RTRW Provinsi Jawa Tengah 2009-2029
Pendahuluan I - 14
D. Kesimpulan
Berdasarkan evaluasi terhadap empat unsur RTRW Provinsi Jawa Tengah, yaitu Kelengkapan Unsur Perencanaan, Kualitas Pendekatan dan Hasil, Pelaksanaan RTRWP,
dan Faktor Eksternal, ternyata diperlukan peninjauan kembali terhadap RTRWP tersebut agar tetap dapat dijadikan acuan bagi pembangunan wilayah Jawa Tengah selanjutnya.
Berikut ini akan disampaikan kesimpulannya secara detail dan berurutan sesuai dengan mata analisis yang dibahas.
1 Kelengkapan Unsur Perencanaan
Pada bagian ini ada empat hal yang dievaluasi, yaitu kelengkapan dan keabsahan data, kelengkapan analisis, perumusan konsep dan strategi pemanfaatan ruang, dan
kelengkapan produk rencana tata ruang wilayah. Kelengkapan dan keabsahan data ternyata cukup memenuhi syarat, sedangkan pada kelengkapan unsur analisis
terjadi simpangan yang signifikan dengan taraf sedang. Dalam hal konsep dan strategi pemanfaatan ruang terjadi simpangan kecil, sedangkan dalam hal
kelengkapan produk rencana tata ruangnya juga ada simpangan kecil. Dengan demikian dari segi kelengkapan unsur perencanaan ini hanya terjadi simpangan kecil
saja, dan dapat dikatakan bahwa RTRWP Jawa Tengah dapat dijadikan acuan bagi pengembangan wilayah Jawa Tengah.
2 Pendekatan dan Konsep RTRWP
Pada bagian ini yang dievalusi adalah dari segi data, analisis, dan rencana. Kualitas data dapat dikatakan baik dan memenuhi syarat. Kualitas analisis pada beberapa
segi dirasakan tidak menerapkan model analisis tata ruang secara maksimal, terutama menyangkut analisis wilayah secara fungsional nodalitas polarisasi.
Dengan beberapa catatan tersebut, kualitas analisis secara keseluruhan telah memenuhi syarat. Sedangkan dalam hal produk rencananya, kualitas rencana secara
umum telah memenuhi persyaratan sebagai pegangan bagi suatu pengembangan wilayah Provinsi. Dengan demikian, dari segi kualitas pendekatan dan hasil RTRWP
ini hanya terjadi simpangan kecil, dan secara umum RTRWP dapat dijadikan acuan bagi pembangunan-pembangunan di Jawa Tengah.
3 Pelaksanaan dan Penyimpangan dari RTRWP
Evaluasi pada aspek pelaksanaan RTRWP Jawa Tengah membahas mengenai program pembangunan, aspek ekonomi, dan aspek fisik dan prasarana wilayah.
Pada aspek program pembangunan dapat dikatakan hanya terjadi simpangan yang tidak signifikan, sehingga dapat dikatakan tidak terjadi simpangan. Adapun dalam
hal aspek ekonomi yang membahas pertumbuhan dan struktur perekonomian dapat diambil kesimpulan bahwa terjadi simpangan besar. Sedangkan dalam hal kebijakan
pengembangan fisik dan prasarana dihasilkan kesimpulan telah terjadi simpangan kecil. Dengan demikian secara keseluruhan, karena kinerja pembangunan ekonomi
merupakan tolok ukur dominan, maka pada aspek pelaksanaan RTRWP ini jika dibandingkan dengan kinerja keadaan Jawa Tengah telah terjadi simpangan yang
cukup besar
1.5.2. Faktor Eksternal Perencanaan
Secara umum RTRWP Jawa Tengah sudah mengalami perubahan karena faktor eksternal, hal ini dikarenakan :
1. Keluarnya Peraturan Pemerintah , UU baru yang berkaitan Tata Ruang dan Bencana
Alam seperti : PP No. 26 2008 Tentang RTRWN;
RTRW Provinsi Jawa Tengah 2009-2029
Pendahuluan I - 15
UU No. 26 2007 Tentang Tata Ruang; UU No. 27 2007 Tentang Kawasan Pesisir;
UU No. 24 2007 Tentang Penanggulangan Bencana Alam;
2. Adanya visi dan misi baru Pemerintah Provinsi Jawa Tengah akan ikut mewarnai dan
merubah penataan ruang Jawa Tengah nantinya; 3.
Terjadinya Bencana Alam : Gempa di Klaten dan Magelang, Tsunami di Cilacap dan Kebumen, Gelombang Pasang, dll;
4. Rencana Pengembangan Tol : Semarang – Solo, Semarang – Batang, Jogja – Solo, Solo -
Mantingan, Semarang – Demak, Batang – Brebes; 5.
Wacana Pengembangan Tol di Selatan Jawa Tengah RTRWN Cilacap – Kebumen – Purworejo – Jojakarta – Solo;
6. Pengembangan Blok Cepu;
7. Pengembangan Jalur Lintas Selatan JJLS;
8. Dan Lain-lain.
Evaluasi RTRWP Jawa Tengah juga membahas mengenai faktor eksternal yang mempengaruhi kehidupan sosial ekonomi dan tata ruang Jawa Tengah. Tinjauan yang
dititikberatkan pada perubahan kebijakan nasional yang terkait dengan Jawa Tengah ini menghasilkan kesimpulan bahwa telah terjadi penyimpangan yang signifikan pada faktor
eksternal sehingga membuat RTRWP ini tidak akurat lagi sebagai pegangan pembangunan Jawa Tengah.
1.6.
