Transduksi Transduksi adalah pemindahan DNA dari sel pemberi ke sel penerima

mengandung faktor F yang berupa badan terpisah dari kromosom utama, maka ia dinyatakan berkelamin jantan. Namun, jika tidak mengandung faktor F pada sel tersebut, maka dinyatakan berkelamin betina. Transfer materi genetik dari sel E. coli jantan ke sel E. coli betina didahului terbentuknya saluran konjugasi antara kedua sel. Saluran konjugasi ini terbentuk melalui perlekatan suatu pilus kelamin jantan menuju permukaan sel kelamin betina. Menurut Watson 1987, pilus yang berlekatan di atas, merangsang terjadinya replikasi DNA faktor F yang akan ditransfer ke sel penerima yang tidak punya faktor F sel F - . Hanya DNA faktor F hasil replikasi yang ditransfer. Transfer materi genetik faktor F mengakibatkan seluruh sel kelamin betina F - di sekitarnya segera berubah menjadi sel kelamin jantan F + . Gambar 1.8.6.3. Konjugasi Bakteri

3. Transduksi Transduksi adalah pemindahan DNA dari sel pemberi ke sel penerima

dengan perantaraan virus. Dalam hal ini, protein virus yang berfungsi sebagai selubung digunakan untuk membungkus dan membawa DNA bakteri pemberi menuju sel penerima. Cara ini dikemukakan oleh Norton Zinder dan Jashua Lederberg pada tahun 1952. Beberapa jenis virus berkembang biak di dalam sel bakteri. Virus yang menyerang bakteri seringkali disebut bakteriofage atau fage. Pada waktu fage menginfeksi bakteri, fage memasukkan DNA-nya ke dalam sel bakteri tersebut. DNA fage ini kemudian bereplikasi di dalam sel bakteri atau berintegrasi dengan kromosom bakteri. Inilah yang dikenal dengan transduksi. Jadi, transduksi adalah proses perpindahan gen dari suatu bakteri ke bakteri lain oleh bakteriofage lalu oleh bakteriofage tersebut plasmid ditransfer ke populasi bakteri. 252 PENDALAMAN MATERI BIOLOGI Transduksi ditemukan oleh Norton Zinder dan Joshua Lederberg pada tahun 1952. Pada waktu DNA fage dikemas di dalam pembungkusnya untuk membentuk bakteri- fage baru, DNA fage tersebut dapat membawa sebagian dari DNA bakteri yang telah menjadi inangnya. Selanjutnya, bila fage menginfeksi bakteri lainnya, maka fage akan memasukkan DNA-nya yang mengandung sebagian dari DNA bakteri inang sebelumnya. Dengan demikian, fage tidak hanya memasukkan DNA- nya sendiri ke dalam sel bakteri yang diinfeksinya, tetapi juga memasukkan DNA dari bakteri lain yang ikut terbawa pada DNA fage. Jadi, secara alami fage memindahkan DNA dari satu sel bakteri ke bakteri lainnya. Gambar 1.8.6.4. Transduksi PENDALAMAN MATERI BIOLOGI 253 MATERI 6 Kompetensi Guru Mata Pelajaran : 1.8. Memahami lingkup dan kedalaman biologi sekolah Indikator Esensial : 1.8.7. Menjelaskan fungsi kapsul pada bakteri Kapsula adalah struktur luar dinding sel yang berupa lapisan tebal, kental, memiliki bentuk dan kepadatan tertentu serta dapat melekat kuat. Adapun fungsi kapsula sebagai pelindung organisme yang mengekskresinya terhadap lingkungan yang kurang menguntungkan kekeringan, sebagai cadangan makanan dan pengikat antar sel dalam satu koloni. Hanya bakteri tertentu yang dapat membentuk kapsula dan tidak semua anggota dari satu jenis bakteri yang memiliki kapsula. Contohnya bakteri anthrax, penyebab penyakit antracis yang terdapat pada ternak. Bakteri ini meruapakan bakteri yang tidak membentuk kapsula ketika bakteri ini tumbuh di luar tubuh organisme, tetapi kapsula akan dibentuk bila menginfeksi hewan hospesnya. Kapsula terdiri atas molekul polisakarida kompleks yang tersusun dalam bentuk gel yang terdapat di luar dinding sel. Komposisi kimia tiap kapsula sangat spesifik untuk setiap strain bakteri yang mengekskresinya. Penyusun utama kapsul pada umumnya adalah polisakarida yang terdiri atas glukosa, asam amino, rhamnosa, serta asam organik seperti asam piruvat dan asam asetat. Ada pula yang mengandung peptida seperti kapsul pada bakteri Bacillus sp. Selain itu