b. Penyebab Terjadinya Miskonsepsi
Menurut Suparno 2005: 35-50 mengungkapkan 5 penyebab terjadinya Miskonsepsi, yaitu :
1 Siswa
Miskonsepi disebabkan oleh siswa dapat dikelompokkan menjadi 8 hal yaitu, prakonsepsi atau konsep awal siswa diperoleh siswa
sebelum mengikuti pembelajaran formal di bawah bimbingan guru. Pemikiran asosiatif yaitu pemakaian istilah yang digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Pemikiran humanistik yaitu siswa memandang bahwa semua benda dari sudut pandang manusiawi. Reasoning yang
tidak lengkap atau salah yaitu penalaran dari siswa yang tidak lengkap dalam menerima konsep awal. Instuisi yang salah yaitu suatu perasaan
dalam diri siswa secara spontan dalam mengungkapkan suatu gagasan sebelum secara langung diteliti. Tahap perkembangan kognitif siswa
yaitu tingkat pemahaman setap individu yang berbeda-beda, pemahaman siswa setelah melihat benda-benda kongkret. Kemampuan
siswa yaitu
tingkat kemampuan
siswa dalam
menangkap pembelajaran. Minat belajar yaitu minat siswa dalam mengikuti belajar
dan menerima materi. 2
Guru Terjadinya miskonsepsi juga dapat disebabkan oleh guru, hal ini
disebabkan karena guru tidak menguasai bahan atau kurang memahami IPA fisika secara tidak benar. Beberapa guru juga bukan
berlatar belakang dari lulusan pendidikan serta tidak mempunyai kompetensi dalam bidang fisika. Selain itu, guru yang dalam
penguasaan materi tidak mendalam dalam proses belajar bersikap sebagai diktator serta otoriter yaitu dengan memaksakan gagasan
kepada murid. Cara pengajaran guru dengan berbicara dan menuliskan di papan tulis, serta jarang melakukan praktikum atau eksperimen dan
jarang melakukan diskusi dengan siswa. 3
Buku Teks Buku teks juga menjadi salah satu penyebab terjadinya
miskonsepsi yaitu dengan adanya buku teks, buku fiksi sains, dan kartu. Buku teks terdapat bahasa yang sulit dipahami oleh siswa. Buku
fiksi sains yaitu penggunaan bahasa kurang berdasarkan dengan kaidah ilmu yang sesungguhnya.
4 Konteks
Konteks bisa menimbulkan terjadinya miskonsepsi misalnya, melalui pengalaman yang dialami oleh siswa. Penggunaan bahasa
sehari-hari misalnya pemahaman siswa mengenai berat dengan satuan kilogram kg, namun dalam fisika berat adalah satuan gaya dengan
satuan Newton. Teman lain yaitu mengenai pemahaman teman dengan konsep awal yang di miliki siswa itu sendiri sering berbeda, tetapi jika
teman lain yang dianggap pandai mengungkapkan dengan yakin maka siswa itu sendiri akan dengan mudah percaya dengan konsep teman
meskipun konsep itu salah. Keyakinan dari ajaran agama yaitu mengenai penciptaan alam semesta.
5 Metode Mengajar
Metode mengajar yang digunakan guru, yang menekankan satu pokok bahasan sehingga siswa mampu menangkap, namun hal ini juga
mampu memunculkan miskonsepsi. Guru perlu kritis dengan metode yang akan digunakan dan membatasi diri dengan satu metode yang
akan digunakan.
c. Cara Mendeteksi Adanya Miskonsepsi