Rasional dan elemen perubahan Kurikulum SD 2013

penyimpangan Besar penyimpangan Tinggi Rendah Pengawasan Sulit, hampir tidak mungkin Mudah Penyusunan Silabus Guru Hampir mutlak Pengembangan dari yang sudah disiapkan. Pemerintah Hanya sampai SK-KD Mutlak Penyusunan Rencana pelaksanaan pembelajaran tematik harian tematik harian Guru hampir Mutlak Kecil, kecuali untuk pengembangan dari yang ada pada buku teks Supervisi penyusunan dan pemantauapemerintah daerah Supervisi pelaksanaan dan pemantauan Pelaksanaan pembelajaran Guru Mutlak Hampir mutlak Pemerintah daerah Pemantauan kesesuaian dengan rencana Pemantauan kesesuaian dengan buku teks Penajaminan Mutu Pemerintah Sulit, karena variasi terlalu besar Mudah, karena mengarah pada pedoman yang sama. Faktor terakhir dalam pengembangan kurikulum 2013 adalah penguatan materi. Penguatan materi ini dilakukan dengan cara pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi peserta didik Permen No 67, 2013: 3. Pendalaman dan perluasan materi ini didasarkan pada materi-materi pembelajaran yang dikembangkan di negara-negara maju, namun tetap dibandingkan dengan kondisi yang ada di Indonesia Husamah, 2013: 10. Pengembangan kurikulum 2013 turut mengubah elemen dari kurikulum yang sebelumnya. Ada empat standar kurikulum yang mengalami perubahan yaitu, standar kompetensi lulusan, proses, isi, dan standar penilaian. Gambar 1. Elemen Perubahan Kurikulum 2013 dikutip dari Press Workshop:Impementasi Kurikulum 2013 Keempat standar tersebut terdapat dalam gambar di atas. Selanjutnya keempat standar tersebut dirumuskan ke dalam tujuh elemen sebagai berikut, 1 Kompetensi Lulusan, terdapat peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetisi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. 2 Kedudukan Mata Pelajaran, kompetensi yang semula diturunkan dari mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran yang dikembangkan dari kompetensi. 3 Pendekatan, kompentensi di sekolah dasar dikembangkan melalui tematik integratif dalam semua pelajaran. 4 Struktur Kurikulum, setiap jenjang pendidikan memiliki struktur kurikulum yang berbeda. Pada jenjang sekolah dasar menggunakan struktur kurikulum holistik berbasis sains, jumlah mata pelajaran yang semula 10 di ubah menjadi 6 dan jumlah jam bertambah 4jp minggu akibat dari perubahan pendekatan pembelajaran. 5 Proses Pembelajaran dapat dilakukan di luar kelas, siswa tidak hanya memperoleh sumber belajar dari guru saja, sikap diajarkan melalui contoh dan teladan, pembelajaran di sekolah dasar menjadi tematik terpadu, dan dilengkapi dengan kegiatan mengamati, menanya, mengolah, menalar, menyajikan, dan menyimpulkan, dan mencipta. 6 Penilaian dilakukan secara otentik yaitu mengukur seluruh kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil. 7 Kegiatan Ekstrakurikuler di sekolah dasar antara lain Pramuka wajib, UKS, PMR, dan Bahasa Inggris. Berdasarkan elemen perubahan di atas dapat disimpulkan bahwa dilakukannya penataaan ulang Standar Nasional Pendidikan untuk menyempurnakan pendidikan Nasional di Indonesia melalui implementasi Kurikulum 2013 di sekolah dasar.

