commit to user
67
berbeda dengan gagasannya. Bahkan pada keadaan lain, mahasiswa ini juga akan berperilaku sama pada orang lain yang dapat dikatakan bersikap terbuka.
Dalam kegiatan pembelajaran, sikap ilmiah diwujudkan dalam komentar kritis terhadap diri. Mahasiswa juga perlu menggunakan cara alternative lainnya
sewaktu akan memecahkan suatu permasalahannya. Peran dosen sangat besar pada saat menyampaikan masalah, menyampaikan konsep esensial, menyediakan
alat dan bahan, membimbing diskusi dan mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran kooperatif ini.
Melalui sikap ilmiah, mahasiswa akan merespon positif saat dosen melaksanakan pembelajaran kooperatif. Ketika dosen dosen melakukan
penjelasan prosedur pembelajaran, kegiatan pembelajaran kelompok dan diskusi, serta presentasi, maka mahasiswa melaksanakannya dengan hasil yang maksimal.
Pengaruh sikap ilmiah dalam hal ini adalah meningkatkan sikap ingin tahu mahasiswa yang akan mendorong mahasiswa untuk mempelajari materi lebih luas
dan lebih dalam, juga meningkatkan kemampuan berpikir kritis yang akan meneguhkan pendirian dan berani untuk berbeda pendapat. Dengan demikian,
dengan sikap ilmiah yang tinggi akan meningkatkan penguasaan materi yang lebih baik, sehingga meningkatkan hasil belajarnya.
3. Hipotesis Ketiga
Berdasarkan tabel 4.13. di atas terlihat bahwa P-value untuk interaksi antara metode pembelajaran Jigsaw dan Group Investigation GI dan sikap
commit to user
68
ilmiah mahasiswa terhadap hasil belajar sebesar 0,491 pada taraf signifikansi 0,05. Hal ini berarti P-value
≥ 0,05, dengan demikian hipotesis nol diterima. Sehingga kesimpulannya adalah bahwa tidak ada interaksi antara sikap ilmiah dengan
metode pembelajaran Jigsaw dan Group Investigation GI terhadap hasil belajar Asuhan Kebidanan Komunitas.
Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian Mardiyanto 2009 yang menyatakan tidak ada interaksi antara penggunaan metode pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw dan Group Investigation GI dengan aktifitas belajar siswa terhadap prestasi belajar fisika. Akan tetapi berbeda dengan hasil penelitian
Rahayu 2007 yang menyatakan ada interaksi antara penggunaanpembelajaran kooperatif tipe STAD dengan metode inkuiri terbimbing dan eksperimen dengan
sikap ilmiah terhadap prestasi belajar fisika. Tidak adanya interaksi dalam penelitian ini berarti: bahwa untuk meningkatkan hasil belajar mahasiswa tidak
harus menggunakan metode belajar Group Investigation GI pada keadaan sikap ilmiah yang tinggi. Dengan kata lain, peningkatan hasil belajar akan lebih baik
apabila menggunakan metode belajar Group Investigation GI tanpa memperhatikan perolehan skor sikap ilmiah. Dalam deskripsi grafik, tidak adanya
interaksi antar variabel digambarkan: garis hasil belajar pada metode belajar Group Investigation GI tidak berpotongan dengan garis skor sikap ilmiah
mahasiswa, tetapi keduanya berada pada garis yang sejajar. Mahasiswa dengan sikap ilmiah tinggi berarti mahasiswa tersebut akan
mampu menyelesaikan permasalahan-permasalahan dalam pembelajaran karena keinginan dan kemandiriannya sudah tinggi. Melalui pembelajaran kooperatif,
commit to user
69
sikap ilmiah tidak begitu berperan karena belajar dalam kelompok kecil tiap anggota kelompok saling membantu dan mengisi serta melangkapi kekurangan
masing-masing mahasiswa. Sikap ilmiah mahasiswa ini akan teratasi melalui pembelajaran kooperatif. Sikap ilmiah mahasiswa tidak terlalu dipengaruhi oleh
pembelajaran kooperatif baik Jigsaw maupun Group Investigation GI.
E. Keterbatasan Penelitian