2.2.3. Target Kerja
Target adalah sasaran kerja yang telah ditetapkan untuk dicapai. Sasaran berasal dari strategi yang dijabarkan yang berawal dari proses perencanaan. Sasaran
yang direncanakan haruslah sesuai pada masing-masing tingkat organisasi, divisi atau kelompok, unit, perorangan. Dengan memiliki sasaran, karyawan akan lebih fokus
melakukan pekerjaannya. Pencapaian sasaran dari suatu pekerjaan haruslah berdasarkan uraian tugas yang mencakup standar dari pekerjaan tersebut.
Target kerja sebaiknya ditetapkan oleh karyawan dan penyelia untuk periode waktu tertentu. Pada akhir periode, karyawan dievaluasi tentang seberapa baik
pencapaian sasaran tertentu dan faktor-faktor apa saja yang dialami dalam menyelesaikan pekerjaan mereka Rivai dan Basri, 2003.
2.2.4. Komunikasi
Tappen 1995 mendefinisikan bahwa komunikasi adalah suatu pertukaran pikiran, perasaan, pendapat dan pemberian nasihat yang terjadi antara dua orang atau
lebih Nursalam, 2002. Menurut Rivai 2003, terdapat empat arus komunikasi dalam suatu
perusahaan:
a. Komunikasi vertikal ke bawah. Komunikasi model ini dimana merupakan
wahana bagi manajemen untuk menyampaikan berbagai informasi kepada bawahannya seperti perintah, instruksi, kebijakan baru, pengarahan, pedoman
kerja, nasihat dan teguran.
Universitas Sumatera Utara
b. Komunikasi vertikal ke atas. Komunikasi model ini dimana para anggota dalam
perusahaan ingin selalu di dengar keluhan-keluhan atau inspirasi mereka oleh para atasannya.
c. Komunikasi horizontal. Komunikasi model ini berlangsung antara orang-orang
yang berada pada tingkat yang sama dalam perusahaan.
d. Komunikasi diagonal. Komunikasi model ini dimana berlangsung antara dua
satuan kerja yang berada pada jenjang perusahaan yang berbeda, tetapi pada perusahaan yang sejenis.
Dalam melaksanakan kegiatan keperawatan komunikasi horizontal terjadi antar sesama perawat pelaksana, ketua tim, kepala ruangan. Komunikasi vertikal
terjadi antara kepala ruangan dengan ketua tim, kepala ruangan dengan perawat pelaksana, ketua tim dengan perawat pelaksana. Komunikasi diagonal dilakukan
antara perawat dan profesi lain misalnya dokter Blais, 2007. Komunikasi yang efektif mempunyai karakteristik Blais, 2007:
a Komunikasi oral lisan: sederhana, ringkas, jelas, relevan, kredibilitas dan humor b Komunikasi tertulis: bahasa dan terminologi yang tepat, tata bahasa dan tanda
baca yang benar dan pengorganisasian kata-kata yang logis. Penerapan komunikasi yang efektif dalam melaksanakan asuhan keperawatan
adalah: a Operan yaitu komunikasi dan serah terima antara shift pagi, sore dan malam.
b Pre conference yaitu komunikasi kepala ruangan dan perawat pelaksana setelah selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut.
Universitas Sumatera Utara
c Post conference yaitu komunikasi kepala ruangan dan perawat pelaksana tentang hasil sepanjang dan sebelum operan kepada shift berikut.
2.2.5. Hubungan Kerja
Dalam melaksanakan pekerjaannya ada dua jenis hubungan kerja dibidang keperawatan yaitu hubungan internal dan hubungan eksternal. Hubungan internal
adalah hubungan kerja yang terjadi antara perawat dan perawat, perawat dan profesi kesehatan lain. Kegiatan-kegiatan dalam hubungan internal berupa; rapat perawat
ruangan, konferensi, rapat tim kesehatan dan visite dokter. Hubungan eksternal terjadi antara pemberi dan penerima pelayanan kesehatan Nursalam, 2002.
Hubungan kerja yang harmonis dapat menciptakan suasana kerja yang nyaman baik antara sesama rekan kerja ataupun hubungan dengan atasan Rivai,
2004. Gambaran penting dalam hubungan kerja yang harmonis dalam profesi keperawatan mencakup Blais dkk, 2002:
a. Saling menghargai dan saling mempercayai. Saling menghargai dan saling
mempercayai sesama perawat, perawat dan atasan, antara perawat dan dokter, dan antara perawat dan pasien adalah unsur yang penting dalam melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan profesi dan tanggung jawabnya masing-masing. b.