2.1.1.2 Penguatan Pendidikan karakter dan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi

Ryan menyatakan bahwa, kata karakter berasal dari bahasa Yunani eharassein yang berarti “to engrave” dalam Suyadi, 2013: 5. Kata “to engrave” itu sendiri dapat diterjemahkan menjadi mengukir, melukis, memahatkan, atau menggoreskan Echols dan Shadily, 2000: 214. Arti ini sama dengan arti kata character dalam bahasa Inggris yang juga berarti mengukir, melukis, memahatkan, atau menggoreskan Echols dan Shadily, 2000: 107. Karakter memiliki arti lain di dalam bahasa Indonesia, menurut Kamus Bahasa Indonesia 2011: 213, karakter adalah sifat-sifat khas yang membedakan seseorang dari yang lain, tabiat, watak. Suyadi 2013: 5 mengkaitkan karakter kedalam diri seseorang yang diartikan sebagai orang yang berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat atau berwatak tertentu dan watak tersebut yang membedakan dirinya dengan orang lain. Lickona dalam Adisusilo, 2012: 81 menyatakan bahwa ada 11 prinsip untuk menerapkan pendidikan karakter secara efektif yaitu, 1 kembangkan nilai- nilai universal dasar sebagai fondasinya, 2 definisikan “karakter” secara komprehensif yang mencakup pikiran, perasaan, dan perilaku, 3 gunakan pendekatan yang komprehensif, disengaja, dan proaktif, 4 ciptakan komunitas sekolah yang penuh perhatian, 5 beri peserta didik kesempatan untuk melakukan tindakan moral, 6 buat kurikulum akademik yang bermakna dan yang menghormati semua peserta didik, mengembangkan sifat-sifat positif dan membantu peserta didik untuk berhasil, 7 mendorong motivasi peserta didik, 8 melibat seluruh civitas sekolah sebagai komunitas pembelajaran dan moral, 9 tumbuhkan kebersamaan dalam kepemimpinan moral, 10 libatkan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra, 11 evaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai pendidik karakter, dan sejauh mana peserta didik memenisfestasikan karakter yang baik. Menurut Samani 2012: 45 pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntutan kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, dan serta rasa dan karsa. Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikanwatak, yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik, dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. Menurut Sudarminta dalam Zubaedi 2011: 3, praktik pendidikan semestinya memperkuat aspek karakter atau nilai-nilai kebaikan. Sekarang ini banyak terdapat fakta-fakta terjadinya kemerosotan karakter pada anak-anak. Karakter merupakan hal yang penting dan mendasar bagi manusia, karakter semesti dibentuk sejak manusia itu masih kanak-kanak. Penguatan pendidikan karakter ditanamkan melalui proses pembelajaran. Menurut Sastraprateja dalam Mahsudin 2013: 55, Pendidikan Karakter adalah penanaman dan pengembangan nilai-nilai pada diri seseorang. Mardiatmaja dalam Mahsudin 2013: 55 menyatakan bahwa pendidikan nilai merupakan bantuan terhadap peserta didik agar menyadari dan mengalami nilai- nilai serta menempatkan secara integral dalam keseluruhan hidup. Menurut Daryanto 2013: 43 pendidikan karakter adalah segala sesuatu yang dilakukan guru, yang mampu mempengaruhi karakter peserta didik. Hal ini mencakup keteladanan bagaimana perilaku guru, cara guru berbicara atau menyampaikan materi, bagaimana guru bertoleransi, dan berbagai hal terkait lainnya. Pendidikan karakter pada intinya bertujuan untuk membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong- royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan, dam teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan rakwa kepada Tuhan yang Maha Esa berdasarkan pancasila. Pendidikan karakter berfungsi, 1 mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikiranbaik, dan berperilaku baik, 2 memperkuat dan membangun perilaku bangsa yang multikultural, 3 meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam pergaulan dunia. Pendidikan karakter dilakukan melalui berbagai media yang mencakup keluarga, satuan pendidikan, ma dan media massa Dar Benyamin. S B tingkat tinggi merupak pengetahuan peserta di berpikir dalam Taksono sebagai dasar dalam pe kurikulum di sekola memahami, menata d taksonomi Bloom di pengaruh yang luas da dari Anderson dan K hanya memiliki satu di dua dimensi yaitu kog Tabel Taksonomi. Di memahami, dll. Beri direvisi : Gambar 2. Taksonom n, masyarakat sipil, masyarakat politik, pemerinta aryanto, 2013: 44. S Bloom dalam Windie 2013: 6 menjelaskan upakan proses kognitif yang bermanfaat untuk m a didik. Daryanto 2012: 35 mengungkapkan b ksonomi Bloom telah digunakan lebih dari penyusunan tujuan pembelajaran, penyusunan kolah. Kerangka pikir tersebut memudahka a dan mengimplementasikan tujuan pembela dianggap menjadi sesuatu yang penting da s dalam waktu yang lama. Taksonomi Bloom m n Krathwol. Menurut Anderson 2010: 43 Takson tu dimensi, sedangkan taksonomi yang telah di kognitif dan pengetahuan. Interelasi antara ke Dimensi proses kognitif berisikan enam kateg erikut ini taksonomi tingkatan berpikir Bloom aksonomi Bloom versi Revisi Daryanto, 2012: 18 ntah, dunia, usaha, skan bahwa berpikir uk mengembangkan n bahwa tingkatan dari setengah abad usunan penilaian, dan hkan guru dalam belajaran, sehingga dan mempunyai mendapat koreksi Taksonomi Bloom h direvisi memiliki keduanya disebut tegori, mengingat, loom yang telah o, 2012: 36