Rekomendasi dari Studi Evaluasi RTRWP 2003- 2018
Berdasarkan hasil evaluasi RTRWP Jawa Tengah tersebut di atas, maka perlu diadakan revisi dari RTRWP tersebut. Meskipun pada awalnya RTRWP ini memenuhi syarat dan dapat
dijadikan acuan bagi kegiatan pembangunan Jawa Tengah, tapi pada perkembangannya saat ini, revisi perlu dilakukan untuk menyesuaikan dengan perkembangan Jawa Tengah yang
ternyata menyimpang secara signifikan, dan juga untuk mengantisipasi perubahan eksternal yang ternyata besar pengaruhnya bagi pembangunan wilayah Jawa Tengah.
Berdasarkan hasil evaluasi, RTRWP Jawa Tengah saat ini dapat dimasukkan dalam tipologi C, yaitu suatu keadaan di mana RTRWP sah, tapi dalam pelaksanaannya telah terjadi
simpangan yang cukup besar, dan terjadi pula perubahan faktor eksternal yang cukup besar. RTRWP dengan tipologi C memerlukan peninjauan kembali, selain juga perlu pemantapan
dalam pemanfaatan dan pengendalian RTRW sehubungan dengan adanya simpangan yang besar tersebut. Revisi atau peninjauan kembali RTRWP secara pokok yang diperlukan adalah
seperti uraian di bawah ini. 1 Masukan
Diperlukan masukan atau informasi baru yang berkaitan dengan faktor eksternal yang berpengaruh terhadap kinerja pembangunan Jawa Tengah. Faktor-faktor eksternal
seperti telah dibahas pada analisis membawa pengaruh terhadap penyimpangan dari tujuan dan sasaran RTRW yang terjadi. Karena itu data-data menyangkut hal tersebut
perlu lebih dieksplor pada revisi RTRWP. Diperlukan pula masukan dan informasi lainnya menyangkut keadaan terkini Jawa
Tengah secara fisik, sosial, dan ekonomi. Sebagian besar data seperti perkembangan penduduk, penggunaan lahan, keadaan fasilitas dan prasarana, serta perekonomian
Jawa Tengah telah dipaparkan dalam evaluasi ini. Data-data tersebut akan sangat berguna dalam revisi, di samping diperlukan data-data yang lebih lengkap sesuai
dengan kebutuhan analisis. Hal ini diperlukan untuk dapat melakukan prediksi kembali keadaan di masa datang karena telah terjadinya simpangan yang cukup besar tersebut.
RTRW Provinsi Jawa Tengah 2009-2029
Pendahuluan I - 16
2 Proses
Dalam proses revisi RTRWP, kegiatan yang perlu dilakukan adalah: a.
Melakukan analisis terhadap penyimpangan yang terjadi. Perlu diketahui secara pasti penyebab-penyebabnya, apa yang menjadi penyebab utama dan apa yang
mendukung terjadinya penyimpangan tersebut. b.
Menganalisis hubungan faktor eksternal terhadap kebijakan pembangunan daerah. c.
Menganalisis hubungan faktor eksternal terhadap pola dan struktur wilayah Provinsi Jawa Tengah.
d. Sehubungan dengan perubahan faktor eksternal yang signifikan, serta kinerja
pembangunan Jawa Tengah yang cukup menyimpang, maka prediksi-prediksi yang dilakukan perlu diperbaharui. Selain itu, sangat mungkin diperlukan suatu
perumusan kembali tujuan-tujuan pembangunan, masalah pembangunan dan pemanfaatan ruang wilayah, dan strategi pengembangan wilayah yang mungkin
memerlukan beberapa skenario pengembangan.
1.7.
Gambaran Umum
Jawa Tengah adalah sebuah provinsi I ndonesia yang terletak di bagian tengah Pulau Jawa. Provinsi ini berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat di sebelah barat, Samudra Hindia dan
Daerah I stimewa Yogyakarta di sebelah selatan, Jawa Timur di sebelah timur, dan Laut Jawa di sebelah utara. Luas wilayahnya 32.622 km² dari luas pulau Jawa. Provinsi Jawa Tengah
juga meliputi Pulau Nusakambangan di sebelah selatan dekat dengan perbatasan Jawa Barat, serta Kepulauan Karimun Jawa di Laut Jawa.
Pengertian Jawa Tengah secara geografis dan budaya kadang juga mencakup wilayah Daerah I stimewa Yogyakarta. Jawa Tengah dikenal sebagai jantung budaya Jawa.
Meskipun demikian di provinsi ini ada pula suku bangsa lain yang memiliki budaya yang berbeda dengan suku Jawa seperti suku Sunda di daerah perbatasan dengan Jawa Barat.
Selain ada pula warga Tionghoa-I ndonesia, Arab-I ndonesia dan I ndia-I ndonesia yang tersebar di seluruh provinsi ini.
Dalam hal administrasi pemerintahan, Provinsi Jawa Tengah terbagi dalam 29 Kabupaten dan 6 kota. Administrasi pemerintahan kabupaten dan kota ini terdiri dari 544 kecaamatan,
dan 8.490 desa kelurahan. Adminsitratif kabupaten kota di Provinsi Jawa Tengah lebih jelas dapat dilihat di peta di halaman berikut.
1.7.1. Letak Geografis
Jawa Tengah sebagai salah satu provinsi di Jawa, letaknya diapit oleh dua Provinsi besar, yaitu Jawa Barat dan Jawa Timur. Letaknya 50 40 dan 80 30 Lintang Selatan dan antara
1080 30 dan 1110 30 Bujur Timur termasuk Pulau Karimunjawa. Jarak terjauh dari Barat
ke Timur adalah 263 Km dan dari Utara ke Selatan 226 Km tidak termasuk Pulau Karimunjawa.
1.7.2. Administratif