta didik siap belajar
Fase 2 : Present information Menyajikan informasi
Mempresentasikan informasi
kepada peserta didik secara verbal Fase 3 : Organize student into learning
teams Mengorganisir peserta didik ke dalam tim-
tim belajar Memberikan penjelasan kepada
peserta didik tentang tata cara pembentukan tim belajar dan
membantu kelompok melakukan transisi yang efisien
Fase 4 : Assist team work and study Membantu kerja tim dan belajar
Membantu tim-tim belajar selama peserta
didik mengerjakan
tugasnya Fase 5 : Test on the materials
Mengevaluasi Menguji
pengetahuan peserta
didik mengenai berbagai materi pembelajaran
atau kelompok-
kelompok mempresentasikan hasil kerjanya
Fase 6 : Provide recognition Memberikan pengetahuan atau penghargaan
Mempersiapkan cara
untuk mengakui usaha dan prestasi
individu maupun kelompok
F. Pembelajaran Tipe Make A Match