DESKRIPSI PELAKSANAAN Penerapan metode pembelajaran tipe make a match untuk meningkatkan hasil dan motivasi belajar siswa pada materi sistem reproduksi kelas XI SMA Taman Madya Jetis Yogyakarta.

61 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian Tindakan Kelas PTK ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar ranah kognitif dan motivasi belajar siswa. Adanya perubahan yang terjadi pada motivasi siswa diamati selama proses pembelajaran yang sedang dilaksanakan sedangkan adanya perubahan hasil belajar siswa pada ranah kognitif dilihat dari hasil tes pada akhir setiap siklus.

A. DESKRIPSI PELAKSANAAN

Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI IPA SMA Taman Madya Jetis Yogyakarta yang dilaksanakan sebanyak 4 kali pertemuan yang mencakup 2 siklus. Masing-masing siklus terdiri dari 2 pertemuan. Berikut uraian mengenai proses pelaksanaan penelitian dan hasil yang telah diperoleh dari penelitian. 1. Siklus I Pada siklus I dilaksanakan dalam 2 pertemuan materi pada pertemuan pertama yang dipelajari adalah struktur, organ, dan fungsi sistem reproduksi pada laki-laki dan wanita sedangkan pada pertemuan yang kedua materi yang dipelajari adalah mekanisme spermatogenesis, mekanisme oogenesis, dan siklus menstruasi. Berikut deskripsi penelitian tindakan kelas pada siklus I : a. Planning Pada tahap planning, peneliti menyiapkan semua instrumen pembelajaran dan penelitian yang akan digunakan selama proses pembelajaran pada siklus I. Instrumen pembelajaran yang disiapkan oleh peneliti yaitu : 1 Penyusunan Silabus 2 Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP sebagai acuan peneliti dalam melaksanakan proses pembelajaran. 3 Penyusunan Lembar Kerja Siswa LKS sebagai bahan siswa untuk diskusi kelompok. Kemudian instrumen penelitian yang disiapkan oleh peneliti yaitu instrumen test dan instrumen non tes. 1 Instrumen test Instrumen test yang disiapkan oleh peneliti untuk mengukur hasil belajar ranah kognitif. Instrument test akan diberikan pada siswa pada akhir siklus dengan soal-soal test yang dalam pembuatannya dibimbing oleh dosen. 2 Instrumen non test Instrumen non tes yang disiapkan oleh peneliti untuk melihat motivasi belajar siswa selama proses pembelajaran dilaksanakan. Dalam instrumen non test, peneliti membuat lembar kuisioner yang akan diisi oleh siswa serta lembar observasi untuk mengamati siswa selama proses pembelajaran berlangsung yang diisi oleh rekan mahasiswa yang membantu dalam penilaian. Peneliti bekerjasama dengan guru mata pelajaran dan 3 rekan mahasiswa yang akan bertugas sebagai observer selama siswa melaksanakan pembelajaran serta menyiapkan alat dokumentasi yang diperlukan agar memperoleh gambar siswa selama proses pembelajaran berlangsung. b. Acting 1 Pertemuan I Pertemuan I dilaksanakan pada tanggal 2 April 2015 pada pukul 07.00-08.30 WIB yang pada hari pertama pertemuan siswa yang hadir ada 22 anak yang 2 tidak hadir. Sebelum memulai proses pembelajaran siswa berdoa terlebih dahulu supaya segala proses pembelajaran diberkati. Kemudian peneliti mengecek kehadiran siswa dengan presensi siswa. Sebelum masuk dalam materi siswa terlebih dahulu melakukan pretest untuk mengetahui pemahaman awal siswa mengenai materi Sistem Reproduksi selama kurang lebih 15 menit. Setelah siswa selesai mengerjakan soal pretest siswa diminta untuk mengisi lembar kuisioner mengenai motivasi siswa dalam belajar Biologi. Hasil dari test awal siswa yaitu pretest dapat dilihat sebagai berikut : Berdasarkan analisis data yang telah didapat, maka hasil yang diperoleh terdapat pada tabel 4.1 sebagai berikut : Tabel 4.1 Hasil Analisis Nilai Pretest No Jenis Data Hasil yang diperoleh 1 Nilai rata-rata 22,70 2 Nilai tertinggi 50 3 Nilai terendah 4 Jumlah siswa yang tuntas belajar 5 Jumlah siswa yang tidak tuntas belajar 6 