Data Kualitatif Data Kuantitatif

2,61 - 3,40 Cukup 1,78 - 2,60 Kurang 1,00 - 1,79 Sangat Kurang Hasil dari penghitungan skor masing-masing validasi yang dilakukan akan dicari rerata skor perolehannya kemudian dapat dikonversikan dari data kuantitatif ke data kualitatif dalam kategori tertentu seperti yang tertera pada tabel kriteria skor skala lima. 59

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Kebutuhan

Langkah pertama yang dilakukan peneliti untuk mengambangkan perangkat pembelajaran ini ialah melakukan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan oleh peneliti berdasarkan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran yang telah diuraikan pada bab III. Analisis kebutuhan dilakukan dengan cara wawancara. Wawancara dilakukan kepada guru kelas I SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta yaitu Ibu KR pada hari Selasa, 15 April 2014, pukul 19.00 WIB. Wawancara dilakukan bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi adanya fakta dan masalah yang terjadi di lapangan yang berkaitan dengan perangkat pembelajaran yang digunakan oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Nantinya, perangkat pembelajaran akan dikembangkan oleh peneliti disesuaikan dengan hasil wawancara sebagai upaya dalam mencapai tujuan dari Kurikulum 2013.

4.1.1 Hasil Wawancara Survei Kebutuhan

Peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas I SD BOPKRI Gondolayu pada tanggal 15 April 2014. Wawancara dilakukan dengan berpedoman pada 13 butir pertanyaan untuk melakukan survei kebutuhan pengembangan perangkat pembelajaran sesuai dengan Kurikulum 2013. Berikut data hasil wawancara dengan, guru kelas I SD BOBKRI Gondolayu akan dijelaskan setiap butir. Butir pertanyaan yang pertama yaitu tentang pemahaman guru mengenai Kurikulum 2013. Guru memberikan jawaban bahwa beliau sudah cukup memahami Kurikulum 2013, namun pemahamnannya belum terlalu jauh. Guru juga mengatakan bahwa Kurikulum 2013 ini tidak jauh berbeda dengan KTSP, hanya saja guru akan lebih ekstra dalam mengajar dan memperhatikan siswa secara detail pada setiap sikapnya. Guru juga harus melakukan penilaian secara individu pada Kurikulum 2013 ini. Bagi guru, materi dalam Kurikulum 2013 ini kurang mendalam sehingga guru dituntut untuk lebih kreatif dalam merencanakan pembelajaran. Penilaian dalam Kurikulum 2013 masih terlalu rumit, guru merasa bahwa lebih mudah melakukan penilaian pada KTSP. Pelatihan Kurikulum 2013 yang diperoleh guru adalah pelatihan dari LPMP selama lima hari dan pertemuan dari UPT. Guru menyampaikan keinginannya untuk melakukan studi banding dengan sekolah yang sudah menerapkan Kurikulum 2013. Butir pertanyaan yang kedua yaitu tentang pemahaman guru mengenai perumusan indiktor dan tujuan pembelajaran yang mempertimbangkan kebutuhan pribadi siswa. Guru memaparkan bahwa beliau melihat pada kompetensi dasarnya terlebih dahulu kemudian menentukan porsi dalam pembuatan indikator. Kompetensi dasar yang sekiranya cukup sulit akan dibuat ke dalam beberapa indikator yang lebih banyak. Guru memperhatikan dan mengukur kemampuan siswa dalam pembuatan indikator. Butir pertanyaan ketiga yaitu tentang pemahaman guru mengenai pendekatan tematik integratif dalam pembelajaran. Guru mengutarakan bahwa dalam pendekatan tematik integratif muatan pelajarannya saling terkait satu dengan yang lain dan perpindahan antarpelajaran tidak terlihat serta tidak dirasakan oleh siswa. Butir pertanyaan keempat yaitu tentang pemahaman guru terkait dengan penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Guru mengatakan bahwa pendekatan saintifik adalah pendekatan yang menerapkan langkah-langkah sains dalam pembelajarannya. Pendekatan saintifik ini membuat anak-anak menjadi kritis dengan mengutarakan berbagai pertanyaan kepada guru. Butir pertanyaan kelima yaitu pemahan guru mengenai penilaian otentik. Guru mengutarakan bahwa penilaian otentik adalah penilaian yang nyata. Penilaian dapat diperoleh dari ulangan harian, tes langsung, portofolio, dan unjuk kerja. Guru menyampaikan bahwa tidak setiap hari guru membuat penilaian dalam buku nilai. Penilaian otentik dalam Kurikulum 2013 masih membingungkan, namun yang guru ketahui adalah dalam satu pembelajaran guru harus membuat penilaian untuk setiap anak. Butir pertanyaan keenam yaitu pendapat guru mengenai masih perlukah contoh-contoh rubrik penilaian nontes. Beliau mengatakan bahwa beliau sangat membutuhkan contoh penilaian nontes karena selama ini penilaian nontes belum nampak dalam KTSP. Butir pertanyaan ketujuh yaitu pemahaman guru mengenai penguatan pendidikan karakter dalam pembelajaran. Guru memaparkan bahwa penguatan pendidikan karakter dalam pembelajaran dapat membentuk sikap siswa menjadi lebih baik. Guru melakukan penguatan pendidikan karakter pada siswanya dengan membuat beberapa aturan bagi siswa melalui kegiatan sehari-hari. Butir pertanyaan kedelapan yaitu pemahaman guru mengenai jenis-jenis karakter yang kan dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional. Guru mengatakan bahwa banyak jenis karakter yang ingin dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional dalam diri siswa masih global dan umum seperti, kejujuran, percaya diri, mandiri, disiplin, tanggunjawab dan lain sebagainya. Karakter yang lebih dikedepankan oleh guru adalah karakter yang ada dalam sekolah guru mengajar yaitu kasih dan pengampunan. Butir pertanyaan kesembilan yaitu tentang kesulitan-kesulitan yang dialami dalam mengembangkan perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013. Guru mengatakan kesulitan yang dialami antara lain mengenai alokasi waktu, alat peraga dan media, pelatihan yang kurang, pemenggalan pada kegiatan pembelajaran, dan siswa yang jumlahnya banyak. Hal paling sulit yang dirasakan oleh guru adalah dalam pembuatan rubrik penilaian. Butir pertanyaan kesepuluh yaitu tentang apakah contoh-contoh perangkat pembelajaran yang sesuai tuntutan Kurikulum 2013 tersedia di Sekolah. Guru menjawab bahwa hanya ada sebagain perangkat yang tersedia. Pihak sekolah membeli sendiri buku guru dan buku siswa dari salah satu penerbit. Pemrintah baru memberikan sampel yang menurut guru isinya terlalu berat bagi siswa. Butir pertanyaan kesebelas yaitu tentang apakah masih memerlukan contoh-contoh perangkat pembelajaran yang sesuai dengan tuntunan Kurikulum 2013. Guru menjawab bahwa masih sangat memerlukan contoh-contoh perangkat