RTRW Provinsi Jawa Tengah 2009-2029
Kelembagaan dan Peran Masyarakat 8 - 1
Bab 8
Kelembagan dan Peran Masyarakat
8.1. Kelembagaan
Bentuk-bentuk kelembagaan yang terlibat dalam proses penyusunan RTRW Provinsi Jawa Tengah dapat dikelompokkan sebagai berikut:
8.1.1. Lembaga Formal Pemerintahan
Unit yang diberikan tanggung jawab utama atas penataan ruang di Provinsi Jawa Tengah adalah lembaga yang ditunjuk oleh Gubernur yaitu BAPPEDA dan Dinas Cipta Karya dan Tata
Ruang Provinsi Jawa Tengah.
8.1.2. Lembaga Fungsional
Sebagai langkah - langkah koordinasi dalam penanganan penataan ruang, pembinaan dan pengembangan kebijakan tata ruang wilayah dan lintas sektor, koordinasi diselenggarakan
dalam suatu badan kordinasi dengan skala provinsi seperti BKPRD Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah Jawa Tengah yang berfungsi:
1.
Mengkoordinasikan pelaksanaan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi secara terpadu sebagai dasar bagi kebijakan pengembangan tata ruang wilayah provinsi dan kawasan
yang dijabarkan dalam program pembangunan sektor dan program pembangunan di daerah;
2. Merumuskan kebijakan dan mengkoordinasikan penanganan dan penyelesaian masalah
yang timbul dalam penyelenggaraan penataan ruang di wilayah provinsi, dan memberikan pengarahan serta saran pemecahannya;
3. Mengkoordinasikan penyusunan peraturan perundang-undangan di bidang penataan
ruang; 4.
Memaduserasikan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan penyusunan peraturan pelaksanaannya dengan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 5.
Memaduserasikan penatagunaan tanah dan penatagunaan sumber daya alam lainnya dengan rencana tata ruang;
6. Melakukan pemantauan monitoring pelaksanaan RTRW provinsi dan memanfaatkan
hasil pemantauan monitoring tersebut untuk penyempurnaan rencana tata ruang;
7. Menyelenggarakan pembinaan penataan ruang wilayah provinsi dengan mensinkronkan
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional Rencana Tata Ruang Wilayah kabupaten kota, serta rencana tata ruang wilayah sekitarnya dalam rangka pengembangan wilayah;
8. Mengembangkan dan menetapkan prosedur pengelolaan tata ruang;
9. Membina kelembagaan dan sumber daya manusia penyelenggara penataan ruang;
10. Menyelenggarakan pembinaan dan standardisasi perpetaan tata ruang.
BKPRD yang menjadi stakeholders dari kegiatan penyusunan RTRWP mencakup : a.
BKPRD dari daerah provinsi yang sedang melakukan penyusunan RTRWP. b.
Perwakilan BKPRD dari daerah provinisi dan kab kota yang berdekatan sistemik yang dapat memberikan dampak bagi penataan ruang di daerah yang sedanng disusun
RTRW Provinsi Jawa Tengah 2009-2029
Kelembagaan dan Peran Masyarakat 8 - 2
RTRWP nya. c.
Perwakilan BKPRD dari daerah provinsi dan kab kota yang dapat memberikan dampak bagi penataan ruang di daerah yang sedang disusun RTRWPnya.
Dalam melaksanakan tugasnya, BKPRD dibagi menjadi 2 kelompok kerja yaitu Kelompok Kerja Perencanaan Tata Ruang dan Kelompok Kerja Pengendalian Tata Ruang. Masing-
masing memiliki tugas sebagai berikut : 1.
Kelompok Kerja Perencanaan Tata Ruang − Memberikan masukan kepada BKPRD dalam rangka perumusan kebijakan penataan
ruang provinsi. − Mengkoordinasikan penyusunan Rencana tata Ruang yang menjadi wewenang dan
tanggung jawab pemerintah. − Mengkoordinasikan dan melakukan fasilitasi serta supervisi penyusunan rencana tata
ruang yang menjadi wewenang dan tanggung jawab pemerintah kab kota. − Mengkoordinasikan penyusunan rencana tata ruang wilayah provinsi dalam rangka
sentralisasi dengan rencana tata ruang wilayah kab kota, rencana tata ruang nasional, rencanan tata ruang wilayah Pulau Jawa-Bali, rencana tata ruang kawasan
tertentu prioritas dan rencana tata ruang wilayah provinsi yang berbatasan. − Menginventarisasi dan mengkaji masalah-masalah yang timbul dalam perencanaan
serta memberikan alternatif penyelesaiannya. − Menyampaikan usulan penyelesaian kebijaksanaan untuk dibahas dalam sidang pleno
BKPRD. 2.
Kelompok Kerja Pengendalian Tata Ruang − Menerima pelaporan masyarakat tentang pelanggaran pelaksanaan pembangunan
tata ruang − Memberikan masukan kepada BKPRD dalam rangka evaluasi pelanggaran yang
terjadi − Menginventarisasi dan mengkaji masalah-masalah yang timbul dalam pembangunan
keruangan serta memberikan alternatif penyelesaiannya − Membantu sosialisasi produk tata ruang kepada masyarakat untuk meningkatkan
kesadaran tentang pentingnya pembangunan berbasis tata ruang
8.2. Peran Masyarakat
8.2.1. Hak dan Kew ajiban Masyarakat