ketuntasan 7 ketidaktuntasan 100 Hasil yang telah diuraikan pada tabel dapat dilihat bahwa rata-rata kemampuan awal siswa secara keseluruhan adalah 22,70. Hasil tersebut jauh dari kriteria ketuntasan. Berdasarkan hasil pretest, diperoleh nilai tertinggi 50 dan nilai terendah 0. Data yang diperoleh bahwa 100 siswa belum mencapai KKM yaitu 75. Peneliti memulai melakukan proses pembelajaran setelah siswa sudah mengerjakan tugas yang diberi yaitu mengerjakan pretest dan mengisi lembar kuisioner. Peneliti menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Make a Match selama proses pembelajaran berlangsung. Berikut kegiatan yang dilakukan pada tahap acting : a Presentasi kelas Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan pertama dengan memberikan apersepsi mengenai materi yang akan dipelajari. Kemudian peneliti memberikan materi secara garis besar yang akan dipelajari tentang sistem reproduksi dengan sub materi mengenai struktur, organ, dan fungsi dari alat kelamin pria dan wanita secara umum. Presentasi kelas nampak pada gambar 4.1. Gambar 4.1. Peneliti presentasi kelas sebelum memulai pembelajaran b Pembagian kelompok untuk mengerjakan LKS Peneliti membagi siswa ke dalam kelompok dengan masing- masing kelompok berjumlah 4 sampai 5 orang. Sebelumnya peneliti sudah membagi siswa ke dalam kelompok, berdasarkan kemampuan masing- masing siswa karena peneliti sudah paham dengan siswa-siswa tersebut, berdasarkan pengalaman ketika ada mata kuliah PPL, namun ada beberapa siswa yang tidak mau berkelompok dengan pembagian dari peneliti. Untuk mengatasi hal tersebut, peneliti memberikan pengertian bahwa kelompok tidak selalu dengan teman dekat, atau yang pintar-pintar menjadi satu kelompok. Peneliti meminta siswa untuk berbaur dengan teman-teman yang lain agar terjalin pertemanan yang tidak melihat kepandaian atau kerajian dalam mengerjakan tugas yang diberikan, tetapi saling membantu dan bekerja sama dengan siswa lain jika ada siswa yang masih belum memahami tugas yang diberikan. Setelah peneliti selesai memberiakan pengertian, semua siswa masuk ke dalam masing-masing kelompok yang sudah dibagi. Masih adanya sikap siswa yang terlihat malas-malasan sehingga memperlambat waktu untuk mengerjakan LKS. Setelah siswa sudah berkumpul dalam kelompok maka peneliti memberikan penjelasan secara singkat proses pembelajaran yang akan dilakukan. Siswa diminta untuk mengerjakan LKS dari peneliti dengan waktu yang sudah ditentukan oleh peneliti. Kemudian setelah siswa paham, peneliti membagikan soal LKS kepada setiap kelompok untuk segera dikejakan secara berkelompok. c Belajar kelompok dalam mengerjakan LKS Peneliti membagikan soal LKS I dan LKS II dengan dipisah supaya siswa mampu berbagi dan bertanggungjawab secara kelompok untuk menyelesaikan soal LKS yang diberikan. Peneliti memberikan pengertian untuk semua siswa mengerjakan soal-soal tersebut dengan sebaik mungkin dan semua siswa mampu memahami setiap soal karena nilai dari LKS tersebut akan dimasukkan kedalam hasil masing-masing siswa. Peneliti memberikan penjelasan seperti itu supaya setiap kelompok mengerjakan secara bersama tidak ada yang hanya diam saja, dan siswa diingatkan untuk selalu bertanggungjawab pada tugas masing-masing. Belajar kelompok untuk mengerjakan LKS seperti pada gambar 4.2. Gambar 4.2. Siswa berdiskusi untuk mengerjakan LKS d Diskusi kelas untuk hasil dari mengerjakan LKS Setelah semua kelompok telah menyelesaikan lembar kerjanya, peneliti mengajak siswa untuk melakukan diskusi kelas dengan setiap kelompok mempresentasikan hasil dari belajar kelompok yang telah dilakukan. Kemudian kelompok yang tidak presentasi mendengarkan dan mencermati jawaban dari kelompok yang presentasi, sehingga ketika ada jawaban yang kurang atau berbeda maka dapat didiskusikan secara bersama. Diskusi