variabel, merumuskan hipotesis, melakukan eksperimen, menganalisis data, membuat laporan penelitian.
c. IPA sebagai sikap
Hakikat IPA sebagai sikap adalah mengenai berbagai keyakinan, pendapat, dan nilai-nilai yang harus dipertahankan oleh seorang
ilmuwan khususnya ketika mencari atau mengembangkan pengetahuan baru. Misalnya: rasa ingin tahu, rasa tanggung jawab, disiplin, tekun,
jujur, dan terbuka terhadap pendapat orang lain. Ciri-ciri sikap ilmiah di antaranya adalah:
1. Objektif terhadap fakta
2. Tidak tergesa-gesa mengambil keputusan
3. Berhati terbuka
4. Ingin menyelidiki
5. Pembelajaran IPA di SD Kelas V Semester 2
Mata pelajaran Ilmu Pengatahuan Alam singkatan dari IPA. Mata pelajaran ini dibagi menjadi beberapa sub pokok bahasan yaitu seperti biologi,
kimia, dan fisika Suparno, 2005: 9. Pembelajaran IPA Fisika mulai dikenalkan dengan anak-anak sejak SD, namun pengajaran Fisika masih
menjadi satu atau terintegrasi dengan IPA Biologi. Pemberian materi IPA di SD diberikan sejak kelas 1, namun pemberian materi ini diberikan secara
terpadu. Pemberian materi IPA yang dilakukan secara terpisah antara Biologi dan Fisika mulai dari kelas IV. Materi IPA Fisika di SD masih mempelajari
ilmu-ilmu dasar yang sederhana
Menurut kurikulum KTSP pelajaran IPA di bangku SD diajarkan secara bersamaan antara biologi dan fisika. KTSP kepanjangan dari Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan. Standar Nasional Pendidikan, pasal 1, ayat 15 Mulyasa, 2007: 19 mengemukakan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan.
Sesuai dengan kurikulum KTSP pelajaran IPA pada kelas V mempelajari sebagai berikut: KD 5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan
energi melalui percobaan gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet, KD 5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah
dan lebih cepat, KD 6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya, KD 7.1 Mendiskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan, KD 7.3
Mendeskripsikan struktur bumi. Penjelasan Materi sebagai berikut : a.
Gaya, Gerak, dan Energi Sulistiyono 2008: 89-102, berpendapat bahwa gaya adalah sebagai
tarikan atau dorongan. Gaya terhadap suatu benda dapat mengakibatkan
benda bergerak, berubah bentuk, dan berubah arah. Pada saat kamu menendang bola maka bola akan bergerak dan berubah arahnya.
Macam- macam gaya ada 3 yaitu gaya magnet, gaya gravitasi, dan gaya gerak.
1 Gaya Magnet
Gaya Magnet adalah benda yang terbuat dari logam serta mempunyai dua kutub yaitu kutup utara dan kutup selatan.
Batuan logam tersebut diolah sampai akhirnya menjadi magnet. Tarikan atau
dorongan yang disebabkan oleh magnet disebut gaya magnet. Tidak semua benda dapat ditarik oleh magnet. Hanya benda-benda yang
memiliki sifat tertentu saja yang dapat ditarik oleh magnet. Terdapat beberapa cara dalam pembuatan magnet di antaranya adalah cara
induksi, menggosok, dan mengalirkan arus listrik Sulistiyono, 2008:
96 .
a Induksi
Magnet dapat dibuat dengan cara induksi, yaitu mendekatkan atau menempelkan magnet pada benda yang akan dijadikan
sebagai magnet Sulistiyono, 2008: 97
.
Gambar 2.1. Pembuatan Magnet dengan Induksi Sumber: Sulistiyono 2008: 97
b Menggosok
Magnet dapat dibuat dengan cara menggosok benda yang akan dijadikan magnet dengan magnet batang
Sulistiyono, 2008: 97 .
Gambar 2.2. Pembuatan Magnet dengan Menggosok Sumber: Sulistiyono 2008: 97
c Mengaliri Alur Listrik
Membuat magnet dengan cara mengalirkan arus listrik, kita membutuhkan paku yang cukup besar, kawat kumparan, dan batu
baterai sebagai sumber arus listriknya Sulistiyono, 2008: 98
.
