commit to user
19
asal menyesuaikan dengan jumlah bagian materi pembelajaran yang akan dipelajari mahasiswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai. Dalam tipe Jigsaw ini setiap mahasiswa diberi tugas mempelajari salah satu materi pembelajaran tersebut.
b. Semua mahasiswa dengan materi pembelajaran yang sama belajar bersama dalam kelompok yang disebut kelompok ahli Counter
GroupCG. Dalam kelompok ahli, mahasiswa mendiskusikan bagian materi pembelajaran yang sama, serta menyusun rencana bagaimana
menyampaikan kepada temannya jika kembali ke kelompok asal. Kelompok asal ini oleh Aronson disebut kelompok Jigsaw gigi gergaji.
Misal suatu kelas dengan jumlah 40 mahasiswa dan materi pembelajaran yang akan dicapai sesuai dengan tujuan pembelajarannya terdiri
dari 5 bagian materi pembelajaran. Maka dari 40 mahasiswa, akan terbentuk menjadi 4 kelompok ahli yang beranggotakan 8 siswa dan 8 kelompok asal
yang terdiri dari 5 siswa. Setiap anggota kelompok ahli akan kembali ke kelompok asal memberikan informasi yang telah diperoleh atau dipelajari
dalam kelompok ahli. Dosen memfasilitasi diskusi kelompok baik yang ada pada kelompok ahli maupun kelompok asal.
4. Model Pembelajaran Kooperative Group Investigation GI
Model pembelajaran Group Investigation GI merupakan model pendekatan pembelajaran yang paling kompleks dan paling sulit
diimplementasikan, karena melibatkan mahasiswa dalam merencanakan
commit to user
20
topik-topik yang akan dipelajari dan bagaimana cara menjalankan investigasinya. Hal ini membutuhkan norma dan struktur kelas yang lebih
canggih dibandingkan dengan pendekatan-pendekatan yang berpusat pada guru Teacher Centered LearningTCL.
Pendekatan pembelajaran Group Investigation GI diawali dengan membagi kelas menjadi kelompok-kelompok heterogen yang masing-masing
beranggotakan 5 – 6 orang. Mahasiswa memilih topik-topik untuk dipelajari, melakukan investigasi mendalam terhadap sub-sub topic yang dipilih, dan
kemudian menyiapkan dan mempresentasikan laporan kepada seluruh kelas. Slavin 2008 dan rekan-rekan sejawatnya mendiskripsikan langkah-
langkah pembelajaran Group Investigation GI, sebagai berikut: a. Pemilihan topik
Mahasiswa memilih
sub-sub topik
tertentu dalam
bidang permasalahan umum tertentu, yang biasanya diterangkan oleh dosen.
Mahasiswa kemudian diorganisasikan ke dalam kelompok-kelompok kecil berorientasi tugas yang beranggotakan 2 – 6 orang. Komposisi kelompok
heterogen, baik secara akademis maupun etnis. b. Cooperative learning
Mahasiswa dan dosen merencanakan prosedur, tugas dan tujuan belajar tertentu yang sesuai dengan sub topik yang dipilih dalam langkah 1.
c. Implementasi Mahasiswa melaksanakan rencana yang diformulasikan dalam
langkah 2. Pembelajaran melibatkan beragam kegiatan dan keterampilan yang
commit to user
21
mengarahkan mahasiswa ke berbagai sumber di dalam maupun di luar kampus. Dosen mengikuti dari dekat perkembangan masing-masing
kelompok dan menawarkan bantuan bila dibutuhkan.
d. Analisis dan sintesis Mahasiswa menganalisis dan mengevaluasi informasi yang diperoleh
selama langkah 3 dan merencanakan bagaimana informasi tersebut dapat dirangkum dnegan menarik untuk dipertontonkan atau dipresentasikan kepada
teman-teman sekelas. e. Presentasi produk akhir
Beberapa atau semua kelompok di kelas memberikan presentasi menarik tentang topik-topik yang dipelajari untuk membuat satu sama lain
saling terlibat dalam pekerjaan temannya dan mencapai perspektif yang lebih luas tentang sebuah topik. Presentasi kelompok dikoordinasikan oleh dosen.
f. Evaluasi
Dalam kasus-kasus yang kelompoknya menindaklanjuti aspek-aspek yang berbeda dari topik yang sama, mahasiswa dan dosen mengevaluasi
kontribusi masing-masing kelompok kedalam hasil pekerjaan kelas secara keseluruhan. Evaluasi dapat memasukkan assesment individual atau
kelompok, atau kedua-duanya. Pembelajaran
Group Investigation
GI merupakan
model pembelajaran yang sangat efektif. Mahasiswa dapat memegang konsep dan
mengkreasikan ide-ide baru dalam belajar, dengan fasilitasi dari dosen. Pada
commit to user
22
mahasiswa yang dapat memanipulasi pengalaman belajar mereka, akan dapat memegang konsep belajar lebih cepat dan tetap memahamimenguasai bahan
belajar lebih lama. Dalam pembelajaran dosen sebisa mungkin dapat meningkatkan dan menstimulasi mahasiswa dalam kelompoknya masing-
masing untuk dapat mengkreasikan sesuatu berdasarkan pengalaman nyata. Penghargaan dari dosen pada kelompok yang berprestasi penting diberikan.
Dengan kontrol yang baik, model pembelajaran ini dapat meningkatkan minat belajar mahasiswa dan hasil belajar dirasa lebih bermakna Bounds, 2009.
5. Sikap Ilmiah