kelas dalam mengerjakan LKS terlihat pada gambar 4.3. Gambar 4.3 Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok e Pembagian kelompok untuk pelaksanaan metode Make a Match Pembagian kelompok dalam proses pembelajaran menggunakan Make a Match, peneliti meminta siswa untuk membentuk kelompok besar dengan jumlah siswa yang hadir 22 siswa maka satu kelompok berjumlah 11 siswa. Pembagian kelompok dilakukan dengan cara siswa berhitung dengan dimulai siswa yang laki-laki terlebih dahulu agar jumlah siswa laki-laki pada setiap kelompok adil. Setalah selesai berhitung, peneliti meminta siswa berkumpul pada masing-masing kelompok yang telah terbentuk. Untuk kelompok pertama bertugas sebagai pemegang kartu soal dan kelompok yang kedua bertugas memegang kartu jawaban. Untuk pembagian kelompok dalam pelaksanan metode Make A Match terlihat pada gambar 4.4. Gambar 4.4 Pembagian kelompok siswa f Belajar dengan menggunakan metode Make a Match Peneliti menjelaskan mengenai metode make a match kepada siswa agar siswa paham dan peneliti memberikan contoh permainan tersebut seperti apa. Setelah itu peneliti menjelaskan langkah-langkah untuk jalannya permainan make a match kepada siswa. Setelah siswa paham dan mengerti metode tersebut dilaksanakan sesuai materi yang dipelajari pada pertemuan pertama dan metode tersebut dilaksanakan setelah siswa mengerjakan LKS dan berdiskusi. Pada awal penerapan metode make a match, suasana kelas menjadi ribut karena waktu peneliti yang diberikan peneliti untuk mencari pasangan kartu soal dan jawaban yang cocok dan beberapa siswa masih banyak yang bertanya soal dan jawaban yang cocok untuk dipasangkan. Keadaan masih belum tenang, peneliti meminta supaya siswa mencari pasangan soal dan jawaban tidak sampai membuat ribut. Belajar dengan metode Make A Match seperti pada gambar 4.5. Gambar 4.5 Siswa menjalankan metode make a match g Diskusi kelas untuk hasil melaksanakan metode Make a Match Setelah siswa melaksanakan metode make a match dengan mencari pasangan dari kartu soal dan kartu jawaban kemudian dua siswa yang masing-masing memegang kartu baik kartu soal maupun kartu jawaban yang cocok mempresentasikan hasil dari pencarian kepada siswa-siswa yang lain supaya siswa yang lain mendapat informasi dan dapat menilai kartu soal dan jawaban tersebut cocok atau tidak. Begitu seterusnya sampai pasangan yang ke-12. Untuk kegiatan diskusi dengan metode Make A Match dapat terlihat dalam pada gambar 4.6. Gambar 4.6 Siswa mempresentasikan hasil permainan kartu make a match 2 Pertemuan II Pertemuan yang kedua dilaksanakan pada tanggal 8 April 2015 pada pukul 07.00-09.15 WIB yang diikuti oleh 22 siswa. Pertemuan kedua, peneliti mengajak siswa melanjutkan materi dari sistem reproduksi. Sebelum memulai proses pembelajaran siswa berdoa terlebih dahulu supaya segala proses pembelajaran diberkati. Kemudian peneliti mengecek kehadiran siswa dengan presensi siswa. Berikut kegiatan yang dilakukan pada tahap acting : a Presentasi Guru Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan kedua dengan memberikan apersepsi mengenai materi yang akan dipelajari. Kemudian peneliti memberikan materi secara garis besar yang akan dipelajari tentang sistem reproduksi dengan sub materi mengenai struktur, organ, dan fungsi dari alat kelamin pria dan wanita secara umum. b Belajar menggunakan metode make a match Peneliti mengajak siswa untuk menjalankan permainan make a match seperti pertemuan sebelumnya. Siswa dibagi menjadi kelompok besar untuk menentukan kelompok mana yang memegang kartu soal dan kartu jawaban. Siswa diminta menghitung sampai hitungan kedua dan dilanjutkan sampai siswa habis. Setelah siswa berkumpul sesuai kelompok, maka kelompok kedua menjadi pemegang kartu jawaban dan kelompok satu memegang kartu soal. Setiap perwakilan kelompok mengocok