Klebsiella pneumonia juga mempunyai kapsul yang sangat tebal. Beberapa kapsul terdiri dari polipeptida. Spesifitas komposisi kimiawi kapsul dapat dilihat pada beberapa jenis bakteri misalnya pada Leoconostoc mesenteroides berupa glukosa misalnya dektrosa, pada Staphylococcus piogenic berupa polimer gula amino misalnya asam hialuronat, pada Bacillus antraksis berupa polipeptida misalnya polimer asam D-glutamat atau pada bakteri penyebab disentri berupa kompleks polisakarida protein. Ketika bakteri berkapsula menyerang inang, maka kapsula ini mencegah mekanisme pertahanan inang seperti fagositosis yang dapat merusakkan bakteri. Kapsula melindungi bakteri dari tindakan fagositik leukosit dan memungkinkan patogen untuk menyerang tubuh. Jika patogen kehilangan kemampuannya untuk membentuk kapsula, dapat menjadi avirulent atau kurang memiliki kemampuan untuk menyebabkan penyakit dan menyebabkan bakteri lebih mudah rusak. Kemampuan menghasilkan kapsula merupakan sifat genetis, tetapi produksinya sangat dipengaruhi oleh komposisi medium tempat ditumbuhkannya sel-sel yang bersangkutan. Komposisi medium juga dapat mempengaruhi ukuran kapsul. Ukuran kapsul berbeda-beda menurut jenis bakterinya dan juga dapat berbeda diantara jalur yang berlainan dalam satu spesies. Semua kapsul bakteri tampaknya dapat larut dalam air. Beberapa bakteri mengakumulasi senyawa-senyawa yang kaya akan air, sehingga membentuk suatu lapisan di permukaan luar selnya yang disebut sebagai kapsula atau selubung berlendir. Fungsinya untuk kehidupan bakteri tidak begitu esensial, namun menyebabkan timbulnya sifat virulen terhadap inangnya. Keberadaan kapsula mudah diketahui dengan metode pengecatan negatif menggunakan tinta cina atau nigrosin. Kapsula akan tampak transparan di antara latar belakang yang gelap.. Berikut ini adalah gambar kapsula pada bakteri . 254 PENDALAMAN MATERI BIOLOGI Gambar 1.8.7. Kapsula Bakteri Pewarnaan kapsula menggunakan alat dan bahan yaitu bak pewarnaan, batang ose, kapas, kertas saring, korek api, mikroskop cahaya, kaca benda, pembakar spiritus, pipet tetes, tabung reaksi, tissue, sedangkan bahannya adalah air fuchsin, Alkohol 70 , aquades, minyak imersi, suspensi bakteri Bacillus subtilis, tinta cina dan xylol. Adapun prosedur pewarnaan negatif : 1. Sediakan dua buah object glass yang sudah dibersihkan dengan alkohol sehingga bebas lemak. 2. Kedua kaca benda dibersihkan dengan alkohol 70 sampai bersih agar terbebas dari lemak. 3. Kedua kaca benda dipanaskan di atas pembakar spirtitus. 4. Kawat ose dipijarkan diatas pembakar spirtitus lalu didinginkan 5. Pada kaca benda pertama diletakkan satu suspensi bakteri dan satu ose tinta cina dengan perbandingan 1:1 6. Suspensi bakteri dan satu ose tinta cina dengan perbandingan 1:1 dicampurkan dengan sudut object glass sampai keduanya homogen. 7. Preparat apusan dibuat untuk membentuk sudut 45 hingga campuran tersebut menjadi lapisan film tipis. 8. Preparat dikeringkan dan difiksasi selama 3 kali. 9. Tetesi preparat dengan zat warna air fuchsin selama 5 menit. 10. Zat warna berlebihan dibuang, tetapi jangan dicuci, kemudian dikeringkan. 11. Preparat ditetesi dengan minyak imersi, lalu diamati dibawah mikroskop. PENDALAMAN MATERI BIOLOGI 255 MATERI 7 Kompetensi Guru Mata Pelajaran : 1.8. Memahami lingkup dan kedalaman biologi sekolah Indikator Esensial : 1.8.8. Mengidentifikasi perbedaan dan persamaan virus dan monera.

A. Pendahuluan

Untuk bisa mencari perbedaan dan persamaan antara monera dan virus, maka kita harus memahami terlebih dahulu sistem klasifikasi makhluk hidup. Pada gambar di bawah ini diperlihatkan sisitem klasifikasi makhluk hidup yang disusun menurut sistem Whittaker. Gambar 1.8.8.1. Sistem Klasifikasi Whitaker Gambar di atas memperlihatkan bahwa Whittaker 1969 mengelompokkan makhluk hidup ke dalam lima KingdomKerajaanRegnum yaitu:

1. Monera