commit to user
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan dalam sistim pendidikan. Pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara peserta didik
dengan pendidik dan sumber belajar dengan lingkungan. Peserta didik dalam hal ini adalah mahasiswa, dan pendidik adalah dosen UU No.20, 2003.
Dalam proses pembelajaran di perguruan tinggi, dosen harus memiliki strategi agar mahasiswa dapat belajar dengan efektif dan efisien, serta dapat
meningkatkan kemampuan soft skill mahasiswa. Salah satu strategi untuk mencapai tujuan yang diharapkan adalah dengan penggunaan metode
pembelajaran yang tepat. Pemilihan metode yang tepat sesuai dengan materi pembelajaran dapat membantu mahasiswa untuk lebih mudah memahami suatu
konsep. Oleh karena itu penentuan metode pembelajaran harus berawal dari kondisi nyata yang ada pada mahasiswa dan sesuai dengan karakteristik mata
kuliah Anwar, 2008. Secara umum pembelajaran pada Program Studi Diploma III Kebidanan
Akbid Mamba’ul ‘Ulum Surakarta masih dilakukan melalui sistem konvensional dengan pendekatan TCL Teacher Centered Learning, walaupun sudah ada
beberapa dosen yang mulai menerapkan pembelajaran semi SCL Student Centered Learning dimana mahasiswa diberi materi oleh dosen dan sekaligus
aktif belajar baik secara kelompok maupun individual dengan penugasan
1
commit to user
1
individual dan kerja kelompok untuk selanjutnya didiskusikan. Dalam hal ini, keterlibatan dosen dirasa masih tinggi.
Salah satu mata kuliah yang diajarkan pada mahasiswa adalah mata kuliah Asuhan Kebidanan Komunitas. Mata kuliah ini diajarkan pada semester IV
semester genap. Selama dua semester genap berturut-turut, hasil rata-rata belajar mahasiswa sebelum dilakukan remidiasi, berada di bawah rata-rata kelulusan
yaitu kurang dari 2,75 nilai ini setara dengan kurang dari 67. Tahun 2009 rata- rata kelas sebesar 2,69 dan tahun 2010 sebesar 2,73. Pencapaian hasil belajar ini
dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya adalah metode belajar. Pada beberapa mata kuliah yang ditempuh di Program Studi Diploma III Kebidanan,
metode pembelajaran kooperatif merupakan metode pembelajaran yang dirasa paling sesuai, diantaranya adalah mata kuliah Asuhan Kebidanan Komunitas.
Upaya-upaya perbaikan kualitas pendidikan dapat dimulai dari perbaikan metode pembelajaran, yaitu pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa Student
Centered Learning dengan menerapkan model belajar pembelajaran kooperatif cooperative learning. Pembelajaran kooperatif bentuknya bermacam-macam,
diantaranya yaitu Student Teams Achievement Division STAD, Jigsaw, Group Investigation GI, Numbered Head Together NHT, Teams-Games-Tournaments
TGT, Cooperative Integrated Reading and Composition CIRC, Team Accelerated Instruction TAI dan lain-lain. Akibat positif pembelajaran ini yaitu
selain mampu meningkatkan pencapaian prestasi belajar mahasiswa juga mampu menumbuhkan kesadaran bagi mahasiswa tentang perlunya belajar untuk berpikir,
commit to user
2
menyelesaikan masalah, mengintegrasikan serta mengaplikasikan kemampuan dan pengetahuan mereka Slavin, 2004.
Model pembelajaran Jigsaw dan Group Investigation GI merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat meningkatkan prestasi dan
kemampuan soft skill mahasiswa. Dengan penerapan model ini, mahasiswa diharapkan dapat terbiasa belajar secara mandiri baik berkelompok maupun
individu dalam rangka memecahkan masalah atau mengerjakan tugas. Serta diharapkan dapat bekerja sama dan saling berbagi dengan teman peer-nya Slavin,
2008. Pada pembelajaran tipe Jigsaw mahasiswa dibagi dalam kelompok kecil
yang terdiri dari 4 – 6 orang secara heterogen dan bekerja sama saling ketergantungan yang positif dan bertanggungjawab atas ketuntasan bagian materi
belajar yang harus dipelajari. Kelompok ini disebut kelompok asal. Kemudian, masing-masing mahasiswa dari berbagai kelompok dengan topik yang sama,
bergabung untuk mencari dan mempelajari serta mendiskusikan bahan belajar secara berkelompok. Setelah itu, masing-masing mahasiswa kembali pada
kelompok asal untuk menyampaikan dan mendiskusikan materi yang telah dibahas Arends, 2001.