kartu yang sudah didapat dan diberikan kepada masing-masing siswa. Setelah masing- masing siswa sudah memegang kartu masing-masing permainan dimulai peneliti memberikan waktu 15 menit untuk siswa mencari pasangan dari masing-masing kartu. Permainan make a match pada pertemuan kedua ini dilakukan dua kali kloter agar siswa lebih paham dalam materi yang dibahas pada pertemuan kedua ini. Untuk kloter yang kedua kelompok satu yang pada saat kloter pertama memegang kartu soal di kloter kedua kelompok satu menjadi pemegang kartu jawaban dan kelompok dua memegang kartu soal. Semua siswa mulai ada perkembangan pada pertemuan kedua suasana lebih tertata siswa sudah mulai asyik dengan pembelajaran menggunakan metode tersebut. c Diskusi kelas Setelah siswa sudah melaksanakan pembelajaran dengan metode make a match, maka siswa menyampaikan hasil dari permainan tersebut. Setiap pasangan pemegang kartu soal dan kartu jawaban yang sudah cocok dan yakin dengan soal dan jawaban yang telah dipasangkan maka semua siswa yang berpasangan mempresentasikan kepada teman-teman yang lain dengan membaca soal dari kartu soal dan jawabannya dari kartu jawaban. Untuk pasangan siswa yang lain mendengarkan dan menilai apakah cocok antara soal dan jawabannya. Sambil siswa mempresentasikan siswa juga berdiskusi untuk hasil permainan make a match yang disampaikan pada setiap pasangan. d Kuis individual atau Postest I Setelah siswa berdiskusi dan mempresentasikan hasil dari permainan make a match, siswa diminta untuk kembali ke tempat duduk masing-masing. Peneliti meminta siswa untuk mengerjakan kuis individual yaitu postest I karena siklus I sudah selesai. Peneliti menekankan kepada semua siswa untuk mengerjakan soal-soal tersebut dengan jujur tanpa mencotek dan peneliti menekankan kepada siswa supaya mengerjakan postest dengan sungguh-sungguh karena nilai dari postest akan menjadi nilai ulangan harian siswa. Kegiatan siswa dalam mengerjakan Postest pada Siklus I dapat terlipat pada gambar 4.7. Gambar 4.7 Siswa mengerjakan test Postest I c. Reflecting Dari hasil observasi pada siklus I, diketahui bahwa proses belajar siswa sudah baik, siswa mampu mengikuti pelajaran dengan baik. Hal tersebut dapat dilihat dari kurangnya aktifitas siswa yang tidak mendukung proses belajar, motivasi dan minat siswa dalam mengikuti jalannya pembelajaran walaupun masih ada beberapa siswa yang membuat keributan dalam kelas sehingga siswa lain terpengaruh untuk ribut dan kurang mengamati penjelasan dari peneliti. Pada tes akhir siklus I, diperoleh rata-rata kelas yaitu 66,87 persentase KKM yang diperoleh adalah 64 hasil tersebut dari segi nilai individual siswa masih ada yang belum mencapai target atau KKM yang diinginkan yaitu 75. Sedangkan penilaian pada motivasi belajar siswa pada siklus I diperoleh hasil 100 dilihat dari pengisian kuisioner yang telah diisi oleh siswa sudah memenuhi target dalam penelitian. Untuk hasil observasi yang telah diamati diperoleh hasil pada siklus I yaitu 77,27 yang merupakan kategori tinggi pada siklus I. Oleh karena itu, peneliti melaksanakan pembelajaran pada siklus II supaya peneliti diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada ranah kognitif pada kelas XI IPA. 2. Siklus II Pada siklus II dilaksanakan dalam 2 pertemuan materi pada pertemuan pertama yang dipelajari adalah fertilisasi dan kehamilan pada pertemuan yang kedua materi yang dipelajari adalah ASI, Alat kontrasepsi, dan kelainan yang terjadi pada sistem reproduksi. Berikut deskripsi penelitian tindakan kelas pada siklus II : a. Pertemuan I Pertemuan yang pertama dilaksanakan pada tanggal 9 April 2015 pada pukul 07.00-08.30 WIB yang diikuti oleh 22 siswa. Pertemuan pertama pada siklus II, peneliti mengajak siswa melanjutkan materi dari sistem reproduksi. Sebelum memulai proses pembelajaran siswa berdoa terlebih dahulu supaya segala proses pembelajaran diberkati. Kemudian peneliti mengecek kehadiran siswa dengan presensi siswa. 