Konsep keperawatan TINJUAN PUSTAKA

thermometer, fixer alat untuk memfiksasi pasien, alat rumah tangga tempat tidur, bantal, sprei, sapu, dan lain-lain, dan alat tulis kantor buku pencatatan dan pelaporan, dan lain-lain Sekretariat KARS Depkes RI, 2007.

2.3. Konsep keperawatan

2.3.1. Perawat

2.3.1.1. Definisi Perawat Menurut International Council of Nursing 1965, perawat adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan keperawatan, berwenang di negara bersangkutan untuk memberikan pelayanan, dan bertanggung jawab dalam peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit serta pelayanan terhadap pasien. Berdasarkan Undang-undang RI No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya yang diperoleh melalui pendidikan perawatan. 2.3.1.2. Fungsi dan Peran Perawat Menurut Lokakarya Nasional Keperawatan 1983, fungsi perawat adalah sebagai berikut: 1. Mengkaji kebutuhan pasienklien, keluarga, kelompok dan masyarakat akan layanan keperawatan, serta sumber-sumber yang tersedia dan potensial untuk memenuhi kebutuhan tersebut. 2. Merencanakan tindakan dan tujuan asuhan keperawatan sesuai dengan keadaan pasien klien. Universitas Sumatera Utara 3. Melaksanakan rencana keperawatan yang mencakup upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan, pemulihan, pemeliharaan kesehatan, dan termasuk pelayanan pasienklien dalam keadaan terminal. 4. Mengevaluasi hasil asuhan keperawatan. 5. Mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan. 6. Mengidentifikasi hal-hal yang perlu diteliti atau dipelajari dan merencanakan studi khusus untuk meningkatkan pengetahuan serta mengembangkan keterampilan dalam praktik keperawatan. 7. Berpartisipasi dalam melaksanakan penyuluhan kesehatan kepada pasien.klien, keluarga, kelompok, dan masyarakat. 8. Bekerjasama dengan profesi lain yang terlibat dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasienklien, keluarga, kelompok dan masyarakat. 9. Mengelola perawatan pasienklien dan berperan sebagai tim dalam melaksanakan kegiatan keperawatan. 10. Mengelola institusi pendidikan keperawatan. 11. Berperan serta dalam merumuskan kebijaksanaan perencanaan pelaksanaan Perawatan Kesehatan Primer. Peran adalah tingkah laku yang diharapkan oleh seseorang terhadap orang lain dalam hal ini adalah perawat untuk berproses dalam sistem sebagai berikut. 1. Pemberi asuhan keperawatan. 2. Pembela pasien. 3. Pendidik tenaga perawat dan masyarakat. Universitas Sumatera Utara 4. Koordinator dalam pelayanan pasien. 5. Kolabolator dalam membina kerja sama dengan profesi lain dan sejawat. 6. Konsultanpenasihat pada tenaga kerja dan klien. 7. Pembaharu sistem, metodologi, dan sikap. Menurut Lokakarya Nasional 1983, peran perawat adalah sebagai berikut: 1. Pelaksana pelayanan keperawatan. 2. Pengelola pelayanan keperawatan dan institusi Pendidikan. 3. Pendidik dalam keperawatan. 4. Peneliti dan pengembang keperawatan. 2.3.1.3. Tugas Pokok Perawat Tugas pokok perawat adalah membantu individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat dalam melaksanakan kegiatan yang menunjang kesehatan, penyembuhan atau menghadapi kematian yang pada hakekatnya dapat mereka laksanakan tanpa bantuan apabila mereka memiliki kekuatan, kemauan dan pengetahuan. Bantuan yang diberikan bertujuan menolong dirinya sendiri secepat mungkin.

2.3.2. Asuhan Keperawatan

Asuhan keperawatan adalah rangakaian kegiatan pada praktik keperawatan yang diberikan secara langsung kepada pasienklien diberbagai tatanan kesehatan Ali, 2002. Kesehatan tersebut dilaksanakan oleh perawat berdasarkan kaidah-kaidah keperawatan sebagai profesi yang berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan bersifat humanistik, dan berdasarkan pada kebutuhan objektif klien untuk mengatasi masalah Universitas Sumatera Utara yang dihadapi klien. Asuhan keperawatan merupakan inti pelayananpraktik keperawatan yang berupaya untuk: a. Membantu mencapai kebutuhan dasar melalui bentuk-bentuk tindakan keperawatan. b. Menggunakan ilmu kiat keperawatan dalam setiap tindakan. c. Memanfaatkan potensi diri berbagai sumber. Praktek keperawatan professional mempunyai ciri-ciri berikut Ali, 2002 : a. Otonomi dalam pekerjaan. b. Bertanggung jawab dan bertanggung gugat. c. Pengambilan keputusan. d. Kolaborasi dengan disiplin lain. e. Pemberian pembelaan advokasi. f. Memiliki standar asuhan dan kode etik profesi keperawatan.

