Kebijakan Pengembangan Struktur Ruang

RTRW Provinsi Jawa Tengah 2009-2029 Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Provinsi Jawa Tangah 2 - 3 6. Mewujudkan pengelolaan lingkungan hidup yang optimal melalui keterpaduan perencanaan tata ruang wilayah nasional, provinsi dan kabupaten kota dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan hidup, mengurangi laju pemanasan global; meningkatnya kualitas dan pengelolaan kekayaan keragaman jenis dan kekhasan sumber daya, serta mengurangi risiko bencana alam. Pencapaian visi dan misi ini sangat terkait dengan pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya untuk membangun daerah serta struktur perekonomian. Tabel 2.1 Visi dan Misi Tujuan Penataan Ruang Visi Misi Tujuan Maju Mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas sebagai pelaku pembangunan guna menciptakan ruang wilayah yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan bagi peningkatan kesejahteraan. Mandiri Mewujudkan perekonomian daerah yang menyeimbangkan dan menyerasikan perkembangan antarwilayah, kegiatan antarsektor secara dinamis dan integral. Mewujudkan tata kelola yang meningkatkan kinerja keterpaduan pembangunan ruang darat, ruang laut, ruang udara, dan ruang dalam bumi dalam rangka keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan. Mewujudkan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana yang menunjang pengembangan wilayah, sehingga dapat menggerakkan perekonomian, meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas faktor-faktor produksi wilayah perdesaan dan perkotaan dalam rangka peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat. Sejahtera Mewujudkan kehidupan masyarakat yang sejahtera didukung kondisi pertahanan dan keamanan negara yang dinamis dalam lingkup integrasi nasional Lestari Mewujudkan pengelolaan lingkungan hidup yang optimal Dengan mempertimbangkan visi misi, karakteristik tata ruang, isu strategis dan kondisi objektif wilayah Provinsi Jawa Tengah, maka diformulasikan tujuan penataan ruang wilayah Provinsi Jawa Tengah 2009-2029 adalah: “Terw ujudnya ruang Provinsi Jaw a Tengah yang lestari dengan memperhatikan pemerataan pembangunan w ilayah”

2.2. Kebijakan

2.2.1 Kebijakan Pengembangan Struktur Ruang

Kebijakan penembangan struktur ruang didasarkan kepada konsep regionalisasi pengembangan wilayah dan pengembangan sistem kota-kota yang ada di Wilayah Provinsi Jawa Tengah melalui pengembangan sistem prasarana transportasi darat, laut, dan udara, energi, telematika, pengairan dan lingkungan permukiman. RTRW Provinsi Jawa Tengah 2009-2029 Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Provinsi Jawa Tangah 2 - 4 Pengembangan transportasi direncanakan secara terpadu, baik darat, laut dan udara. Rencana pengembangan transportasi darat diarahkan pada peningkatan kapasitas jaringan jalan yang sudah ada, terutama jalan nasional yang menghubungkan kota-kota PKN, PKW dan PKL. Untuk rencana pengembangan transportasi laut, terutama ditujukan untuk peningkatan kapasitas pelabuhan dermaga yang ada. Untuk transportasi udara pengembangannya diarahkan dalam peningkatan kapasitas bandar udara yang ada. Pengembangan prasarana ekonomi lainnya seperti energi, telematika, pengairan dan lingkungan permukiman, arah kebijakan Provinsi Jawa Tengah adalah ditujukan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas jangkauan pelayanan jaringan bagi kawasan yang memiliki potensi strategis. Dalam pengembangan prasarana memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan sistem Jawa-Bali. Berdasarkan pertimbangan di atas, maka kebijakan pengembangan struktur ruang dirumuskan sebagai berikut: a. Peningkatan pelayanan perdesaan dan pusat pertumbuhan ekonomi perdesaan; b. Peningkatan pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah yang merata dan berhierarki; dan c. Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan infrastruktur transportasi, telekomunikasi, energi, dan sumber daya air yang terpadu dan merata di seluruh wilayah provinsi. 2.2.2 Kebijakan Pengembangan Pola Ruang Kebijakan penataan ruang dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah diarahkan untuk mewujudkan pola ruang wilayah yang serasi dan seimbang dalam upaya pemanfaatannya, baik untuk ruang kawasan lindung maupun ruang untuk kawasan budidaya sehingga dalam pengembangannya dapat berdaya guna dan berhasil guna secara optimal sesuai dengan potensi dan kendala yang ada. a. Pengembangan Kawasan Lindung Pengembangan kawasan lindung yang direkomendasikan untuk Provinsi Jawa Tengah, mempunyai maksud tujuan sebagai berikut : 1. Pemanfaatan kawasan lindung sesuai dengan fungsinya masing-masing. 2. Penetapan kawasan lindung sesuai dengan fungsinya yang telah ditetapkan. 3. Pengendalian pemanfaatan ruang pada kawasan lindung agar sesuai dengan fungsinya yang telah ditetapkan. Pada prinsipnya kegiatan budidaya yang telah ada di kawasan lindung dapat dilanjutkan sejauh hal itu tidak mengganggu fungsi kawasan lindung yang ditetapkan bagi kawasan tersebut. Apabila kegiatan tersebut dianggap dapat mengganggu fungsi lindung, maka perlu dilakukan pembatasan terhadap pengembangannya atau dihentikan kebutuhan pengembangannya dengan tetap mengupayakan kelestarian dan keseimbangan lingkungan. Penetapan kawasan lindung konservasi diupayakan mencapai minimal 30 dari total luas DAS. Berdasarkan gambaran di atas maka kebijakan penataan ruang terkait pengembangan pola ruang kawasan lindung meliputi: 1. Pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup; dan 2. Pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup. RTRW Provinsi Jawa Tengah 2009-2029 Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Provinsi Jawa Tangah 2 - 5 b. Pengembangan Kawasan Budidaya Kawasan budidaya adalah sisa pengurangan luas wilayah keseluruhan dikurangi kawasan lindung. Pengembangan kawasan budidaya ditetapkan menyebar secara merata di seluruh wilayah dengan arah pengembangan berupa budidaya pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, perindustrian, permukiman dan pariwisata serta pengembangan potensi sumber daya alam lainnya seperti hutan produksi dan pertambangan. Berdasarkan gambaran di atas maka kebijakan penataan ruang terkait pengembangan pola ruang kawasan budidaya meliputi: 1. Perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antar kegiatan budi daya; dan 2. Pengendalian perkembangan kegiatan budi daya agar tidak melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan.

2.2.3 Kebijakan Pengembangan Kaw asan Strategis Provinsi