1 Presentasi Guru Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan ketiga sebelumnya peneliti memberikan apersepsi pada siswa supaya siswa terarah dan mampu menyebutkan materi yang akan dipelajari pada pertemuan ketiga. Kemudian peneliti memberikan materi yang akan dipelajari melanjutkan materi sebelumnya yaitu membahas tentang fertilisasi dan kehamilan. 2 Pembagian kelompok untuk mengerjakan LKS Peneliti membagi siswa ke dalam kelompok dengan masing- masing kelompok berjumlah 4 sampai 5 orang. Setelah siswa sudah berkumpul dalam kelompok maka peneliti memberikan penjelasan secara singkat proses pembelajaran yang akan dilakukan. Siswa diminta untuk mengerjakan LKS dari peneliti dengan waktu yang sudah ditentukan oleh peneliti. Kemudian setelah siswa paham, peneliti membagikan soal LKS kepada setiap kelompok untuk segera dikerjakan secara berkelompok. 3 Belajar kelompok dalam mengerjakan LKS Peneliti membagikan LKS III pada pertemuan ketiga peneliti memberikan pengertian untuk semua siswa mengerjakan soal-soal tersebut dengan sebaik mungkin dan semua siswa mampu memahami setiap soal karena nilai dari LKS tersebut akan dimasukkan kedalam hasil masing- masing siswa. Peneliti memberikan penjelasan seperti itu supaya setiap kelompok mengerjakan secara bersama tidak ada yang hanya diam saja, dan siswa diingatkan untuk selalu bertanggungjawab pada tugas masing- masing. Kegiatan dalam belajar kelompok untuk mengerjakan LKS pada siklus II dapat terlihat pada gambar 4.8. Gambar 4.8 Siswa berdiskusi untuk mengerjakan LKS pada siklus II 4 Diskusi kelas untuk hasil dari mengerjakan LKS Setelah semua kelompok telah menyelesaikan lembar kerjanya, peneliti mengajak siswa untuk melakukan diskusi kelas dengan setiap kelompok mempresentasikan hasil dari belajar kelompok yang telah dilakukan. Kemudian kelompok yang tidak presentasi mendengarkan dan mencermati jawaban dari kelompok yang presentasi, sehingga ketika ada jawaban yang kurang atau berbeda maka dapat didiskusikan secara bersama. Untuk diskusi dari mengerjakan LKS pada siklus II nampak pada gambar 4.9. Gambar 4.9 Siswa mempresentasikan hasil diskusi 5 Pembagian kelompok untuk pelaksanaan metode Make a Match Pembagian kelompok untuk peneliti menggunakan metode Make a Match untuk proses pembelajaran dengan membagi kelompok besar satu kelas dibagi menjadi dua kelompok besar seperti halnya pertemuan- pertemuan sebelumnya. Semua siswa setelah diberi perintah untuk melaksanakan pembelajaran dengan metode make a match maka semua siswa menjalankan dan mengatur sendiri tanpa peneliti meminta. Mereka sangat antusias dalam pembelajaran dengan metode tersebut. 6 Belajar dengan menggunakan metode Make a Match Peneliti meminta siswa untuk membentuk kelompok besar seperti biasanya. Siswa langsung bersemangat untuk belajar dengan metode make a match tanpa ada paksaan dari peneliti. Siswa sudah semakin terkoordinasi dalam kelopok besar dan sudah lebih paham dalam melaksanakan metode tersebut sampai semua siswa terlihat bersemangat dalam mencari kecocokan pada kartu soal dan kartu jawaban. Setelah sudah berkumpul bersama teman sekelompoknya maka masing-masing siswa yang sudah memegang kartu mencari pasangan yang cocok untuk menjawab atau mencari soal yang cocok untuk setiap kartu. Pada pertemuan pertama pada siklus II ini ada 11 pasangan yang memegang kartu soal dan kartu jawab. Kegiatan siswa dalam belajar menggunakan metode Make A Match terlihat pada gambar 4.10. Gambar 4.10 Siswa menjalankan metode make a match 7 Diskusi kelas untuk hasil melaksanakan metode Make a Match Setelah siswa melaksanakan metode make a match dengan mencari pasangan dari kartu soal dan kartu