Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
mencapai KKM hanya 34,4. Peneliti setelah berdiskusi dengan guru kelas menargetkan minat dan jumlah siswa yang mencapai KKM sebesar 75
setelah diberi tindakan. Pada siklus I, minat dan prestasi belajar siswa sudah mencapai target yang diharapkan di mana minat mencapai 75 dan siswa
yang mencapai KKM sebesar 78,125. Pada siklus berikutnya, minat dan prestasi belajar siswa masih mengalami peningkatan di mana siswa yang
berminat mencapai 84,375 dan siswa yang mencapai KKM sebanyak 87,5 Berdasarkan hasil tersebut, dapat diketahui bahwa pelaksanaan
tindakan yang telah dilakukan sudah melampaui target keberhasilan. Hal ini berarti pelaksanaan siklus I dan II sudah berhasil sehingga peneliti sudah tidak
perlu lagi melanjutkan ke siklus III. Pembahasan lebih lanjut tentang peningkatan dan minat dan prestasi belajar diuraikan sebagai berikut:
1. Minat Belajar Minat adalah ketertarikan yang muncul dari dalam diri seseorang
yang bersifat menyenangkan. Pada tahap penelitian pertemuan pertama siklus I, minat siswa terlihat dari keterlibatan siswa dalam mengikuti
proses diskusi yang dilakukan secara berkelompok. Pada pertemuan kedua, minat siswa nampak pada saat siswa yang
tidak mengetahui cara pengerjaan soal menanyakan bagaimana cara mengerjakan soal tersebut kepada teman satu kelompoknya, aktif bertanya
jawab selama proses kegiatan diskusi dalam kelompok, dan antusias dalam mempresentasikan hasil pekerjaan.
Pertemuan pertama siklus I dilaksanakan pada hari Rabu 21 Mei 2014 selama 3 x 40 menit. Pada pertemuan tersebut, kegiatan
pembelajaran sudah menunjukkan penerapan model Cooperative Learning teknik TAI.Pada pertemuan ini nampak beberapa siswa masih
belum terbiasa model pembelajaran yang digunakan. Hal itu terlihat dari Fra yang enggan memberitahukan langkah-langkah pengerjaan soal
kepada teman satu kelompoknya. Namun Siswa berinisial Imr yang pada saat kondisi awal sibuk menggambar di bukunya saat proses pembelajaran
Matematika terlihat sudah mulai menunjukkan keterlibatan dengan
ekspresi bersemangat saat mengikuti diskusi kelompok. Sementara itu Ogd yang biasanya sering ijin ke kamar mandi juga menjadi lebih betah
berada di dalam kelas. Beberapa siswa lainnya meliputi Mda dan Dnb terlihat bertanya aktif menanyakan langkah-langkah pengerjaan soal
kepada Bda. Pada siklus I pertemuan kedua, guru dan siswa sudah lebih
familiar dan terbiasa dengan model pembelajaran yang digunakan. Siswa sudah cukup aktif dan antusias selama mengikuti proses pembelajaran.
Kjd yang awalnya enggan untuk mengikuti diskusi kelompok mulai terlihat aktif terlibat dalam kegiatan diskusi. Ia tidak sungkan bertanya
kepada Tas mengenai langkah-langkah pengerjaan soal dan meminta Tas untuk
mengoreksi hasil
pekerjaannya. Ketika
kelompok mempresentasikan hasil jawaban di depan kelas, semua siswa terlihat
memperhatikan kelompok yang presentasi dan tidak ada yang sibuk dengan kegiatan masing-masing.
Peningkatan minat selain diperlihatkan dari pengamatan minat siswa selama proses pembelajaran juga diperkuat dengan hasil kuesioner
siswa yang sudah mengalami peningkatan dari kondisi awal yaitu dari 46.875 menjadi 75. Pada siklus I ini sebenarnya target capaian minat
sudah tercapai. Namun untuk memantapkan hasil, peneliti melanjutkan ke siklus II.
Siklus II dilaksanakan pada tanggal 26, 28 dan 29 Mei 2014. Pada pertemuan pertama siklus II minat siswa terlihat dari antusiasme siswa
pada saat menjawab pertanyaan dari guru mengenai cara menyelesaikan masalah pada bangun ruang kubus. Selama kegiatan pembelajaran
berlangsung, Des terlihat beberapa kali bertanya kepada Gsp tentang langkah-langkah pengerjaan soal dan menanyakan apakah jawabannya
sudah benar atau tidak. Hampir semua siswa terlibat aktif dalam proses diskusi kelompok di mana ada siswa yang bertanya, menjawab, dan saling
mengkoreksi jawaban milik temannya. Bahkan Mda yang masih merasa
belum puas dengan penjelasan teman bertanya langsung kepada guru untuk memastikan bahwa langkah yang dijelaskan oleh temannya benar.
