Ekskresi zat sisa metabolisme Memperahankan keseimbangan air

MATERI 27 Kompetensi Guru Mata Pelajaran : 1.8. Memahami lingkup dan kedalaman biologi sekolah Indikator Esensial : 1.8.33. Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi dan proses pembentukan urin Setiap saat tubuh melakukan metabolisme di dalam sel-selnya. Beberapa zat yang dihasilkan merupakan zat sampah yang bersifat racun bagi tubuh, sehingga harus dikeluarkan. Ekskresi adalah pelepasan zat sisa metabolisme dari tubuh. Sistem urinaria merupakan sistem tubuh dengan tugas utama mengekresikan sisa metabolisme melalui pengeluaran urin.

A. Fungsi sistem urinaria

Sistem urinaria menghasilkan urin yang mengandung zat sisa metabolisme dan mengalirkannya keluar tubuh.

1. Ekskresi zat sisa metabolisme

Metabolisme dalam sel antara lain menghasilkan zat sisa. Beberapa zat sisa metabolisme mengandung nitrogen, yaitu urea, amonia, kreatinin, dan asam urat. Zat-zat tersebut terutama diekskresikan oleh ginjal. Beberapa nutrien berupa asam amino, kreatinin dan nukleotida di dalam sel dimetabolisme dan menghasilkan zat-zat tersebut. Amonia merupakan zat sisa metabolisme yang sangat beracun di dalam sel. Di dalam hati amonia direaksikan dengan karbondioksida menjadi urea yang kurang beracun. Kreatinin fosfat merupakan fosfat yang memiliki energi tinggi yang disimpan dalam otot. Penguraian kreatnin fosfat melalui metabolisme menghasilkan kreatinin. Nukleotida, mengandung adenin dan timin, diuraikan di dalam sel menghasilkan asam urat. Asam urat tidak begitu larut dalam air. Jika di dalam darah terlalu banyak, maka asam urat akan membentuk kristal. Kristal-kristal tersebut sering terkumpul di dalam sendi, sehingga di bagian ini mejadi terasa sakit. Kondisi ini disebut gout.

2. Memperahankan keseimbangan air

Selain ekskresi, fungsi utama ginjal adalah memertahankan keseimbangan air dan garam yang sesuai di dalam darah. Telah kita ketahui bahwa volume darah berhubungan erat dengan keseimbangan garam tubuh. Kandungan garam, misalnya NaCl, yang lebih banyak di dalam darah dibanding dalam cairan antar sel akan menyebabkan peningkatan volume dan tekanan darah. Hal ini karena tingginya kandungan garam dalam darah menyebabkan terjadinya osmosis, yaitu difusi air ke dalam darah. Dalam rangka pengaturan tekanan darah, ginjal juga terlibat di dalamnya. Dalam hal ini, ginjal juga mempertahankan kadar ion 348 PENDALAMAN MATERI BIOLOGI elektrolit, misalnya ion potasium K + , ion bikarbonat HCO 3 - dan ion kalsium Ca 2- dalam darah.

B. Organ-organ sistem urin

Sistem urin terdiri dari ginjal, ureter, kantung kemih, dan uretra Gambar 1.8.33.1. Gambar 1.8.33.1. Sistem Urinaria pada manusia Sumber: Mader, 2004.

1. Ginjal