jawaban seperti pada pertemuan- pertemuan sebelumnya kemudian dua siswa yang masing-masing memegang kartu baik kartu soal maupun kartu jawaban yang cocok mempresentasikan hasil dari pencarian kepada siswa-siswa yang lain supaya siswa yang lain mendapat informasi dan dapat menilai kartu soal dan jawaban tersebut cocok atau tidak. Kegiatan siswa dalam diskusi menggunkan metode nampak pada gambar 4.11. Gambar 4.11 Siswa mempresentasikan hasil permainan kartu make a match b. Pertemuan II Pertemuan yang kedua dilaksanakan pada tanggal 16 April 2015 pada pukul 07.00-09.15WIB yang diikuti oleh 21 siswa. Pertemuan kedua ini sebagai pertemuan terakhir di siklus II, peneliti mengajak siswa melanjutkan materi terakhir dari sistem reproduksi. Sebelum memulai proses pembelajaran siswa berdoa terlebih dahulu supaya segala proses pembelajaran diberkati. Kemudian peneliti mengecek kehadiran siswa dengan presensi siswa. Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada pertemuan kedua adalah sebagai berikut : 1 Presentasi guru Peneliti memberikan materi terakhir sistem reproduksi yaitu tentang ASI, alat-alat kontrasepsi, dan kelainan yang terjadi pada sistem reproduksi manusia. Peneliti juga menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan terakhir di siklus II. Sebelum masuk pembelajaran peneliti dengan memberikan apersepsi sesuai dengan materi yang akan dipelajari. 2 Belajar menggunakan metode make a match Proses pembelajaran pada pertemuan yang terakhir yaitu pertemuan keempat peneliti mengajak siswa untuk memulai permainan make a match seperti pertemuan sebelumnya untuk lebih mendalami materi yang masih garis besar saja. Setelah siswa berkumpul sesuai kelompok, maka kelompok kedua menjadi pemegang kartu jawaban dan kelompok satu memegang kartu soal. Setiap perwakilan kelompok mengocok kartu yang sudah didapat dan diberikan kepada masing-masing siswa. Permainan make a match pada pertemuan kedua ini dilakukan dua kali kloter karena soal dan jawaban pada kartu make a match dibuat untuk dua kali permainan. Pada pertemuan terakhir siswa lebih terlihat aktif dan motivasi siswa dalam belajar sangat tinggi, karena siswa meminta untuk memainkan kembali kartu-kartu yang ada. Peneliti tidak memaksa siswa untuk melakukan apa yang peneliti inginkan melainkan siswa yang meminta untuk memulai permainan saja. Semua siswa sudah mengalami perkembangan yang sangat baik dari pertemuan sebelumnya. 3 Diskusi kelas Setelah siswa sudah melaksanakan pembelajaran dengan metode make a match, maka siswa menyampaikan hasil dari permainan tersebut. Setiap pasangan pemegang kartu soal dan kartu jawaban yang sudah cocok dan yakin dengan soal dan jawaban yang telah dipasangkan maka semua siswa yang berpasangan mempresentasikan kepada teman-teman yang lain dengan membaca soal dari kartu soal dan jawabannya dari kartu jawaban. Untuk pasangan siswa yang lain mendengarkan dan menilai apakah cocok antara soal dan jawabannya. Sambil siswa mempresentasikan siswa juga berdiskusi untuk hasil permainan make a match yang disampaikan pada setiap pasangan. 4 Kuis individual atau test Postest II Setelah siswa berdiskusi dan mempresentasikan hasil dari permainan make a match, sesuai dengan kesepakatan dari awal mengenai setiap dua kali pertemuan akan diadakan postest maka siswa setelah diminta untuk mengerjakan postest semua siswa siap karena sebelumnya sudah diberi tahu. Peneliti meminta siswa untuk mengerjakan postest kedua dari siklus II yang telah selesai siswa pada pertemuan terakhir. Peneliti tetap mengingatkan agar kuis tersebut dikerjakan sendiri dan peneliti menekankan kepada siswa supaya mengerjakan postest dengan sungguh-sungguh karena nilai dari postest akan menjadi nilai ulangan harian siswa. Untuk kegiatan siswa dalam mengerjakan postest siklus II terlihat pada gambar 