Sedangkan pada pembelajaran Group Investigation GI mahasiswa dilibatkan dalam merencanakan topik-topik yang akan dipelajari dan bagaimana
cara menjalankan investigasinya. Mahasiswa mendapatkan tugas sesuai dengan kelompok belajarnya untuk mendapatkan sumber belajar dan berdiskusi dengan
commit to user
3
kelompoknya tentang bahan belajar yang mereka bahas, untuk kemudian hasil dari investigasinya didiskusikan di kelas Slavin, 2008.
Keberhasilan kedua metode belajar tersebut, dapat dinilai dengan hasil evaluasi belajar mahasiswa. Hasil belajar khususnya pada ranah kognitif,
dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal mahasiswa. Faktor internal adalah segala sesuatu yang muncul dalam diri mahasiswa yang melakukan kegiatan
belajar, seperti tingkat kecerdasan intelegensi dan emosi, rasa percaya diri, bakat, minat, motivasi, sikap terhadap belajar, aktivitas, konsentrasi belajar, kemampuan
mengolah bahan belajar, kemampuan menyimpan perolehan hasil belajar dan kemampuan menggali hasil belajar, serta kebiasaan belajar mahasiswa. Sedangkan
faktor eksternal adalah segala sesuatu yang datangnya dari luar diri mahasiswa yang melakukan kegiatan belajar, seperti sarana dan prasarana, tenaga pendidik,
kurikulum, media pembelajaran, sumber belajar, metode pembelajaran dan lingkungan social mahasiswa Azwar, 2005.
Setiap mahasiswa mempunyai sikap yang berbeda-beda terhadap rangsangan belajar yang didapat, Hal ini disebabkan oleh keadaan yang berbeda-
beda pada masing-masing mahasiswa. Dalam mempelajari dan mengembangkan ilmu pengetahuan, perlu didukung oleh sikap ilmiah dalam diri setiap mahasiswa.
Sikap ilmiah yang berkaitan dengan kelompok belajar dan materi pembelajaran yang dibahas dalam bidang ilmiah, menjadi persyaratan bagi proses pembelajaran.
Pada intinya, sikap ilmiah adalah suatu kecenderungan atau dorongan untuk berperilaku dan mengambil tindakan pemikiran ilmiah sesuai dengan metode
ilmiah Winkel, 1996.
commit to user
4
Dalam interaksi pembelajaran yang dilakukan secara langsung dengan mahasiswa, dosen berfungsi sebagai pembimbing dan fasilitator yang membantu
mahasiswa untuk mencapai tujuan belajarnya. Salah satu fasilitas yang dapat diusahakan adalah dengan menciptakan suatu lingkungan pembelajaran yang
mendukung mahasiswa untuk dapat mengembangkan sikap ilmiah. Metode pembelajaran Jigsaw dan Group Investigation GI merupakan
pembelajaran kooperatif yang kedua-duanya melibatkan keaktifan mahasiswa, yang dalam proses pembelajarannya ada sedikit perbedaan. Model pembelajaran
Group Investigation GI sudah cukup dikenal mahasiswa Akbid Mamba’ul ‘Ulum Surakarta, sedangkan model pembelajaran Jigsaw merupakan hal yang
baru. Untuk itu dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui perbedaan pengaruh pembelajaran model Jigsaw dan Group Investigation GI dalam hal
output belajar berupa hasil evaluasi belajar. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti mempunyai gagasan bahwa
dalam pembelajaran Asuhan Kebidanan Komunitas, hasil belajar mahasiswa di Akbid Mamba’ul ‘Ulum Surakarta dapat ditingkatkan melalui pendekatan metode
dan media pembelajaran yang tepat. Oleh karena itu peneliti berkeinginan untuk melakukan penelitian tentang pembelajaran kooperatif. Peneliti akan meneliti
tentang perbedaan pengaruh pembelajaran kooperatif Jigsaw dan Group Investigation GI terhadap hasil belajar Asuhan Kebidanan Komunitas yang
meliputi aspek kognitif dan afektif bagi mahasiswa yang mempunyai sikap ilmiah yang tidak sama. Pembelajaran kooperatif Jigsaw dan Group Investigation GI
commit to user
5
merupakan hal yang baru di Akbid Mamba’ul ‘Ulum Surakarta, sehingga menjadi hal yang menarik untuk diteliti.
B. Rumusan Masalah