BAB 5 PEMBAHASAN
5.1. Pengaruh Lingkungan Kerja Organisasi Uraian Tugas terhadap Kinerja
Perawat dalam Melaksanakan Asuhan Keperawatan Pasien Gangguan Jiwa di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera
Utara
Uraian tugas adalah uraian tertulis dari apa yang diperlukan oleh suatu pekerjaan. Uraian tugas menerangkan masalah ruang lingkup kegiatan, fungsi dasar
atau tugas pokok pekerjaan, wewenang dan kewajiban, tanggung jawab, kriteria penilaian dan hasilnya Rivai, 2003.
Dari hasil penelitian terhadap 60 perawat pelaksana diperoleh hasil bahwa pendapat responden terhadap uraian tugas yang dibuat pihak manajemen rumah sakit
termasuk dalam kategori baik 32 perawat 53.3, 24 perawat 40.0 cukup dan 4 perawat 6.7 kurang. Hal ini berarti bahwa uraian tugas yang dibuat oleh pihak
manajemen Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara adalah cukup jelas, dapat dimengerti dan tidak memberatkan perawat dalam melaksanakan asuhan
keperawatan. Dari hasil analisis statistik dengan uji regresi berganda diperoleh nilai
p= 0,032 p0,05 yang berarti bahwa lingkungan kerja organisasi uraian tugas memiliki pengaruh yang bermakna terhadap kinerja perawat dalam melaksanakan
asuhan keperawatan. Kontribusi uraian tugas terhadap peningkatan kinerja Nilai B
Universitas Sumatera Utara
sebesar 1.092. Hal ini berarti bahwa semakin baik uraian tugas maka semakin baik tingkat kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
Hasil ini sesuai dengan dengan pendapat Malthis dan Jackson 2001 yang menyatakan bahwa uraian tugas yang jelas dan dapat dimengerti dan berat ringannya
beban kerja dalam uraian tugas akan mempengaruhi kinerja perawat.
5.2. Pengaruh Lingkungan Kerja Organisasi Otonomi terhadap Kinerja
Perawat dalam Melaksanakan Asuhan Keperawatan Pasien Gangguan Jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara
Otonomi merupakan ciri-ciri praktek keperawatan profesional Ali, 2002. Otonomi mengacu pada hak untuk membuat keputusan sendiri. Perawat memiliki
otonomi jika mereka mempunyai kecakapan dan kemampuan untuk membuat keputusan serta memiliki pilihan yang tidak dibatasi atau ditentukan oleh orang lain
Blas 2007. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden berdasarkan aspek
otonomi pada kategori kurang 55,0. Hal ini berarti bahwa sebagian besar perawat memiliki kecakapan dan kemampuan yang minim untuk membuat keputusan serta
memiliki pilihan atau ketentuan yang tidak dibatasi oleh orang lain. Selanjutnya dari hasil analisis statistik dengan uji regresi berganda menunjukkan bahwa variabel
otonomi mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap kinerja perawat dengan nilai p= 0,003 p0,05. Kontribusi otonomi terhadap peningkatan kinerja Nilai B
sebesar 1.328. Hal ini berarti bahwa semakin baik otonomi maka semakin baik tingkat kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
Universitas Sumatera Utara
Hal ini sesuai dengan Malthis dan Jackson 2001 yang menyatakan bahwa makin tinggi tingkat otonomi yang dimiliki karyawan akan membuat rasa
tanggungjawab terhadap pekerjaan yang semakin besar dan akan meningkatkan kinerja.
5.3. Pengaruh Lingkungan Kerja Organisasi Target Kerja terhadap Kinerja