Reliabilitas Konstruksi Tes Hasil Belajar

b. Reliabilitas

Menurut Purwanto 2009: 153, reliabilitas reliability berasal dari kata rely yang artinya percaya dan reliabel yang artinya dapat dipercaya. Keterpercayaan berhubungan dengan ketetapan dan konsistensi. Tes hasil belajar dikatakan dapat dipercaya apabila memberikan hasil pengukuran hasil belajar yang relatif tetap dan konsisten. Menurut Thorndike dan Hagen dalam Purwanto, 2009: 154 reliabilitas berhubungan dengan akurasi instrumen dalam mengukur apa yang diukur, kecermatan hasil ukur dan seberapa akurat seandainya dilakukan pengukuran ulang. Pendapat ahli lainnya yaitu menurut Hopkins dan Antes dalam Purwanto, 2009: 154 menyatakan reliabilitas sebagai konsistensi pengamatan yang diperoleh dari pencatatan berulang baik pada satu subjek maupun sejumlah subjek. Suwarto 2012: 101 menambahkan reliabilitas adalah tingkat ketepatan, keajekan, atau kemantapan. Jadi dapat ditarik kesimpulan reliabilitas soal merupakan ukuran yang menyatakan keajegan atau konsistenan suatu soal tes. Suatu alat ukur disebut mempunyai reliabilitas tinggi atau dapat dipercaya jika alat ukur itu mantap bahwa alat ukur stabil, dapat diandalkan dan dapat digunakan untuk meramalkan. Menurut Purwanto 2009: 155, banyak metode yang dapat dipilih untuk menguji reliabilitas. Metode-metode tersebut secara PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok berdasarkan perbedaan dalam mendefinisikan reliabilitas. 1 Reliabilitas adalah kestabilan hasil pengukuran apabila tes hasil belajar diujikan beberapa kali. Reliabilitas sebagai stabilitas eksternal ini memandang bahwa tes hasil belajar dikatakan reliabel apabila diujikan beberapa kali akan memberikan hasil pengukuran yang relatif konsisten. Tergolong dalam kelompok ini adalah metode tes ulang dan metode pararel. 2 Reliabilitas merupakan konsistensi internal hasil pengukuran butir- butir tes hasil belajar. Tes hasil belajar memberikan hasil pengukuran yang konsisten. Metode dalam kelompok ini dapat dibagi menjadi dua berdasarkan jumlah butirnya. Apabila jumlah butir genap maka metode dapat menggunakan metode belah dua, Flanagan dan Rulon, sedangkan bila jumlah butir ganjil maka metode yang dapat digunakan adalah metode Kuder-Richardson, Hoyt dan Alpha Cronbach.

3. Karakteristik butir soal a. Daya pembeda