Pendekatan saintifik memiliki lima langkah umum yaitu, menggali informasi melalui observing pengamatan, questioning bertanya, experimenting
percobaan, kemudian mengolah data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, associating menalar, kemudian menyimpulkan, dan mencipta serta
membentuk jaringan networking Hosnan, 2014: 37. Yani 2014: 125 menjelaskan setiap langkah pembelajaran keterampilan
proses sains dalam Kurikulum 2013 sebagai berikut: 1. Mengamati, yaitu kegiatan peserta didik diperoleh untuk memperoleh
dunia nyata melalui berbagai alat indra pengelihatan, pembau, pendengar, pengecap, dan peraba. Proses mengamati dapat dilakukan
melalui kegiatan observasi lingkungan, menonton video, mengamati gambar, membaca tabel dan grafik data, menganalisis peta, membaca
buku, mendengar radio, menyimak cerita, dan berselancar mencari informasi yang ada di media masa atau jejaring internet.
2. Menanya, yaitu kegiatan peserta didik untuk menyatakan secara eksplisit dan rasional apa yang ingin diketahui baik yang berkenaan
dengan suatu objek, peristiwa, suatu proses tertentu. Dalam kegiatan menanya, peserta didik mengajukan pertanyaan kepada guru,
narasumber, atau kepada peserta didik lainnya. Pertanyaan dapat berupa meminta informasi, konfirmasi, menyama pendapat, atau
bersifat hipotetif. 3. Mengeksperimen, kegiatannya berupa mengumpulkan data melalui
kegiatan observasi, wawancara atau uji coba di laboratorium. Kegiatan
mengumpulkan dapat dilakukan dengan cara membaca buku, mengumpulkan data seunder, observasi lapangan, uji coba,
wawancara, menyebarkan kuisioner, dan lain-lain. Data yang diperoleh memiliki sifat yang dapat dianalisis dan disimpulkan.
4. Mengasosiasi, yaitu kegiatan peserta didik untuk mengkritisi, menilai, membandingkan, interpretasi data, atau mengajukan pendapatnya
berdasarkan data hasil penelitian. Secara khusus, arti mengasosiasi dapat diartikan dengan proses membandingkan antara data yang telah
diperolehnya dengan teori yang telah diketahuinya sehingga dapat ditarik kesimpulan dan atau ditemukannya prinsip dan konsep penting.
Kegiatan mengasosiasi dapat berupa membuat kategori,menentukan hubungan antar data kategori, dan menyimpulkan dari hasil analisis
data. Penemuan prinsip dan konsep penting diharapkan dapat menambah skema kognitif peserta didik, memperluas pengalaman dan
wawasan pengetahuannya. 5. Mengkomunikasikan
yaitu kegiatan
peserta didik
untuk menyampaikan hasil temuannya di hadapan orang lain. Kegiatan
mengkomunikasikan dapat dilakukan secara lisan maupun tulisan yang dapat dibantu oleh perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Artinya, peserta didik dapat menyampaikan dalam forum diskusi kelas atau diunggah di internet.
2.1.1.5 Penilaian Otentik
Menurut Mardapi
2012: 169 asesmen otentik bertujuan untuk
mengetahui kompetensi yang dimiliki oleh peserta didik. Kompetensi yang dimiliki bersifat multi dimensi, oleh karena itu semuadimensi tersebut sedapat
mungkin diukur. Dimensi kemampuan pendidik yang paling sederhana adalah kemampuan kognitif, psikomotorik, dan afektif. Oleh karena itu, ketiga aspek
tersebut harus dilakukan asesmen. Hasilnya berupa profil peserta didik. Hasil ini digunakan menyusun strategi belajar berikutnya.
Yani 2014: 145 menyampaikan bahwa penilaian otentik adalah penilaian yang nyata dan dibuktikan dengan kinerja dan atau hasil-hasil yang dibuat oleh
peserta didik. Untuk memperoleh hasil penilaian otentik dibutuhkan proses pengumpulan data selengkap mungkin sehingga memberikan gambaran
perkembangan dan hasil belajar peserta didik. Abidin dalam Yani 2014: 146 mengemukakan bahwa penilaian otentik
adalah mengukur, memonitor, dan menilai semua aspek hasil belajar, baik yang sebagai hasil akhir dari suatu proses pembelajaran, maupun berupa perubahan dan
perkembangan aktifitas dan perolehan belajar selama proses pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas.
Asesmen otentik ini digunakan sesuai prosedur akan memiliki kesalahan pengukuran yang kecil. Namun asesmen otentik ini memerlukan waktu yang
relatif lama bagi pendidik untuk mengetahui kompetensi peserta didik, informasinya bersifat holistik, menyeluruh tentang kemampuan peserta didik.