2.3.3. Asuhan Keperawatan Jiwa

Keperawatan jiwa sebagai bagian dari kesehatan jiwa merupakan satu bidang spesialisasi praktik keperawatan yang menerapkan teori perilaku manusia sebagai ilmunya dan penggunaan diri sendiri secara terapeutik sebagai kiatnya Direktorat pelayanan Keperawatan, Depkes RI, 2000. Berdasarkan American Nurses Association ANA, keperawatan kesehatan mental dan psikiatrik adalah suatu bidang spesialisasi praktik keperawatan yang menerapkan teori perilaku manusia sebagai ilmunya dan penggunaan diri sendiri secara terapeutik sebagai kiatnya. Praktik kontemporer keperawatan jiwa terjadi di Universitas Sumatera Utara dalam kontek sosial dan lingkungan. Peran keperawatan psikiatri professional telah berkembang dan sampai sekarang telah mencakup parameter kompetensi klinik, advokasi pasien, tanggung jawab fiscal, kolaborasi professional, akuntabilitas, sosial dan tanggung jawab etik dan legal Stuart, 2007. Dalam melakukan praktik keperawatan jiwa, perawat menggunakan proses keperawatan jiwa dalam memberikan asuhan keperawatan jiwa. Pemberian asuhan keperawatan merupakan proses terapeutik yang melibatkan hubungan kerja sama antara perawat dengan klien, keluarga, dan masyarakat untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Perawat memerlukan metodeilmiah dalam melakukan proses terapeutik tersebut, yaitu proses keperawatan. Penggunaan proses keperawatan membantu perawat dalam melakukan praktik keperawatan, menyelesaikan masalah keperawatan klien, atau memenuhi kebutuhan klien secara ilmiah, logis, sistematis, dan terorganisir. Pada dasarnya, proses keperawatan merupakan salah satu teknik penyelesaian masalah Keliat, dkk, 2002. Proses keperawatan pada klien dengan masalah kesehatan jiwa merupakan tantangan yang unik karena masalah kesehatan jiwa mungkin tidak dapat dilihat langsung, seperti pada masalah kesehatan fisik yang memperlihatkan bermacam gejala dan disebabkan berbagai hal. Kejadian masa lalu yang sama dengan kejadian saat ini, tetapi mungkin muncul gejala yang berbeda. Banyak klien dengan masalah kesehatan jiwa tidak dapat menceritakan masalahnya bahkan menceritakan hal yang berbeda dan kontradiksi. Kemampuan mereka untuk berperan dalam menyelesaikan masalah juga bervariasi Keliat, dkk, 2002. Proses keperawatan terdiri dari lima tahap, yang merupakan siklus dan saling bergantung. Setiap tahap dapat diperbaharui sesuai dengan perubahan kondisi klien. Universitas Sumatera Utara Dengan mengikuti kelima langkah ini pengkajian, merumuskan diagnosis, perencanaan, implementasi dan evaluasi, perawat memiliki kerangka kerja yang sistematis untuk membuat keputusan dan menyelesaikan masalah dalam pelaksanaan asuhan keperawatan Sekretariat Pelayanan Keperawatan Depkes RI, 2007. Tahapan dalam proses keperawatan jiwa Standar Praktek Profesional Keperawatan Jiwa Sekretariat Pelayanan Keperawatan Depkes RI, 2007.

1. Pengkajian Keperawatan

Tahap pengkajian terdiri atas pengumpulan data dan perumusan kebutuhan atau masalah klien. Data yang dikumpulkan meliputi data fisiologi, sosial dan spiritual. Perilaku atau kegiatan yang perlu dilakukan perawat adalah membina hubungan saling percaya dengan melakukan kontak, mengkaji data dari klien dan keluarga, memvalidasi data dengan klien, mengorganisir atau mengumpulkan data, serta menetapkan kebutuhan dan atau masalah klien.

2. Diagnosis Keperawatan

Menurut Stuart dan Sundee 1998, diagnosis keperawatan merupakan suatu pernyataan masalah keperawatan pasien yang mencakup baik respon sehat adaptife atau maladaptife serta stressor yang menunjang. Dalam hal perumusan diagnosis akan berhubungan dengan permasalahan P dan etilogi E dan keduanya ada hubungan sebab akibat secara ilmiah dan juga ditambah dengan simtom S sehingga dapat dirumuskan apa sebenarnya diagnosis keperawatan jiwanya.

3. Rencana Tindakan Keperawatan

Rencana tindakan keperawatan terdiri dari tiga aspek yaitu tujuan umum, tujuan khusus dan rencana tindakan keperawatan. Tujuan umum berfokus pada Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Perawat dalam Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Pasien Gangguan Jiwa di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara

2 83 101

PENGARUH MANAJEMEN ASET TERHADAP OPTIMALISASI ASET RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA

3 55 9

Kemampuan Sosialisasi Pasien Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara 2013

0 39 64

Perilaku Caring Perawat dalam memberikan Asuhan Keperawatan pada Gangguan Jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan

17 144 75

Pengaruh Motivasi Berprestasi terhadap Kinerja Perawat dalam Asuhan Keperawatan Pasien Gangguan Jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara, Medan

0 39 6

Pengaruh Motivasi Berprestasi Terhadap Kinerja Perawat Dalam Asuhan Keperawatan Pasien Gangguan Jiwa Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan

1 57 131

Pengaruh Program Psikoedukasi Keluarga Terhadap Keberfungsian Sosial Pasien Gangguan Jiwa Akibat Ketergantungan Narkoba Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara

0 0 10

Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Perawat dalam Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Pasien Gangguan Jiwa di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara

0 0 37

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Budaya Organisasi 1.1. Pengertian Budaya Organisasi - Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Perawat dalam Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Pasien Gangguan Jiwa di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara

0 1 19

Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Perawat dalam Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Pasien Gangguan Jiwa di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara

0 0 9