4.12. Gambar 4.12 Siswa mengerjakan test Postest Siklus II d. Observing Observasi proses pembelajaran siswa diambil secara masing- masing siswa penilaian tidak diambil berdasarkan pengamatan kelompok. Pelaksanaan observasi dimulai pada pertemuan pertama yaitu tanggal 2 April 2015 sampai tanggal 16 April 2015 selama proses pembelajaran berlangsung dari awal sampai akhir pembelajaran. Ada 3 orang observer yang mengamati siswa selama berjalannya pembelajaran. Masing-masing observer mengamati 7 atau siswa. Observer mengamati minat dan perhatian siswa selama mengikuti proses pembelajaran, tanggung jawab siswa, semangat siswa ketika melaksanakan tugas-tugas yang diberikan selam proses pembelajaran, rasa senang dan puas dalam mengerjakan tugas tim maupun individual, dan reaksi stimulus timbal balik yang telah diberikan oleh guru. Agar observer tidak kesulitan atau keliru dalam pengamatan, maka peneliti membuat penanda pada masing-masing siswa dengan ada kode siswa berupa nomor urut siswa secara masing-masing. Observer melakukan pengamatan dan penilaian sesua dengan lembar observasi yang telah peneliti buat. Observer mengamati siswa sesuai dengan situasi yang sebenarnya didalam kelas. e. Reflecting Dari hasil observasi yang dilakukan untuk melihat peninggkatan hasil belajar dan motivasi belajar siswa yang telah dilaksanakan pada proses pembelajaran siklus II dan berdiskusi dengan para rekan observer, maka motivasi atau minat siswa selama proses pembelajaran sudah jauh lebih baik daripada siklus yang pertama. Dilihat dari hasil ranah kognitif siswa pada siklus II juga mengalami peningkatan sehingga memenuhi kriteria dan harapan dari peneliti. Pada tes akhir siklus II mengalami peningkatan, diperoleh rata-rata kelas yaitu 75,41 presentasi KKM yang diperoleh adalah 91 hasil tersebut dari segi nilai individual siswa sudah memenuhi target atau KKM yang diinginkan peneliti yaitu 75. Sedangkan penilaian pada motivasi belajar siswa pada siklus I diperoleh hasil yang tinggi 100 dilihat dari pengisian kuisioner yang telah diisi oleh siswa sudah memenuhi target dalam penelitian. Untuk hasil observasi yang telah diamati diperoleh hasil pada siklus II mengalami peningkatan dari hasil siklus I dari 77,27 menjadi 100 kategori yang merupakan kategori tinggi pada siklus II. Setelah mengetahui hasil yang telah didapat pada akhir siklus II, penelitian yang sudah dilaksanakan sudah meningkatkan hasil belajar ranah kognitif dan motivasi siswa pada ranah kognitif pada kelas XI IPA.

B. HASIL PENELITIAN

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Adaptasi Makhluk Hidup

0 11 215

Penerapan Metode Pembelajaran make a Match Card dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata pelajaran Fiqh di MTs. Nasyatulkhair Depok

0 6 150

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match terhadap Prestasi Belajar Sosiologi dalam Pokok Bahasan Pengendalian Sosial

0 26 151

Efektivitas pembelajaran kooperatif model make a match dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS: penelitian tindakan kelas di SMP Islam Al-Syukro Ciputat

0 21 119

Pengaruh pembelajaran Kooperatif tipe Make A match terhadap motivasi belajar matematika

1 8 166

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN PADA SISWA PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN PADA SISWA KELAS 1X C SMP NEGERI 01 KARTASURA TAHUN AJARAN 2010

0 1 17

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT DI SD.

0 3 31

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 10 Yogyakarta pada materi sistem reproduksi manusia.

2 21 232

TAPPDF.COM PDF DOWNLOAD METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL ... 1 SM

0 0 8

Pengaruh metode eksperimen berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPA SMA Taman Madya Jetis Yogyakarta - USD Repository

0 2 86