Gambar 2.3. Pembuatan Magnet dengan Mengaliri Alur Listrik Sumber: Sulistiyono 2008: 98
2 Gaya Gravitasi
Sulistiyono 2008: 98 , gravitasi adalah gaya tarik-menarik yang
terjadi antara semua partikel yang mempunyai massa di alam semesta. Gaya tarik ini menyebabkan benda-benda tersebut selalu berada di
tempatnya.
Gambar 2.4. Bola dilempar ke atas akan jatuh ke bawah Sumber: Sulistiyono 2008: 98
3 Gaya Gerak
Sulistiyono 2008: 99 gaya gesekan merupakan gaya yang
ditimbulkan oleh dua permukaan yang saling bersentuhan. Lantai yang licin membuat kita sulit berjalan di atasnya karena gaya gesekan yang
terjadi antara kaki kita dengan lantai sangat kecil.
Gambar 2.5. Ban mobil Sumber: Sulistiyono 2008: 101
b. Pesawat Sederhana
Pesawat adalah semua jenis alat yang digunakan untuk memudahkan pekerjaan manusia Sulistiyono, 2008: 109. Kesederhanaan dalam
penggunaannya menyebabkan alat-alat tersebut dikenal dengan sebutan pesawat sederhana. Pesawat sederhana dibagi menjadi 4 jenis yaitu :
1 Tuas
Tuas lebih dikenal dengan nama pengungkit. Pada umumnya, tuas atau pengungkit menggunakan batang besi atau kayu yang digunakan
untuk mengungkit suatu benda. Terdapat tiga titik yang menggunakan gaya ketika kita mengungkit suatu benda, yaitu beban B, titik tumpu
TT, dan kuasa K. Beban merupakan berat benda, sedangkan titik tumpu merupakan tempat bertumpunya suatu gaya.
Gambar 2.6. a Linggis memudahkan kita memindahkan batu besar, dan b tuaslinggis digambarkan secara sederhana
Sumber: Sulistiyono 2008: 110 Berdasarkan letak titiknya maka tuas dibagi menjadi 3, yaitu :
a Tuas Golongan Pertama
Tuas golongan pertama, kedudukan titik tumpu terletak di antara beban dan kuasa. Contoh tuas golongan pertama ini di
antaranya adalah gunting, linggis, jungkat-jungkit, dan alat pencabut paku Sulistiyono, 2008: 111.
Gambar 2.7. Jenis Tuas Golongan Pertama Sumber: Sulistiyono 2008: 111
b Tuas Golongan Kedua
Tuas golongan kedua, kedudukan beban terletak di antara titik tumpu dan kuasa. Contoh tuas golongan kedua ini di antaranya
adalah gerobak beroda satu, alat pemotong kertas, dan alat pemecah kemiri, pembuka tutup botol Sulistiyono, 2008: 111-
112.
Gambar 2.8. Jenis Tuas Golongan Kedua Sumber: Sulistiyono 2008: 112
c Tuas Golongan Ketiga
Tuas golongan ketiga, kedudukan kuasa terletak di antara titik tumpu dan beban. Contoh tuas golongan ketiga ini adalah sekop
yang biasa digunakan untuk memindahkan pasir Sulistiyono, 2008: 112.
Gambar 2.9. Jenis Tuas Golongan Ketiga Sumber: Sulistiyono 2008: 112
2 Bidang Miring
Bidang miring adalah permukaan rata yang menghubungkan dua tempat yang berbeda ketinggiannya. Dengan dibuat berkelok-kelok
pengendara kendaraan bermotor lebih mudah melewati jalan yang menanjak Sulistiyono, 2008: 115.
