berpandangan bahwa hanya faktor lingkungan yang sangat menentukan seorang individu mampu berprestasi atau tidak.
a. Faktor Individu
Secara psikologis individu yang normal adalah individu yang memiliki integritas yang tinggi antara fungsi psikis rohani dan fisiknya jasmaniah. Dengan
adanya integritas yang tinggi antara fungsi psikis dan fisik, maka individu tersebut memiliki konsentrasi diri yang baik. Konsentrasi yang baik ini merupakan modal
utama individu untuk mampu mengelola dan mendayagunakan potensi dirinya secara optimal dalam melaksanakan kegiatan atau aktivitas kerja sehari-hari dalam mencapai
tujuan organisasi. Konsentrasi individu dalam bekerja sangat dipengaruhi oleh kemampuan potensi, yaitu kecerdasan pikiran Inteligensi Quotient IQ dan
kecerdasan emosi Emotional Quotient EQ.
b. Faktor Lingkungan Kerja Organisasi
Faktor lingkungan kerja organisasi sangat menunjang bagi individu dalam mencapai prestasi kerja. Faktor lingkungan kerja organisasi yang dimaksud antara
lain: uraian tugas, otonomi, target kerja, komunikasi kerja, hubungan kerja, iklim kerja, peluang berkarier dan fasilitas kerja yang relatif memadai.
2.2. Lingkungan Kerja Organisasi
Menurut Mangkunegara 2005, faktor-faktor lingkungan kerja organisasi yang mempengaruhi kinerja adalah uraian tugas, otonomi, target kerja, komunikasi,
hubungan kerja, iklim kerja, peluang berkarier dan fasilitas kerja.
Universitas Sumatera Utara
2.2.1. Uraian Tugas
Uraian tugas adalah uraian tertulis dari apa yang diperlukan oleh suatu pekerjaan. Uraian Tugas dapat diasumsikan sebagai keseluruhan kajian ringkas
informasi pekerjaan dan syarat-syarat pelaksanaannya sebagai hasil dari analisis yang biasanya berisi tugas pokok, pekerjaan, wewenang dan kewajiban, tanggung jawab,
kriteria penilaian dan hasilnya Rivai, 2003. Menurut Mathis dan Jackson 2001, bagian-bagian uraian tugas adalah
sebagai berikut:
Bagian Pertama : Identifikasi, yang menjelaskan sebutan pekerjaan, hubungan
pelaporan, departemen dan lokasi.
Bagian Kedua : Rangkuman Umum, yang menjelaskan pernyataan tentang
tanggung jawab umum dan unsur-unsur yang membuat pekerjaan itu berbeda dari yang lain.
Bagian Ketiga : Fungsi dan Tugas esensial, yang menjelaskan tempat tugas,
kewajiban, dan tanggung jawab utama yang dikerjakan.
Bagian Keempat : Spesifikasi Pekerjaan, yang menjelaskan kualifikasi yang
dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan yang mencakup: -
Pengetahuan dan keterampilan. -
Pendidikan dan pengalaman. -
Tuntutan fisik dan atau kondisi pekerjaan.
Bagian Kelima : Disclaimer atau persetujuan, yang berisi tanda tangan persetujuan
oleh manager yang sesuai dan suatu Disclaimer legal.
Universitas Sumatera Utara
2.2.2. Otonomi
Menurut Hackman dan Oldham dalam Robbins 2001, otonomi adalah sampai sejauh mana karyawan berhak memberikan pendapatnya dalam menjadwal
pekerjaan mereka, memilih perlengkapan yang akan mereka pergunakan, dan memutuskan prosedur yang harus diikuti Robbin, 2001
Menurut Puvalko, otonomi adalah kebebasan kelompok untuk mengatur dan mengontrol kerja mereka sendiri. Styles 1982 menulis bahwa banyak ahli sosiologi
memandang otonomi sebagai satu-satunya karakteristik pembeda profesi Blais, 2007.
Suatu profesi disebut mempunyai otonomi jika profesi tersebut mengatur profesinya sendiri dan menetapkan standar untuk anggotanya. Jika keperawatan ingin
mendapatkan status professional, keperawatan harus berfungsi secara otonomi dalam merumuskan kebijakan dan dalam mengontrol aktivitasnya. Untuk memiliki otonomi,
kelompok professional harus diberi kewenangan legal untuk menetapkan ruang lingkup praktiknya, menjelaskan fungsi dan peran khususnya, dan menentukan
tujuannya serta tanggung jawab dalam memberikan layanan. Besarnya otonomi yang dimiliki kelompok profesi bergantung pada efektivitasnya dalam sistem pengelolaan
governance. Sistem pengelolaan adalah penetapan dan pemeliharaan pengaturan sosial, politik dan ekonomi yang digunakan praktisi untuk mengontrol praktik,
disiplin diri, kondisi pekerjaan mereka, dan urusan professional mereka Blais, 2007.
Universitas Sumatera Utara
2.2.3. Target Kerja
Target adalah sasaran kerja yang telah ditetapkan untuk dicapai. Sasaran berasal dari strategi yang dijabarkan yang berawal dari proses perencanaan. Sasaran
yang direncanakan haruslah sesuai pada masing-masing tingkat organisasi, divisi atau kelompok, unit, perorangan. Dengan memiliki sasaran, karyawan akan lebih fokus
melakukan pekerjaannya. Pencapaian sasaran dari suatu pekerjaan haruslah berdasarkan uraian tugas yang mencakup standar dari pekerjaan tersebut.
Target kerja sebaiknya ditetapkan oleh karyawan dan penyelia untuk periode waktu tertentu. Pada akhir periode, karyawan dievaluasi tentang seberapa baik
pencapaian sasaran tertentu dan faktor-faktor apa saja yang dialami dalam menyelesaikan pekerjaan mereka Rivai dan Basri, 2003.
2.2.4. Komunikasi
Tappen 1995 mendefinisikan bahwa komunikasi adalah suatu pertukaran pikiran, perasaan, pendapat dan pemberian nasihat yang terjadi antara dua orang atau
lebih Nursalam, 2002. Menurut Rivai 2003, terdapat empat arus komunikasi dalam suatu
perusahaan:
a. Komunikasi vertikal ke bawah. Komunikasi model ini dimana merupakan