Pengambilan Keputusan. Pengambilan keputusan haruslah mengikuti proses
yang dimulai dari definisi masalah yang jelas dan harus diarahkan pada sasaran- sasaran upaya khusus. Fokus dari pengambilan keputusan berprioritaskan pada
kebutuhan pasien. Pengambilan keputusan berprioritaskan pada kebutuhan dan penghormatan terhadap sudut pandang masing-masing individu yang berbeda.
Universitas Sumatera Utara
c. Manajemen konflik. Untuk mencegah konflik sebaiknya melaksanakan peran
sesuai dengan harapannya. Untuk mengurangi konflik peran sebaiknya melaksanakan konferensi antar disiplin dan menerima tanggung jawab personal
dalam melaksanakan tugas. d.
Interaksi. Sebaiknya sikap dan tindakan dalam melaksanakan pekerjaan
memberikan interaksi yang positif dengan ciri gaya komunikasi yang hangat, penuh perhatian dan penuh penghargaan serta menjauhi sikap dan tindakan
merendahkan diri.
2.2.6. Iklim Kerja
Gilley dan Maycomich 2000 menggunakan istilah iklim kerja yang menggambarkan situasi dan kondisi yang terjadi dalam organisasi. Iklim dapat
diartikan sebagai pola perilaku, sikap, dan perasaan berulang yang mencirikan kehidupan berorganisasi. Pada level analisis individu, iklim dimaksud disebut iklim
psikologis. Konsep iklim dipahami sebagai persepsi individu terhadap pola perilaku orang. Ketika konsep iklim diagregasi maka disebut iklim organisasi Saragih dan
Akib, 2006. Unsur-unsur iklim yang menyenangkan adalah kepemimpinan yang
berkualitas, melakukan pekerjaan yang bermanfaat, keinginan untuk bertanggung jawab, keikutsertaanketerlibatan pegawai, imbalan yang adil Davis dan Newstrom,
1995.
Universitas Sumatera Utara
2.2.7. Peluang Berkarier
Karier terdiri dari semua pekerjaan yang ada selama seseorang bekerja, atau dapat pula dikatakan bahwa karier adalah seluruh jabatan yang diduduki sesorang
dalam kehidupan pekerjaannya. Karyawan hendaknya diberi kesempatan untuk meningkatkan kemampuannya melalui pelatihan-pelatihan, kursus-kursus dan
melanjutkan jenjang pendidikannya oleh pimpinannya. Hal ini memberikan kesempatan kepada karyawan untuk tumbuh dan berkembang sesuai rencana
kariernya. Pimpinan dapat memberikan bimbingan dan informasi tentang karier yang ada dan juga didalam perencanaan karyawan tersebut Rivai, 2003.
Faktor pengembangan karier perawat di rumah sakit perlu diperhatikan dan bisa menjadi masalah karena peluang berkarier yang “mentah” tentu akan
mempengaruhi mutu kerja seorang perawat. Jenjang karier yang ada dalam bidang keperawatan adalah perawat pelaksana, pimpinan ruanganbangsal dan wakilnya,
pimpinan perawat di tingkat instalasi, kepala seksi serta kepala bidang keperawatan. Selain jenjang struktural di atas ada pula Clinical nurse spesialis yang kemudian
dapat pula menjadi Clinical specialist Consultant Aditama, 2004.
2.2.8. Fasilitas Kerja
Fasilitas kerja adalah sesuatu yang dapat membantu memudahkan pekerjaan, tugas dan sebagainya. Untuk melaksanakan kegiatan keperawatan, fasilitas kerja yang
diperlukan mencakup sarana, prasarana dan peralatan. Sarana adalah bangunan gedung. Prasarana adalah mendukung bangunan gedung seperti listrik, air, dan lain-
lain. Peralatan keperawatan termasuk alat keperawatan tensimeter, stetoskop,
Universitas Sumatera Utara
thermometer, fixer alat untuk memfiksasi pasien, alat rumah tangga tempat tidur, bantal, sprei, sapu, dan lain-lain, dan alat tulis kantor buku pencatatan dan
pelaporan, dan lain-lain Sekretariat KARS Depkes RI, 2007.
2.3. Konsep keperawatan