RTRW Provinsi Jawa Tengah 2009-2029
Penetapan Kawasan Strategis Provinsi Jawa Tengah 5 - 7
5. Kawasan agropolitan kluster selatan-timur kawasan andalan Subosuka Wonosraten
dengan potensi unggulan pertanian, industri, pariwisata dengan kota tani utama di Surakarta
6. Kawasan agropolitan kluster tengah-utara kawasan andalan Kedung Sepur dengan
potensi unggulan pertanian, industri, pariwisata dan perikanan dengan kota tani utama di Kudus
5.1.19. Kaw asan Perbatasan Pangandaran – Kalipucang – Segara Anakan - Nusa Kambangan Pacangsanak
Merupakan kawasan kerjasama perbatasan antara Kabupaten Cilacap di Provinsi Jawa Tengah dengan Kabupaten Ciamis di Provinsi Jawa Barat. Meliputi delapan kecamatan di
Kabupaten Cilacap yakni Jeruklegi, Bantarsari, Kawunganten, Patimuan, Gandrungmanggu, Cilacap Utara, Cilacap Tengah dan Cilacap Selatan. Sementara untuk Kabupaten Ciamis,
mencakup tujuh kecamatan yakni Parigi, Cijulang, Cimeral, Sidamulih, Pangandaran, Padaherang dan Kalipucang. Pengembangan kawasan dilakukan dengan pendekatan holistik,
menyeluruh dan terpadu untuk pengamanan pemanfaatan ruang DAS Citanduy sebagai upaya penyelamatan Laguna Segara Anakan. Proses sedimentasi yang terjadi di Laguna
Segara Anakan sangat dipengaruhi oleh tutupan lahan yang terdapat di DAS Citanduy, karena Laguna Segara Anakan terletak di bagian hilir dari DAS tersebut. Upaya
penyelamatan Laguna Segara Anakan sangat penting untuk segera dilakukan mengingat adanya proses sedimentasi yang sangat cepat yang terjadi. Luas Laguna Segara Anakan
pada tahun 1978 sebesar 4.038 Ha, 20 tahun kemudian tahun 1998 luasnya berkurang menjadi sebesar 1.300 Ha, dan pada tahun 2002 luasnya tinggal 6 Ha. Penyelamatan Laguna
Segara Anakan mempertimbangkan ekosistem hidrologi DAS Citanduy. Beberapa isu penting pengembangan kawasan Pacangsanak antara lain kurangnya luas
hutan luas hutan minimum 30 tidak dipenuhi, pendangkalan alur sungai, perbandingan fluktuasi debit Qmaks Qmin yang cukup besar akibat kerusakan lahan di hulu dan tengah,
lemahnya pengendalian pemanfaatan ruang wilayah DAS, tingginya konversi lahan berfungsi lindung menjadi lahan pertanian atau permukiman, menurunnya kualitas lingkungan di hilir
estuary, dan menurunnya tingkat kehidupan ekonomi nelayan akibat berkurangnya populasi ikan.
Upaya pengelolaan kawasan ditujukan untuk menjamin kelestarian ekosistem yang memiliki nilai ekonomi, sosial dan ekologis melalui kegiatan pengembangan masyarakat, pengelolaan
sumber daya air dan pengendalian sedimentasi serta koordinasi program dan penguatan kelembagaan.
5.1.20. Kaw asan Perbatasan Cirebon- Brebes- Kuningan Cibening
Merupakan kawasan kerjasama perbatasan antara Kabupaten Brebes di Provinsi Jawa Tengah dengan Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Kuningan di Provinsi Jawa Barat.
Pengembangan kawasan perbatasan dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan keterpaduan dalam kegiatan pembangunan dan kegiatan pemanfaatan potensi-potensi
pembangunan yang terletak di wilayah perbatasan. Sektor-sektor unggulan yang kembangkan dalam kegiatan kerjasama pengembangan kawasan perbatasan terutama
adalah sektor transportasi, pariwisata, industri, kelautan, perikanan, kehutanan dan agrobisnis pertanian.