Mardapi, 2012: 170
Asesmen otentik dapat diterapkan pada pembelajaran aktif dan kreatif untuk mata pelajaran apa saja. Lakah pertama dalam melakukan asesmen otentik
adalah menetapkan konstruk pembelajaran aktif dan pembelajaran kreatifitas. Konstruk ini bisa diambil dari buku tes, kemudian dikembangkan konstruk aspek
afektif dan aspek psikomotorik . Definisi teoritis dari buku teks ini kemudian diopersionalkan sehingga bisa dijabarkan indikatornya. Hal penting dalam
asesmen otentik adalah penyusunan rubrik yaitu pedoman penskroran berikut penafsirannya Mardapi, 2012: 170.
Menurut Kurniasih 2014: 179 penilaian otentik ialah penilaian secara untuh, meliputi kesiapan peserta didik, proses, dan hasil belajar. Keterpaduan
penilaian ketiga komponen tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan perolehan belajar peserta didik atau bahkan mampu menghasilkan dampak
instruksional dan dampak pengiring dari pembelajaran. Dengan kata lain, penilaian otentik ini dapat lebih mudah membantu para guru dalam mengetahui
pencapaian kompetensi peserta didik yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Sebab, untuk ketiga kompetensi tersebut ada instrumen penilaian
masing-masing. Hal ini sejalan dengan Kusaeri 2014: 48 yaitu penilaian otentik menilai kesiapan peserta didik, serta proses dan hasil belajar secara utuh.
Keterpaduan penilaian ketiga komponen input, proses, output tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan hasil belajar peserta didik, bahkan mampu
menghasilkan dampak instruksional dan dampak pengiring dari pembelajaran. Penilaian
otentik merupakan
penilaian yang
dilakukan secara
komprehensif untuk menilai mulai dari masukan input proses dan keluaran
output pembelajaran yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian otentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah dalam
pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Karena penilaian semacam ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik baik dalam
rangka mengobservasi, menanya, menalar, mencoba, dan membangun jejaring. Penilaian autentik merupakan pendekatan dan instrumen penilaian yang
meberikan kesempatan luas kepada peserta didik untuk menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sudah dimilikinya dalam bentuk tugas-tugas seperti
: membaca dan meringkasnya, ekperimen, mengamati, survei, projek, makalah, membuat multimedia, membuat karangan, dan diskusi kelas Kusaeri, 2014: 48.
Kusaeri 2014: 49 menambahkan bahwa kata lain dari penilaian otentik adalah penilaian kinerja, termasuk di dalamnya penilaian portofolio dan penilaian
projek. Penilaian otentik ada kalanya disebut penialain responsif, suatu metode untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik yang memiliki ciri-ciri
khusus, mulai dari mereka yang mengalami kelainan tertentu, memiliki bakat dan minat khusus, hingga yang jenius. Penilaian otentik dapat diterapkan dalam
berbagai bidang ilmu seperti seni atau ilmu pengetahuan pada umumnya, dengan orientasi utamanya pada proses dan hasil pembelajaran. Hasil penilaian otentik
dapat digunakan oleh pendidik untuk merencanakan program perbaikan, pengayaan, atau pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian otentik dapat
digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang memenuhi SNP Standar Nasional Pendidikan.
Penilaian otentik Authentic Assessment adalah pengukuran yang bermakna secara signifikansi atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap,
keterampilan, dan pengetahuan. Isitilah Assessment merupakan sinonim dari penilaian, pengukuran, pengujian, atau evaluasi, sedangkan istilah otentik
merupakan sinonim dari asli, nyata, valid, atau reliabel Daryanto, 2014: 113. Penilaian otentik bertujuan untuk mengukur berbagai keterampilan dalam
berbagai konteks yang mencerminkan situasi di dunia nyata di mana keterampilan-keterampilan tersebut digunakan. Penilaian model ini menekankan
pada pengukuran kinerja, doing something, melakukan sesuatu yang merupakan penerapan dari imu pengetahuan yang telah dikuasai secara teoritis. Penilaian
otentik dalam implementasi kurikulum 2103 mengacu kepada standar penilaian yang terdiri dari : 1 penilaian kompetensi sikap melalui obeservasi, penilaian
diri, penilaian teman sejawat oleh peserta didik dan jurnal, 2 pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan, 3 Keterampilan melalui penilaian
kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian
portofolio Daryanto, 2014: 114.
2.2 Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu rencana mengajar yang memperlihatkan pola pembelajaran tertentu, dalam pola tersebut dapat terlihat kegiatan guru-
peserta didik di dalam mewujudkan kondisi belajar atau sistem lingkungan yang menyebabkan terjadinya belajar pada peserta didik Ahmadi, 2014: 64. Menurut
Sudjana 2001: 92, untuk melaksanakan pengembangan perangkat pengajaran