Gambar 2.17. Literature Map Penelitian yang Relevan Berdasarkan gambar 2.17 dapat djelaskan bahwa kelima penelitian
sebelumnya mendasari penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati 2012 dan Haris 2013 sama meneliti tentang
miskonsepsi. Penelitian yang dilakukan oleh Rahmi 2013, Agustina 2012, dan Maonde 2015 sama meneliti tentang perbedaan variabel independen yang
berpengaruh terhadap variabel dependen.
C. Kerangka Berpikir
Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam IPA merupakan mata pelajaran yang penting diajarkan sejak anak duduk di bangku Sekolah Dasar. Hal ini dikatakan
penting karena mata pelajaran ini termasuk salah satu mata pelajaran yang wajib
Haris 2013 Identifikasi Miskonsepsi Materi Mekanika dengan
Menggunakan CRI Certainty Of Response Index Agustina, Agung Eka 2012
Pengaruh Pekerjaan Orang Tua Terhadap Perilaku Sosial Siswa Di Smp Negeri I Pabedilan
Kecamatan Pabedilan Kabupaten Cirebon Rahmawati 2012
Studi Komparasi Tingkat Miskonsepsi Siswa Pada Pembelajaran Biologi Melalui Model Pembelajaran
Konstruktivisme Tipe Novick Dan Konstruktivis
Maonde, Faad 2015 Pengaruh Status Pekerjaan Orang Tua Terhadap
Hasil Belajar Matematika Melalui Kombinasi Model Pembelajaran Kooperatif
Rahmi 2013 Identifikasi Miskonsepsi IPAFisika Berdasarkan
Jentang Pendidikan SD, SMP, SMA Menggunakan Tes Three-Tier pada Pokok
Bahasan Gerak dan Gaya
Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti:
Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V SD Semester 2 se- Kecamatan Mlati
diajarkan di siswa Sekolah Dasar SD. Mata pelajaran IPA juga dapat membantu siswa untuk disiplin, tanggung jawab, dan terbuka dengan pendapat orang lain.
Materi yang diajarkan pada mata pelajaran IPA kelas V semester 2 ini mempelajari mengenai IPA Fisika, namun pada proses penyampaiannya IPA di
SD dilakukan secara bersamaan atau terintegrasi tanpa ada pemisah antara IPA Biologi dan IPA fisika.
Pemahaman konsep pada anak SD harus dilakukan secara mendalam. Jika hal ini tidak dilakukan maka akan terjadi adanya miskonsepsi. Miskonsepsi dapat
dialami oleh siapa saja, bisa juga terjadi pada siswa SD dalam pembelajaran IPA. Terjadinya miskonsepsi bisa dari siswa itu sendiri, guru, buku teks, konteks, dan
metode mengajar. Miskonsepsi yang berasal dari siswa disebabkan karena berbagai hal, yakni prakonsepsi atau konsep awal siswa, pemikiran asosiatif
siswa, pemikiran humanistik, instusi yang salah, tahap perkembangan kognitif siswa, kemampuan siswa, dan minat belajar siswa. Penyebab kesalahan guru
berupa guru tidak menguasai bahan atau bahan fisika, serta latar belakang guru bukan dari pendidikan dan lebih parahnya guru yang penguasannya tidak
mendalam sering mengajar dengan sikap ditaktor dan otoriter. Cara mengajar itulah yang memaksakan satu gagasan pada siswa. Penyebab selanjutnya dari
buku teks yaitu bahan yang sulit untuk dipahami karena dalam penjelasan tidak benar. Konteks salah satu penyebab terjadinya miskonsepsi bisa berupa
pengalaman siswa, penggunaan bahasa dalam kehidupan sehari-hari, teman lain, dan keyakinan dan ajaran beragama. Penyebab miskonsepsi yang terakhir yaitu
metode mengajar yang digunakan oleh guru terlebih yang menekankan pada
siswa hanya satu segi saja dari konsep bahan yang digeluti. Guru dituntut lebih kritis dengan metode yang digunakan dan tidak membatasi diri dengan
penggunaan satu metode saja, melainkan bisa menggunakan macam-macam metode pengajaran. Selain guru miskonsepsi juga dapat disebabkan karena
kesibukan orang tua dalam bekerja yang berdampak pada pendampingan orang tua terhadap anak.
Miskonsepsi juga bisa saja terjadi karena pendampingan orang tua. Pendampingan orang tua dilihat dari pekerjaan orang tua. Di era globalisasi ini
banyak orang tua yang sibuk dengan pekerjaannya sering kali melupakan tanggung jawabnya dalam mendidik anak. Kesibukan orang tua akan pekerjaan
juga berpengaruh dengan pola asuh yang akan digunakan dalam mendampingi anak dalam belajar. Pola asuh yang digunakan setiap orang tua akan berbeda
sesuai cara pandang mengenai pola asuh yang dianggap efektif untuk membimbing anak-anak dalam belajar.
Penggunaan pola asuh yang berbeda- beda setiap orang tua maka hasil belajar anak juga akan berbeda. Perbedaan ini juga dilihat dari pendampingan orang tua
yang dilakukan secara baik. Oleh karena itu melalui penelitian tentang miskonsepsi dilihat dari pengaruh jenis pekerjaan orang tua siswa.
D. Hipotesis Penelitian