Analisis Pengecoh Pengembangan Tes Hasil Belajar

lebih banyak daripada kategori mudah dan sukar, sedangkan kategori mudah dan sukar jumlahnya harus seimbang.

c. Analisis Pengecoh

Menurut Purwanto 2009: 108, pengecoh distractor yang juga dikenal dengan istilah penyesat atau penggoda adalah pilihan jawaban yang bukan merupakan kunci jawaban. Pengecoh bukan hanya sekedar pilihan jawaban. Pengecoh diadakan untuk menyesatkan siswa agar tidak memilih kunci jawaban. Pengecoh menggoda siswa yang kurang memahami materi pelajaran untuk memilihnya, agar dapat melakukan fungsinya untuk mengecoh harus dibuat semirip mungkin dengan kunci jawaban. Pengecoh dikatakan berfungsi efektif apabila paling tidak ada siswa yang terkecoh memilih. Pengecoh yang sama sekali tidak dipilih tidak dapat melakukan fungsinya sebagai pengecoh karena terlalu menyolok dan dimengerti oleh semua siswa sebagai pengecoh soal. Pengecoh yang berdasarkan hasil uji coba tidak efektif direkomendasikan untuk diganti dengan pengecoh yang lebih menarik Purwanto, 2009: 108.

d. Pengembangan Tes Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan wujud pencapaian peseta didik sekaligus merupakan lambang keberhasilan pendidik dalam membelajarkan peserta didik Yusuf, 2015: 181. Untuk melihat berhasil atau tidaknya peserta didik maka dilakukanlah tes hasil belajar. Tes hasil belajar siswa yang digunakan sebagai dasar untuk memberikan penilaian hasil belajar, seharusnya memiliki kemampuan secara nyata menimbang secara adil “bobot” kemampuan siswa Purwanto, 2009: 81. Setiap alat ukur yang akan digunakan harus dipastikan dapat mengukur secara baik, oleh karena itu tes hasil belajar harus dibuat dengan prosedur pengembangan yang akan menjamin menghasilkan tes hasil belajar yang baik. Menurut Purwanto 2009: 83-94 prosedur pengembangan tes hasil belajar adalah sebagai berikut: a. Identifikasi hasil belajar Hasil belajar harus diidentifikasi bidang studi yang hendak diukur hasil belajarnya. Disamping itu hasil belajar juga harus diidentifikasi aspek mana yang diukur ranah kognitif, afektif dan psikomotoriknya Purwanto,2009: 83-94. Langkah yang pertama yang harus dilakukan oleh peneliti yaitu mengidentifikasi hasil belajar dan mengidentifikasi aspek yang diukur. Jadi identifikasi hasil belajar yang dilakukan untuk mengetahui masalah yang dihadapi oleh siswa sebagai dasar untuk membuat suatu tes. b. Deskripsi Materi Objek kajian dalam pendidikan adalah perilaku siswa dalam suatu hasil belajar. Untuk mengukur objek maka pengukur harus mengetahui objek yang akan diukur dengan baik dan juga dalam pendidikan pengukur harus mengetahui dengan baik pula hasil belajar yang hendak diukur. Informasi mengenai hasil belajar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI yang akan diukur diperoleh dari materi tentang hasil belajar. Materi merupakan salah satu penentu dalam mengembangkan tes hasil belajar. Data hasil belajar yang ingin dikumpulkan didasarkan pada informasi mengenai hasil belajar sebagaimana sudah dideskripsikan pada materi. Materi mengarahkan dalam pengumpulan data dan menjadi acuan dalam memahami hasil belajar Purwanto, 2009: 85. Jadi jika data yang dikumpulkan merupakan data hasil belajar maka materi itu yang akan dikembangkan. c. Pengembangan Spesifikasi Adanya pengembangan spesifikasi ini bertujuan untuk dua atau lebih pengembang developer tes hasil belajar menghasilkan tes hasil belajar yang sama kualitasnya, dengan adanya pengembangan