Gambar 2.10. Jalan menuju pegunungan dibuat berkelok- kelok dan tangga naik di buat miring
Sumber: Sulistiyono 2008: 115 3
Katrol Katrol merupakan roda yang berputar pada porosnya. Biasanya
pada katrol juga terdapat tali atau rantai sebagai penghubungnya. Berdasarkan cara kerjanya, katrol merupakan jenis pengungkit karena
memiliki titik tumpu, kuasa, dan beban. Katrol digolongkan menjadi tiga, yaitu katrol tetap, katrol bebas, dan katrol majemuk Sulistiyono,
2008: 117.
a b
c Gambar 2.11. a Gambar katrol tetap, b katrol bebas, dan c
katrol majemuk Sumber: Sulistiyono 2008: 117-118
4 Roda Berporos
Roda berporos merupakan roda yang di dihubungkan dengan sebuah poros yang dapat berputar bersama-sama. Roda berporos
merupakan salah satu jenis pesawat sederhana yang banyak ditemukan pada alat-alat seperti setir mobil, setir kapal, roda sepeda, roda
kendaraan bermotor, dan gerinda Sulistiyono, 2008: 119.
Gambar 2.12. Roda berporos pada sepeda Sumber: Sulistiyono 2008: 119
c. Sifat-sifat Cahaya
Cahaya yang mengenai benda akan dipantulkan oleh benda ke mata sehingga benda tersebut dapat terlihat. Sulistiyono 2008: 126 cahaya
berasal dari sumber cahaya. Semua benda yang dapat memancarkan cahaya disebut sumber cahaya. Sifat-sifat cahaya yaitu,
1 Cahaya merambat lurus
2 Cahaya menembus benda bening
3 Sifat-sifat Cahaya Apabila Mengenai Cermin Datar dan Cermin
Lengkung Cekung dan Cembung Cermin datar adalah cermin yang permukaan pantulnya datar.
Cermin cekung adalah cermin yang permukaan pantulnya berupa cekungan. Cekungan ini seperti bagian dalam dari bola. Cermin
cembung adalah cermin yang permukaan pantulnya berupa cembungan. Cembungan ini seperti bagian luar suatu bola.
a b
Gambar 2.13. a cermin cekung dan b cermin cembung Sumber: Sulistiyono 2008: 129-130
4 Pembiasan cahaya dalam kehidupan sehari-hari
Pembiasaan biasanya terjadi dalam kehidupan sehari-hari, misalnya udara memiliki kerapatan yang lebih kecil dari pada air. Bila
cahaya merambat dari zat yang kurang rapat ke zat yang lebih rapat maka cahaya akan dibiaskan mendekati garis normal. Akan tetapi
apabila cahaya merambat dari zat yang lebih rapat ke zat yang kurang rapat maka cahaya akan dibiaskan menjauhi garis normal. Garis
normal merupakan garis yang tegak lurus pada bidang batas kedua permukaan Sulistiyono, 2008: 130.
a b
Gambar 2.14. a pensil berada di dalam gelar berisikan air dan b uang logam yang berada di dalam gelas
Sumber: Sulistiyono 2008: 131 d.
Proses Pembentukan Tanah Tanah merupakan hasil dari pelapukan yang terjadi pada batuan.
Batuan yang berada di atas permukaan tanah akan mengalami perubahan secara terus menerus karena adanya pengaruh dari lingkungan. Perubahan
cuaca, suhu, dan tekanan udara dapat menyebabkan batuan memuai kemudian pecah menjadi batuan-batuan yang lebih kecil lagi. Batuan-
batuan ini lama kelamaan akan menjadi butiran-butiran halus Sulistiyono, 2008: 149-151.
e. Struktur Bumi
Bumi tempat kita tinggal saat ini merupakan salah satu anggota tata surya dengan matahari sebagai pusatnya. Struktur bumi dari dalam ke luar
adalah lapisan inti bumi dalam, inti bumi luar, selimut bumi, dan kerak bumi. Lapisan inti bumi dalam merupakan pusat bumi. Lapisan inti dalam
memiliki diameter sebesar 2600 km. Lapisan ini terbentuk dari besi dan nikel padat dan merupakan lapisan yang paling panas. Sulistiyono, 2008:
152.
Gambar 2.15. Struktur Bumi Sumber: Sulistiyono 2008: 152
f. Struktur Matahari
Matahari merupakan salah satu sumber cahaya yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Sebagian besar lapisan yang ada pada matahari
tersusun atas beberapa gas. Gas-gas yang menyusun matahari merupakan gas yang aktif sehingga
setiap saat pada permukaan matahari terjadi loncatan-loncatan api Sulistiyono, 2008: 154.
Gambar 2.16. Struktur Matahari Sumber: Sulistiyono 2008: 154
6. Miskonsepsi IPA