range 7.8-10.5. Selanjutnya dari hasil analisis statistik dengan uji regresi berganda menunjukkan bahwa variabel hubungan kerja tidak mempunyai pengaruh yang
bermakna terhadap kinerja perawat dengan nilai p= 0,480 p0,05. Penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Prabowo
dan Prawitasari 2005 tentang kinerja pegawai kantor Dinas Kesehatan Kota Tanjung Balai Provinsi Sumatera Utara yang menunjukkan adanya hubungan yang
bermakna antara hubungan kerja pegawai dengan kinerja pegawai. Fenomena yang terjadi adalah pihak manajemen menghargai apa yang
dikerjakan oleh perawat, jarang menyudutkan dan menyalahkan perawat karena pihak manajemen bersifat toleransi terhadap kesalahan perawat akibat beban kerja perawat
terlalu berat tidak sesuai standart. Demikian juga hubungan kerja terhadap sesama perawat dan profesi lain jarang terjadi konflik karena saling menutupi kesalahan
akibat beban kerja yang berat. Hubungan kerja yang tidak sebenarnya , tentunya bisa tidak mempengaruhi kinerjanya.
5.6. Pengaruh Lingkungan Kerja Organisasi Iklim Kerja terhadap Kinerja
Perawat dalam Melaksanakan Asuhan Keperawatan Pasien Gangguan Jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara.
Gilley dan Maycomick 2000 menggunakan istilah iklim kerja yang
menggambarkan situasi dan kondisi yang terjadi dalam organisasi. Unsur-unsur iklim yang menyenangkan adalah kepemimpinan yang berkualitas melakukan pekerjaan
yang bermanfaat, keinginan untuk bertanggungjawab, keikutsertaan keterlibatan pegawai dan imbalan yang adil Davis Newstrom, 1995.
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden berdasarkan aspek iklim kerja 26 43.3 perawat yang mempersepsikan bahwa iklim di ruang rawat
inap adalah baik, 6 10.0 perawat yang menyatakan cukup, dan 28 46.7 perawat menyatakan kurang. Secara umum dapat dikatakan bahwa iklim kerja
diruang rawat inap kurang, hal ini terlihat dari mean rata-rata hitung 8,45 terletak antara range 7.8-10.5 cukup. Fenomena yang terjadi adalah perawat pelaksana serta
pekerjaan yang dilakukan kurang bermanfaat dan kurang dapat dipertanggungjawabkan disisi lain imbalan yang diberikan belum sesuai dengan yang
diharapkan. Selanjutnya dari hasil analisis statistik dengan uji regresi berganda menunjukkan bahwa variabel iklim kerja mempunyai pengaruh yang bermakna
terhadap kinerja perawat dengan nilai p=0,041 p0,05. Kontribusi iklim kerja terhadap peningkatan kinerja Nilai B sebesar 0.949. Hal ini berarti bahwa semakin
baik iklim kerja maka semakin baik tingkat kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
Hasil ini sesuai dengan Hasnita dan Sanusi 2005 dengan judul penelitian “Tentang Ciri-ciri Iklim Kerja dan Kinerja Tenaga Perawat di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Dr. Achmad Muchtar Bukit Tinggi Tahun 2005” yang menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara iklim kerja organisasi dengan kinerja
perawat.
Universitas Sumatera Utara
5.7. Pengaruh Lingkungan Kerja Organisasi Peluang Berkarier terhadap
Kinerja Perawat dalam Melaksanakan Asuhan Keperawatan Pasien Gangguan Jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara.
Karier adalah seluruh jabatan yang diduduki seseorang dalam kehidupan
pekerjaannya. Karyawan hendaknya diberi kesempatan untuk meningkatkan kemampuannya melalui pelatihan-pelatihan, kursus-kursus dan melanjutkan
pendidkannya oleh pimpinannya. Pimpinan dapat memberikan bimbingan dan informasi tentang karier yang ada dan juga dalam perencanaan keryawan tersebut
Aditama, 2004. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden berdasarkan aspek
peluang berkarier pada kategori cukup 46,7. Fenomena yang terjadi adalah pihak manejer memberi kesempatan yang selektif terhadap perawat untuk mengikuti
pelatihan-pelatihan kursus-kursus dan pendidikan lanjutan mengingat jumlah pasien yang dirawat terlalu banyak. Selanjutnya dari hasil analisis statistik dengan uji regresi
berganda menunjukkan bahwa variabel peluang berkarier mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap kinerja perawat dengan nilai p=0,008 p0,05. Kontribusi
peluang berkakrir terhadap peningkatan kinerja Nilai B sebesar 1.811. Hal ini berarti bahwa semakin baik peluang berkarir maka semakin baik tingkat kinerja
perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Hasil ini sesuai dengan pengamatan Chas 1990 yang melakukan penelitian
terhadap beberapa perusahaan tentang pengaruh peluang berkarier terhadap kinerja didapatkan adanya pengaruh secara signifikan variabel peluang berkarir terhadap
kinerja karyawan.
Universitas Sumatera Utara
5.8. Pengaruh Fasilitas Kerja terhadap Kinerja Perawat dalam Melaksanakan