spesifikasi tersebut akan pengembangan tes hasil belajar oleh dua orang atau lebih akan memberikan hasil yang sama. Dengan adanya spesifikasi juga memungkinkan satu pengembang tes hasil belajar dapat membuat dua atau lebih perangkat tes hasil belajar yang setara atau ekuivalen sehingga memungkinkan tes hasil belajar diuji kemampuannya melakukan pengukuran dengan hasil ukur yang relatif stabil dan konsisten reliabel. Spesifikasi yang dikembangkan menyangkut sepuluh hal menurut Purwanto 2009: 86-90 yaitu menentukan jenis tes hasil belajar, banyak butir, waktu uji coba, peserta uji coba, aturan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI skoring, kriteria uji coba, tujuan instruksional umum, tujuan instruksional khusus dan menyusun kisi-kisi tes. d. Menuliskan butir-butir tes dan kunci jawaban Kisi-kisi tes merupakan dasar untuk penulisan butir-butir tes. Butir-butir soal yang ditulis berpedoman pada kisi-kisi. Suryabrata dalam Purwanto, 2009: 92 memberikan pedoman penulisan butir tes sebagai berikut. 1 Nyatakan soal sejelas mungkin 2 Pilihlah kata-kata yang mempunyai arti tepat 3 Hindarilah pengaturan kata yang kompleks dan janggal 4 Masukkan semua keterangan yang diperlukan untuk membuat jawaban 5 Hindarilah memasukkan kata-kata yang tidak berfungsi 6 Rumuskan soal setepat mungkin 7 Sesuaikan taraf kesukaran soal dengan kelompok dan tujuan yang dimaksudkan 8 Hindarilah isyarat ke arah jawaban benar yang tidak perlu Kunci jawaban harus ditentukan dalam spesifikasi tes hasil belajar agar orang lain yang mengikuti perolehan hasil belajar responden dari jawaban yang dibuatnya. Sebagaimana jenis jawaban yang dituntutnya, kunci jawaban soal esai berbeda dengan objektif. Kunci jawaban soal esai berupa uraian, sedangkan objektif berupa pilihan dari beberapa alternatif Purwanto, 2009: 92. e. Mengumpulkan data uji coba hasil belajar Pengumpulan data uji coba dilakukan dengan mengujikan instrumen uji coba tes hasil belajar yang ditulis berdasarkan kisi- kisi. Jawaban siswa peserta uji coba diubah menjadi skor berdasarkan aturan skoring uji coba. Skor-skor selanjutnya menjadi data uji coba hasil belajar. f. Uji Kualitas tes hasil belajar Butir soal yang berpedoman pada kisi-kisi merupakan butir tes yang secara teori baik. Untuk memastikan butir soal yang secara teori sudah baik secara empiris perlu dilakukan uji kualitas. Uji kualitas dilakukan untuk menjamin bahwa tes hasil belajar layak sebagai sebuah alat ukur. Setelah berdasarkan uji kualitas telah menunjukan bahwa tes hasil belajar memenuhi syarat, maka tes hasil belajar dapat digunakan untuk mengukur atau mengumpulkan data hasil belajar. Purwanto 2009: 93 mengatakan bahwa dalam pengukuran hasil belajar yang dikumpulkan mencerminkan penguasaan siswa terhadap materi. Pengumpulan data dengan cara demikian dapat digambarkan sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gambar 2.1 Pengumpulan Data Uji Kualitas Tes Hasil Belajar g. Kompilasi Kompilasi tes adalah menyusun kembali butir setelah uji coba dengan membuang butir yang jelek dan menata butir yang baik. Butir kompilasi adalah butir yang siap digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar. Jadi dapat disimpulkan bahwa prosedur pengembangan tes hasil belajar ada tujuh, yaitu kegiatan identifikasi hasil belajar, deskripsi materi, pengembangan spesifikasi, penulisan butir dan kunci jawaban, pengumpulan data uji coba, pengujian kualitas dan perangkat, serta kompilasi.

4. Taksonomi Bloom