Pada pertemuan kedua siklus II minat siswa terlihat dari respon siswa yang dengan cepat menanggapi pertanyaan dari guru mengenai
masalah bangun ruang balok. Sag, Bsg, Gsp, Lla, Tas terlihat antusias pada saat melakukan presentasi di depan kelas. Pada saat mereka
presentasi, teman-teman yang lain juga memperhatikan dan tidak ada yang melakukan aktivitas yang tidak berkaitan dengan kegiatan
pembelajaran. Selain itu, Des, Prd, Ycc, dan Kjd juga mencatat jawaban soal yang benar di buku tulis mereka.. Berdasarkan hasil kuesioner yang
diberikan kepada siswa pada akhir siklus II, diperoleh data bahwa siswa yang berminat mengikuti pembelajaran 84,375. Hasil ini meningkat dari
siklus sebelumnya dan telah melampaui kriteria yang telah ditentukan yaitu 75.
2. Prestasi Belajar Siswa Pembelajaran Matematika pada siklus I dilaksanakan pada tanggal
21 Mei 2014. Materi yang diajarkan pada siklus I adalah penyelesaian masalah yang berkaitan dengan bangun datar sederhana. Pada kegiatan
pembelajaran, siswa dibagi dalam beberapa kelompok dengan anggota kelompok terdiri dari 4 dan 5 siswa. Guru memberikan apersepsi dan
siswa mengerjakan soal pre test. Dalam pembelajaran ini, siswa mendengarkan penjelasan materi pembelajaran dari guru secara singkat
dan dilanjutkan dengan tugas secara individu. Setelah bekerja secara individu, siswa masuk ke dalam kelompok. Selanjutnya, siswa
mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas dan pada kegiatan akhir, siswa mengerjakan soal evaluasi.
Hasil prestasi belajar Matematika pada siklus I sudah mengalami peningkatan dari kondisi awal sebelum diberi tindakan dengan model
pembelajaran kooperatif teknik TAI. Pada siklus I, jumlah siswa yang nilainya mencapai KKM sebesar 78.125 di mana 7 dari 32 siswa belum
mencapai KKM. Namun hasil perolehan data ini menunjukkan bahwa target penelitian sudah tercapai.
Kegiatan pembelajaran siklus II dilaksanakan pada 26, 28 dan 29 Mei 2014 dengan materi penyelesaian masalah yang berkaitan dengan
bangun ruang sederhana. Pertemuan pertama mengenai penyelesaian masalah bangun ruang kubus dan pertemuan kedua mengenai penyelesaian
masalah bangun ruang balok. Guru memberikan apersepsi dengan menunjukkan bangun ruang kubus dan balok serta mengingatkan kembali
materi yang sudah diberikan sebelumnya. Siswa kemudian mengerjakan soal pre test. Pada kegiatan inti, siswa mendengarkan penjelasan materi
dari guru dengan beberapa contoh soal dan mengerjakan tugas secara mandiri. Selanjutnya siswa berdiskusi secara berkelompok dan
mempresentasikan hasil diskusinya. Pada kegiatan akhir, siswa dan guru bersama-sama membuat kesimpulan dan siswa mengerjakan soal evaluasi.
Pada siklus II, prestasi belajar siswa mengalami peningkatan. Jumlah siswa yang mencapai KKM adalah 28 siswa dan 4 siswa belum
mencapai KKM. Dengan hasil tersebut presentase siswa yang telah mencapai KKM adalah 87.5. Peningkatan prestasi belajar siswa pada
siklus I dan II ini sangat dipengaruhi oleh oleh faktor internal dan faktor eksternal dalam belajar.
Peningkatan minat pada siklus I dan II berbanding lurus dengan pengingkatan prestasi belajar siswa. Hal ini karena minat merupakan salah
satu faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Sementara itu TAI sebagai teknik yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi
di kelas menjadi faktor eksternal dalam belajar yang membuat siswa lebih berminat mengikuti kegiatan belajar.
TAI mampu membuat siswa berminat karena siswa sebelumnya belum pernah menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik TAI.
Pembelajaran TAI memungkinkan siswa untuk bekerjasama dan tidak berkompetisi secara individu. Melihat dari karakteristik anak, anak usia
SD termasuk anak ke\las V juga senang bekerjasama sehingga ketika
mereka dapat bekerjasama dan merasa nyaman mengikuti kegiatan pembelajaran, minat belajar mereka menjadi meningkat dan diikuti dengan
prestasi belajar yang meningkat.