Kota-kota dalam wilayah pengaruh kawasan ini meliputi kota: Tanjung, Ketanggungan, Kersana, dan Losari sebagai pusat pengembangannya. Potensi alam yang mampu
menggerakkan aktivitas ekonomi adalah sektor pertanian dengan kegiatan utamanya subsektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan. Beberapa produk
RTRW Provinsi Jawa Tengah 2009-2029
Penetapan Kawasan Strategis Provinsi Jawa Tengah 5 - 8
agrobisnis unggulan diantaranya adalah bawang, telur asin. Untuk meningkatkan aktivitas kota pada kawasan ini perlu dilakukan peningkatan akses ke sentra produksi.
5.1.21. Kaw asan Perbatasan Blora – Tuban – Rembang – Bojonegoro Ratubangnegoro
Merupakan kawasan kerjasama perbatasan antara kabupaten Blora dan Kabupaten Rembang di Provinsi Jawa Tengah dengan Kabupaten Tuban dan Kabupaten Bojonegoro di Provinsi
Jawa Timur. Pengembangan kawasan perbatasan dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan keterpaduan dalam kegiatan pembangunan dan kegiatan pemanfaatan
potensi-potensi pembangunan yang terletak di wilayah perbatasan. Sektor-sektor unggulan yang kembangkan dalam kegiatan kerjasama pengembangan kawasan perbatasan terutama
adalah sektor industri, energi, transportasi, pariwisata, pertambangan, kelautan, perikanan, kehutanan dan agrobisnis pertanian.
Merupakan kawasan yang dikembangkan dengan tujuan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan pendapatan masyarakat melalui upaya peningkatan nilai tambah produksi
pangan pertanian.
Arahan pengembangan kawasan ini adalah ke sepanjang koridor pantai utara ke arah selatan dengan Kota Cepu sebagai penggerak pertumbuhan. Hal ini dilakukan karena
batasan-batasan fisik yang menjadi kendala perkembangan juga untuk menumbuhkan potensi kota-kota yang ada di sekitarnya. Akselerasi kawasan dapat dicapai melalui
peningkatanb akses regional yang menghubungkan antara kota Semarang-Rembang-Cepu- Bojonegoro, Semarang-Blora-Cepu-Bojonegoro, dan Surakarta-Purwodadi-Blora-Rembang.
Dengan kondisi topografi yang relatif datar dan kemiringan antara 0-8 maka kawasan ini sangat cocok untuk kawasan permukiman. Kawasan ini memiliki potensi sumberdaya berupa
minyak bumi dan kayu jati. Kebijakan pengembangan kawasan ini adalah sebagai selain sebagai distributor barang-barang produk wilayah
hinterland berupa hutan dan hasil tambang khususnya minyak bumi juga pengembangan transportasi yang diorientasikan
untuk memperkuat akses antarkota. 5.1.22. Kaw asan Perbatasan Pacitan- Wonogiri- Wonosari Paw onsari
Merupakan kawasan kerjasama perbatasan antara Kabupaten Wonogiri di Provinsi Jawa Tengah dengan Kabupaten Pacitan di Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten Gunung Kidul di
Provinsi DI Yogyakarta. Pengembangan kawasan perbatasan dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan keterpaduan dalam kegiatan pembangunan dan kegiatan pemanfaatan
potensi-potensi pembangunan yang terletak di wilayah perbatasan. Sektor-sektor unggulan yang kembangkan dalam kegiatan kerjasama pengembangan kawasan perbatasan terutama
adalah sektor transportasi, pariwisata, industri, kelautan, perikanan, pertambangan dan agrobisnis pertanian.
Kota-kota dalam wilayah pengaruh kawasan ini meliputi kota: Slogohimo, Bulukerto, Kismantoro, dan Purwantoro sebagai pusat pengembangannya. Potensi alam yang mampu
menggerakkan aktivitas ekonomi adalah sektor pertanian sengan kegiatan utamanya subsektor tanaman perkebunan. Beberapa hasil perkebunan yang potensial diantaranya
adalah minyak astiri, jamu-jamuan, dan mete yang telah diekspor ke mancanegara. Untuk meningkatkan aktivitas kota pada kawasan ini perlu dilakukan peningkatan prasarana jalan
sebagai sarana pergerakan arus arang dan jasa serta penambahan jumlah fasilitas sosial dan umum bagi masyarakat
RTRW Provinsi Jawa Tengah 2009-2029
Penetapan Kawasan Strategis Provinsi Jawa Tengah 5 - 9
5.1.23. Kaw asan Koridor Perbatasan Purw okulon Puw orejo dan Kulonprogo