C. Tingkat Pengetahuan dan Sikap mengenai Iklan Obat Sakit Kepala
terhadap Tindakan Penggunaan Obat Sakit Kepala
1. Tingkat Pengetahuan mengenai iklan obat sakit kepala
Dalam penelitian ini proses pengukuran tingkat pengetahuan mengenai iklan obat sakit kepala di televisi diukur melalui 18 pernyataan yang terdiri dari
definisi iklan obat, aturan penyelenggaraan iklan obat, persyaratan iklan obat, serta tata krama dan tata cara periklanan obat. Pada Tabel XXIII terlihat bahwa
persentase responden yang menjawab benar pada aspek pengetahuan yaitu sebanyak 14 pernyataan kecuali pada item pernyataan ke-6, 7, 9, dan 12 yang
ditampilkan pada Lampiran 7. Pada item pernyataan ke-6 hanya sebanyak 20,6 responden yang
menjawab benar, padahal pernyataan pada item ke-6 tersebut bertolak belakang dengan Peraturan periklanan dan pelayanan kesehatan yang dikeluarkan oleh
Menteri Kesehatan Republik Indonesia dalam PMK No. 1787 Tahun 2010 pada pasal 5 mengenai persyaratan iklan yang menyatakan bahwa :
“Iklan danatau publikasi pelayanan kesehatan tidak diperbolehkan apabila bersifat : memuji diri secara berlebihan, termasuk pernyataan yang bersifat
superlatif dan menyiratkan kata “satu-satunya” atau yang bermakna sama mengenai keunggulan, keunikan atau kecanggihan sehingga cenderung bersifat
menyesatkan” MenKes, 2010.
Pada item pernyataan ke-7 hanya sebanyak 27,9 responden yang menjawab benar, padahal pernyataan pada item ke-7 tersebut bertolak belakang
dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 386MENKESSKIV1994 tentang Pedoman Periklanan Obat Bebas bagian A
poin ke-10 yang menyatakan bahwa :
“Iklan obat tidak boleh diperankan oleh tenaga profesi kesehatan atau aktor yang berperan sebagai profesi kesehatan dan atau menggunakan setting yang
beratribut profesi kesehatan dan laboratorium” MenKes, 1994.
Demikian juga dengan item pernyataan ke-9 hanya sebanyak 49,7 responden yang menjawab benar, padahal pernyataan pada item ke-9 tersebut
bertolak belakang dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 386MENKESSKIV1994 tentang Pedoman Periklanan Obat Bebas bagian A
poin ke-11a yang menyatakan bahwa : “Iklan obat tidak boleh memberikan anjuran dengan mengacu pada pernyataan
profesi kesehatan mengenai khasiat, keamanan dan mutu obat misalnya, Dokter saya merekomendasi …..” MenKes, 1994.
Pada item pernyataan ke-12 hanya sebanyak 41,2 responden yang menjawab benar, padahal pernyataan pada item ke-12 tersebut bertolak belakang
dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 386MENKESSKIV1994 tentang Pedoman Periklanan Obat Bebas Bagian A
poin ke-13 menyatakan bahwa : “Iklan obat tidak boleh menunjukkan efekkerja obat segera sesudah penggunaan
obat” MenKes, 1994.
Berikut ini gambaran jawaban aspek pengetahuan mengenai iklan obat sakit kepala di televisi di kalangan ibu rumah tangga di Kecamatan Depok
Kabupaten Sleman Yogyakarta Tahun 2014.
Tabel XXIII. Gambaran jawaban aspek pengetahuan mengenai iklan obat sakit kepala di televisi di kalangan ibu rumah tangga di Kecamatan Depok
Kabupaten Sleman Yogyakarta Tahun 2014 No
Pernyataan Persentase responden
yang menjawab pilihan 100 N=165
Benar Salah
1. Definisi sakit kepala