RTRW Provinsi Jawa Tengah 2009-2029
Pendahuluan I - 12
C. Prosedur Penyusunan
Berdasarkan Pedoman Peninjauan Kembali dan Penyusunan RTRW, prosedur penyusunan RTRW dapat dinyatakan lengkap jika sekurang-kurangnya telah disusun
berdasarkan pedoman penyusunan yang berlaku, melibatkan seluruh tim koordinasi tata ruang kota serta pihak lain yang terkait
stakeholder, melalui suatu proses konsensus dan musyawarah dalam mengalokasi ruang dengan tetap memeperhatikan arahan dari
rencana tata ruang yang lebih tinggi, melalui pembahasan antar sektor dan telah menjadi kesepakatan bersama antar sektor, serta telah disetujui oleh DPRD Prov.
1. Penyusunan berdasarkan pedoman penyusunan yang berlaku;
2. Penyusunan melibatkan seluruh tim koordinasi tata ruang kota serta pihak lain yang
terkait stakeholder; 3.
Penyusunan melalui suatu proses konsensus dan musyawarah dalam mengalokasi ruang dengan tetap memeperhatikan arahan dari rencana tata ruang yang lebih
tinggi; 4.
Penyusunan melalui pembahasan antar sektor dan telah menjadi kesepakatan bersama antar sektor;
5. Penetapan dan Pengesahan.
1. ASPEK STRUKTUR DAN PEMANFAATAN RUANG
Evaluasi terhadap aspek struktur dan pemanfaatan ruang perlu dilakukan untuk melihat kemampuan RTRW di dalam mengakomodasikan dinamika perkembangan
pemanfaatan ruang yang ditetapkan di dalam RTRW dan implementasinya di lapangan, serta tindakan yang diperlukan untuk menanggulangi penyimpangan yang
terjadi.
2. ASPEK PENGENDALI AN PEMANFAATAN RUANG
• Pemasyarakatan Rencana Pemasyarakatan rencana merupakan tahapan penting dalam penyebarluasan dan
sosialisasi materi rencana tata ruang kepada seluruh lapisan dan stakeholder
terkait. Tahapan ini merupakan langkah awal sebagai dukungan upaya pengendalian pemanfaatan ruang, karena dengan pemahaman yang dimiliki
stakeholder khususnya masyarakat dapat memberikan pertimbangan dan keberatan atas implementasi pemanfaatan ruang di lapangan.
Berdasarkan hasil pengamatan lapangan, upaya pemasyarakatan RTRW belum mencapai hasil efektif. Hal ini antara lain ditunjukkan oleh masih rendahnya
pemahaman terhadap materi rencana baik secara kuantitas maupun kualitas. Secara kuantitas relatif rendah, karena pihak yang memahami relatif terbatas,
khususnya pihak eksekutif tingkat kota dan kecamatan. Sedangkan secara kualitas terbatas pula, karena materi penting rencana berupa arahan dan rencana
pengembangan tidak diketahui secara menyeluruh oleh pihak terkait. Masih belum efektifnya pemasyarakatan rencana tersebut antara lain dipengaruhi pula
oleh belum dituangkannya tahapan pemasyarakatan rencana dalam rencana tindak yang lebih konkrit. Rencana tindak tersebut dapat memuat frekuensi
pelaksanaan sosialisasi, stakeholder yang terlibat, dan evaluasi terhadap pelaksanaan sosialisasi.
• Pemantauan Pemanfaatan Rencana Pemantauan pemanfaatan ruang pada dasarnya merupakan salah satu bentuk
kegiatan pengawasan dalam rangka pengendalian pemanfaatan RTRW Prov.
RTRW Provinsi Jawa Tengah 2009-2029
Pendahuluan I - 13
Jateng. Dalam RTRW Prov. Jateng telah dirumuskan bahwa pemantauan pemanfaatan ruang mencakup kegiatan identifikasi perkembangan aspek yang
diarahkan dalam rencana serta kegiatan pengumpulan dan up-dating data untuk
mengidentifikasikan perkembangan yang terjadi baik dari segi pemanfaatan ruang, perkembangan ekonomi, kependudukan, prasarana utama wilayah, serta
program proyek pembangunan. Lebih lanjut dijelaskan bahwa pemantauan pemanfaatan ruang dilakukan melalui pengembangan sistem basis data yang
terkoordinasikan dengan baik yang memerlukan dukungan pengembangan sistem kelembagaan dan pembinaan staf dalam kuantitas dan kualitas yang memadai.
Berdasarkan hasil pengamatan lapangan, kegiatan pemantauan pemanfaatan ruang ini memiliki keterkaitan erat dengan kegiatan peninjauan kembali dan revisi
RTRW Prov. Jateng. Dapat dikatakan bahwa kegiatan peninjauan kembali merupakan indikator telah dilakukannya kegiatan pemantauan pemanfaatan
ruang. Walaupun demikian, kegiatan pemantauan pemanfaatan ruang masih perlu ditingkatkan kinerjanya, antara lain dengan penjabaran ke dalam rencana
tindak yang lebih terprogram, terstruktur dan konkrit sehingga dapat meningkatkan kualitas hasil yang diharapkan.
• Pengendalian Pemanfaatan Ruang Dalam RTRW Prov. Jateng telah termuat upaya pengendalian pemanfaatan
ruang. Pengendalian pemanfaatan ruang Kota Prov. Jateng mencakup kegiatan pengawasan dan penertiban dalam pemanfaatan ruang agar sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan. Kegiatan pengendalian diawali dengan adanya pemantauan. Didasarkan pada hasil pemantauan tersebut kemudian dilakukan
kegiatan pengawasan serta penertiban sebagai tindakan penyelesaian penanganan masalah tata ruang yang timbul karena adanya penyimpangan dari
apa yang direncanakan. Pengendalian pemanfaatan ruang ini mencakup kegiatan pengendalian
pemanfaatan ruang kawasan lindung dan pengendalian pemanfaatan ruang kawasan budidaya. Pengendalian pemanfaatan ruang kawasan lindung
berorientasi pada peningkatan fungsi kawasan lindung serta pembatasan dan pemindahan kegiatan budidaya yang mengganggu kawasan lindung. Sedangkan
pengendalian pemanfaatan ruang kawasan budidaya berupa upaya pengarahan lokasi kegiatan, pelarangan dan pembatasan kegiatan yang tidak sesuai serta
penyelesaian tumpang tindih antar kegiatan budidaya. Berdasarkan hasil pengamatan lapangan, diketahui bahwa kegiatan pengendalian
pemanfaatan ruang belum berjalan secara efektif. Hal ini ditunjukkan dengan masih terdapatnya ketidaksesuaian dan konflik pemanfaatan ruang di lapangan
yang seharusnya tidak terjadi. Ketidaksesuaian konflik tersebut berupa pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan arahan yang seharusnya, yakni
antara kawasan lindung dan kawasan budidaya atau antar kawasan budidaya. Sesuai dengan Pedoman Peninjauan Kembali dan Penyusunan RTRW, evaluasi
terhadap kelengkapan dan keabsahan data mencakup data kebijaksanaan pembangunan daerah, data karakteristik ekonomi wilayah, dan
kependudukan demografi, data sosial kemasyarakatan, data sumberdaya buatan, dan data sumberdaya alam.
RTRW Provinsi Jawa Tengah 2009-2029
Pendahuluan I - 14
D. Kesimpulan